Karna keajaiban yang terjadi beberapa menit lalu Felix terbangun,masih dengan posisi paha sang ibu menjadi bantalnya dan changbin yang melamun di ujung kasur.
"Ma,gakpapa ya ini dibuka?"tanya Felix menunjuk masker oksigen di mulut nya "masih sesek ga?" Pertanyaan tersebut dibalas gelengan cepat oleh Felix.
Nyonya Lee membuka masker oksigen sang anak,setelah terbuka Felix mendudukan dirinya, menyandarkan punggungnya dengan bantal.
"Kak changbin kok bisa disini?" Tanya Felix,changbin yang ditanya memberikan senyuman "jenguk kamu" hal itu membuat Felix mata Felix mengerjab heran.
"Changbin kan anak nya tuan seo rumah sebelah sayang.udah ya mama ke bawah dulu" ucap nyonya Lee beranjak dari sana.
"Jadi ini alasan kamu lix" ucap changbin sedih dibalas anggukan dari Felix "tapi kamu kenapa? Aku gak tau pasti" Felix menatap mata changbin lalu menghela nafas.
"Hanya... Em yaaa lemah jantung" ucapan tersebut membuat mata changbin membola "hanya kau bilang?" Dibalas anggukan Felix.
"Sebentar lagi aku pergi dari dunia,karna aku tak ingin melakukan operasi jadi aku tak mau nantinya kakak kehilangan karna kurasa emm cinta kakak tulus ke aku" ucap Felix dengan nada sendu di akhir.
"Positif thinking oke,kamu bisa jalanin semuanya lix" entah kenapa semangat dari changbin sangat menyentuh hati Felix .
"Aku mau" ucap Felix setelah sekian lama terdiam "apa?" Tanya changbin bingung "jadi pacar kakak,asal Kaka sembunyiin penyakit aku" ucap Felix lirih
Tanpa disangka changbin membawa Felix ke pelukan hangat nya,nyaman.itu yang Felix rasakan,aroma mint dari tubuh changbin membuat Felix seperti tidak ingin melepaskan nya.
"Ekhem.. kayak nya papa ganggu ya?" Mendengar suara itu 2 oknum yang sedang berpelukan melepas pelukan nya dengan canggung.
"Kayaknya ada yang ofc pah" ucap seorang lainnya "kak Yong jae jangan ikut ikut an" ucap Felix dingin .
"CIE FELIX PUNYA PACAR" ucap yongjae lalu berlari dari ambang pintu kamar sang adik.
"YONGJAE JANGAN TERIAK" ucap tuan Lee lalu masuk ke kamar sang bungsu "nih lix makanan nya,dimakan ya.changbin suapin ya haha" ucap tuan Lee lalu beranjak dari sana.
"Aku bisa makan sendiri" ucap Felix tapi nyatanya lengan Felix bergetar hanya karna membawa beban sendok berisi nasi dan lauk pauk itu.
"Sini sama Kaka" ucap changbin mengambil alih makanan Felix,lalu menyuapi nya,Felix ragu untuk membuka mulut hanya saja melihat senyuman changbin membuat nya membuka mulut entah kenapa .
'sore hari
Jadi changbin tuh ngejenguk nya siang jam 2 an sekarang udah jam 5 sore aja,changbin lagi asik mainin hape nya sedangkan Felix lagi berusaha turun dari kasurnya yang emang lumayan tinggi,ngerasa ada yang kesusahan di sisi nya changbin auto lirik ke Felix.
"Mau kemana?" Tanya changbin ketika Felix sudah berdiri dengan benar "balkon" changbin menuntun Felix menuju balkon lengan kiri Felix menyeret infus an miliknya.
Changbin mendudukan Felix di kursi yang di sediakan di balkon Felix "senja cantik ya kak cuma banyak yang bikin senja jadi alay" ucap Felix di akhir in kekehan canggung.
"Padahal aku lebih suka bintang daripada senja" lanjut Felix , changbin setia mendengarkan dengan dirinya yang terduduk lesehan di dekat kaki Felix.
"Mereka setia,ada atau gak ada bulan mereka tetap percaya diri menampakkan diri mereka,aku pengen kayak bintang , bisa percaya diri tanpa mama sama ayah , ngelawan penyakit aku tanpa harus merepotkan orang lain" ucap Felix tanpa senyum yang pudar.
"Tapi bintang kadang gak ada,mereka udah gak percaya diri dong?" ucap changbin dengan alis menukik "bintang menghilang bukan karna rasa percaya diri mereka hilang,serupa dengan manusia mereka menghilang sesaat untuk apa? Untuk mengumpulkan rasa percaya diri, mengumpulkan kembali keberanian,dan kesanggup an mereka untuk memakai topeng kebahagiaan kembali" ucapan Felix membuat changbin melirik nya dengan mata membulat.
"Gak nyambung ya kak" mendengar hal itu changbin menggeleng ribut "gak aneh kamu disebut rank 1 paralel sama juara umum fel"Felix hanya tersenyum mendengarnya.
"Makin sore aja, kakak pulang dulu ya lix" ucap changbin diangguki Felix, sepeninggalnya changbin Felix kembali dengan Felix yang sebenarnya Felix tanpa senyuman tanpa cahaya,ya inilah Felix .
Sebenarnya Felix ingin menyerah dengan penyakit bawaan nya sejak kecil hanya saja ia masih ingin lebih lama menghabiskan waktu bersama keluarga nya,dan sekarang bertambah changbin makin sulit saja untuk Felix pergi dari dunia ini.
'malam hari
Tok..tok..
"Den felix ditunggu sama tuan dan nYonya dimeja makan" ucap maid yang merupakan pelaku pengetuk pintu. Lalu Felix keluar dengan wajah datar infus yang sudah ia lepas karna merepotkan menurutnya.
Berjalan santai menuju meja makan,disana sudah ada semua keluarga dan.. tunggu.. sepupunya ada di sana,sepupunya dekatnya.
"Loh? Bang Minho? Ngapain?" Iya,dia Minho kakak kelas yang sangat di sukai jisung,Felix sengaja tak memberitahu jisung karna pasti jisung akan sangat cerewet.
"Nyapu gue lix,ya mau makan lah" ucap Minho pura-pura ketus "cih,kesini cuma numpang makan" ucap Felix dengan nada yang sama "ya Allah apa salah hamba sampe punya adik sepupu gak ada akhlak cek Felix" ucapan Minho dibalas delik an tajam oleh Felix mengundang tawa di meja makan.
Selesai makan Felix mengajak Minho ke kamar nya "apaan lix?" Tanya Minho lalu duduk di bangku meja belajar Felix "bang,sifat kak changbin gimana? Kan Abang OSIS juga" pertanyaan Felix membuat Minho berhenti mengunyah keripik singkong di dekapan nya.
"Changbin mana nih? Seo changbin si ketos?" Pertanyaan tersebut di balas anggukan Felix "changbin tuh tegas kalo udah rapat,gak suka fake friends,kalo sama temen deketnya kek orang gila dilepas,kaya banget bisa liat kan rumah nya tuh,eh gue lupa Lo juga kaya hehehe--changbin gak suka diboongin,pembela kebenaran,ngapa?lu suka changbin?" Felix merebahkan dirinya di kasur empuknya "Felix udah pacaran sama kak changbin"
Ucap Felix berhasil membuat Minho tersedak "berani juga anjir si changbin,dia suka curhat kalo suka ku di ruang OSIS" membuat pipi Felix bersemu merah "udah ah mau bobo aja" ucap Felix lalu tertidur dengan senyuman.
Btw sekarang ini hari Sabtu dan besok Minggu jadi masih libur,Minho juga merebahkan dirinya di samping Felix "gue tidur disini ya lix" pinta Minho dibalas anggukan oleh Felix.
'pagi hari
"Felix,Minho ayo bangun kita sarapan dulu" suara lembut itu berasal dari nyonya Lee,lengan nya mengguncang pelan 2 oknum bermarga Lee yang sedang tidur berpelukan itu.
Felix membuka matanya,mendudukan dirinya lalu menatap sang mama lalu mengangguk kepalanya,itu tanda kalo Felix udah bangun , nyonya Lee pun pergi dari sana.
Felix menatap Kaka sepupunya,tanpa ancang-ancang Felix menampar pipi Minho membuat Minho bangun dan reflek memegang pipinya yang kena tampar "gak ada akhlak emang Lo lix,yang lembut aja bangunin nya" ucap Minho dengan tatapan tajam,sedangkan Felix memberikan tatapan datar.
"Gak akan mempan " lalu kaki jenjang Felix mengarah menuju kamar mandi.
Melihat Felix sudah tertelan pintu kamar mandi mata Minho bergulir menatap kamar Felix "gila kamar si Felix aesthetic bener" monolog nya,matanya sampai pada laci meja nakas,menarik laci tersebut terpangpanga lah buku bersampul gambar taburan bintang.
"Buku apeni" lengan Minho bergulir membuka buku tersebut,mata nya membulat ketika membaca isi buku tersebut.
"Bang,udah puas bacanya?.."
TBC
Maafkan jika ceritaku itu pada gak nyambung,aku cuma nyalurin isi otak aku aja:).Semoga kalian sehat sehat yaa,i love you:3
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] I LOVE YOU MY ICE | CHANGLIX
Random"jantung kamu emang lemah,tapi itu bukan opsi tuhan untuk bawa kamu" - seo changbin "Kak changbin juga berhak bahagia" - Lee Felix Start : 19 june 2020 (N) saya tidak berniat mengcopy dari cerita manapun ini murni dari kerja otak saya.