06. Senyummu

109 41 280
                                    

.
.
.
11 IPS 1.
.
.
"Eh_ mangap." Celetuk Zaki saat tubuhnya menyenggol meja milik Siska sampai tergeser, salah satu teman sekelasnya yang duduk tepat didepannya.

Siska langsung mendelik tajam menyadari celetukan Zaki yang terdengar seperti body shaming untuknya.

"Maap goblok!" Ucap Angga sempat mengoreksi sambil membereskan mejanya, karena bel istirahat baru saja berbunyi.

"Eh iya itu maksudnya. Mangap Siskaa."

Bukk! Sebuah buku mendarat tepat di pantatnya.

"Apa sih. Lo kalo suka sama gue ngomong dong jangan nabok pantat gue." Zaki yang tadinya sudah bersiap melangkah pun jadi berhenti akibat hantaman di pantat nya.

"Ga jelas lo." Kata Siska sekilas. Lalu kembali ke aktivitas sebelumnya yaitu membereskan buku bukunya.

"Gue tau gue ganteng. Jadi ngga aneh kalo lo naksir gue."

"Pede banget lo ampas tahu!" Celetuk Doni.

"Makasih pujian nya."

"Sinting!"

Zaki berjalan menuju depan papan tulis. Dengan memegang topi ditangan kanan nya, dan sebuah spidol ditangan kirinya.

"Kalo abang bilang Tarik sis. Jawabnyaaa?" Oceh zaki memulai atraksinya.

"Semongko!!" Jawab anak-anak kelas secara bersamaan.

"TARIK SISS!!."

"SMONGKOO!"

"Lama lo Yud. Kapan nyanyinya?" Ceplos seorang anak kelasnya.

"Bentar isi bensin dulu, lo pikir nyanyi ngga buang buang tenaga apa?!"

"Melek lo Alin!" Zaki menunjuk Alin. Sekedar informasi, Alin adalah blasteran Cina-Jawa and matanya sipit.

"Hargai gue dong! Gue nyanyi malah lo merem. Ngga kasih duit lagi. Gue ngambek nih"

Mendengar celetukan sang ketua kelas oglek, semua anak kelas tertawa. Bagi mereka yang kurang piknik, ini adalah rekreasi termurah-able sejak seminggu yang lalu.

Alin yang menjadi bahan ledekan pun hanya mendelik tajam, enggan menjawab apalagi meladeni ketua kelas oglek nya itu.

"Udah bentukannya gitu mali!" ucap Angga beranjak dari duduknya dan menghampiri zaki, karena pertunjukan akan segera dimulai.

"Bendahara lo itu. Ditabok pake buku kas baru tau rasa lo." timpal Doni menambahkan.

"Eh lu kertas amplas! Sini ngikut." tunjuk zaki pada Dion, kembaran Doni yang masih stay duduk di kursinya, memandangi mereka bertiga dengan tatapan tak minat.

"Gue absen." ucap Dion singkat.

"Absen mulu lo! Contoh nih kembaran lo, rajin. Rajin ngecrek. Hiya hiya."

"Lamaaaa, cabut ah. Gue laperr." cicit seorang murid bertubuh gempal bernama Gandi.

"Et dah, ngga sabar bener. Ya udah kita mulai nih."

"Sekali lagi. TARIK SIS??! "

"SMONGKOO!"

"E e e e bang jonoo. Kenapa kau tak pulang pulang.. Pamitnya pergi cari uang. Tapi kini malah menghilang. Joget semuanyaaa." Dengan ketukan berirama dari Angga di papan tulis, beatbox alakadarnya dari Doni, serta dilengkapi pula dengan suara indah zaki juga goyangannya yang menggugah tawa. Kelas akhirnya menjadi panggung konser dadakan ketua kelas oglek itu.

Yang tadinya berniat ke kantin, sekarang jadi ikut terbahak-bahak, menikmati suasana.

Zaki Yudha Wahyana. Ketua kelas 11 IPS 1. Kelakuan? Bisa kalian lihat sendiri. Perawakan? Tidak terlalu tinggi dengan kulit sawo matang.

SETRIP.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang