"Lo dimana?!" Teriak seseorang dibalik telepon.
"Nungguin lo di halte" Jawab Nadhin sambil satu tangannya mengusap lengan lainnya menghangatkan badan.
"Oghey ,tungguin" Kata seseorang lagi disebrang sana, terdengar suara derap kaki yang kencang sebelum diputuskannya sambungan.
"Makin dingin aja yah" Kata Nadhin sambil mengamankan ponselnya di tas punggung hitamnya "idung gue udah mampet nih" Suara nya terdengar mulai bindeng.
"Iya nih, makanya pake aja nih, punya gue" Kata gadis dengan surai pendek yang sudah sedikit terbasahi air hujan. "Gue masih tahan kok, dingin gini mah" Katanya lagi membela diri, karena sedaritadi tawarannya untuk memberi sweaternya pada Nadhin agar tidak kedinginan selalu ditolak.
"Hachuh! "
"Tuh kan, ni ah! Pake aja gapapa" Kesal Ayu karena Nadhin belum juga mau menerima bantuannya
Nadya Ayu Puspita ,gadis cantik dengan Surai pendeknya yang selalu melengkapi penampilannya,Ayu adalah pribadi yang apa adanya ,tidak pilah pilih teman dan dia adalah salah satu teman baik Nadhin sejak SMP.
"Ya udah gue pake yah, " Akhirnya Nadhin menerima uluran sweater Ayu dan mulai menanggalkan tas punggungnya untuk memakainya "maaf yah"
"Ngapain maap dah, " Ayu pun paham akan apa yang Nadhin pikirkan. "Udah pake aja"
Hari ini hujan datang tanpa ada tanda tanda, ditengah terik matahari guyuran gerimis kecil datang dan mulai lebat mengundang awan hitam untuk berkumpul, lalu menumpahkan rahmat Tuhan , lengkap pula dengan petir yang mulai menyambar dan keadaan seketika remang remang. Padahal arloji di pergelangan baru menunjuk angka 2 lebih beberapa menit.
"Gue tuh selalu nyusahin lo" Membuat Nadhin harus lari berpayungkan tas untuk melindungi kepalanya dari gerimis kecil yang baru turun saat Bel pulang berbunyi beberapa menit yang lalu. "Ngga enak guenya" Hingga tiba di halte yang lumayan ramai ini.
"Kan gue yang nawarin, ngga nyusahin kok" Kata Ayu mulai terhimpit saat ada remaja yang baru saja meneduh dibawah halte membuat ruang gerak halte semakin sempit, apalagi dengan kekeadaan seragam setengah basah.
"kecuali kalo lo yang minta, baru nyusahin, lagian selagi bisa menolong, ya tolongin lah, kan sebaik baik manusia, yang saling bermanfaat bagi manusia lain kan? "
Nadhin menjawabinya dengan gumaman saja merasa hidungnya gatal .
"Hachuh!""Sampe juga" datanglah Hanan dengan helaan nafas panjang lega.Lalu tanpa aba aba masuk menghimpit Nadhin yang berada di ujung halte, disamping Ayu yang terhimpit juga,memaksa Nadhin untuk melonggarkan lagi tempatnya berdiri untuk laki laki disampingnya ini.
Hanan Adiya Tama, cowok dengan setelan rambut yang selalu rapi,wangi parfum yang tak pernah ketinggalan,arloji hitam kesayangannya dan juga senyum manis yang selalu menyihir para wanita muda.
Jika digambarkan dengan kata kata kata mungkin akan terbayang sosok remaja laki laki yang rupawan,rajin,dan pastinya seperti idaman semua wanita,Tapi nyatanya Hanan hanya seorang cowok yang bobroknya minta ampun! Usilnya keterlaluan! Apalagi jika sudah disatukan dengan teman teman sengkleknya .
Hadeuhh geleng geleng deh ngeliatnya.
"Geser lagi,masih kebasahan nih" keluh Hanan sambil sedikit menggeser tempat Nadhin berdiri.
Hanan juga merupakan sahabat terbaik Nadhin sejak dulu, sejak masih embrio sampai sudah menjadi remaja seperti sekarang.
"Udah penuh Mas,ngga liat?" Berawal dari letak rumah yang berhadapan, terbentuklah mereka.