Assalamu'alaikum man teman
i comeback again nih bawa part 3.
Semoga suka.Yang mau komen, komen aja ngga pa pa. Apa aja boleh. Yang punya masukan masukan buat aku silakan komen aja..
Happy reading ❤️
"Eh diem diem aja si. Ngomong napah" celetuk Adit mengambil alih fokus yang lain,pasalnya sedari keluar kelas tadi,semuanya diam,hanya ada suara langkah kaki dan suara orang yang berlalu lalang di koridor menuju ruang perpustakaan.
"Harus gimana?" Tanya Rizki sarkas.
"Pms Lo? Marah marah?"
Nadhin yang berjalan paling belakang pun hanya menjadi pendengar saja sembari menilik sana sini mencari pemandangan indah dari lantai 2.
Gedung sekolahnya berbentuk seperti kubus tanpa tutup. Hampir setiap lantai terhubung dan setiap sudutnya terdapat tangga sebagai alat perpindahannya. Pe-letak-an nya diurut dari yang paling bawah. Ya! Kelas 10 dilantai 1, kelas 11 dilantai 2 dan kelas 12 dilantai 3. Tepat dibagian alas gedungnya terdapat lapangan multi fungsi yang sudah dilengkapi teknologi canggih. Dapat di set menjadi lapangan apa saja sesuai kebutuhan.
Tak terasa mereka sudah sampai di depan ruang perpustakaan. Perpustakaan di sekolah ini hanya ada satu unit. Dan berada di lantai 2. Jadi untuk mendatanginya tinggal berjalan mengurut jejeran kelas sampai menemukannya saja.
"Lo ambil bukunya bagi tiga. Lo ambil daftar nya" setelah berbaris didepan meja penjaga perpustakaan Genta langsung mengomando pasukannya.
Mereka kemudian mengerjakan apa yang sudah ditugaskan. Nadhin yang hanya ditugaskan untuk mengambil daftar peminjaman pun berakhir di antara rak rak besar perpustakaan karena tugasnya telah selesai.
Berjalan menyisir area buku astronomi. Melihat dan membaca sekilas tentang buku yang diambilnya.Bagi Nadhin membaca adalah kegiatan yang punya banyak manfaat. Tak perlu bayar dan tak perlu banyak tenaga.
"Samlekuuuum!!" Ditengah suasana perpustakaan yang tenang dan hening, tiba tiba terdengar sebuah suara yang memekakkan telinga.
"Waalaikumsalammm" jawab Nadhin dan lainnya juga yang ada didalam.
Kemudian mereka memasuki perpustakaan.
"Kalian ambil buku Sono. Gue mau ambil daftar pengambilan nya." Kata Lelaki pertama mengomando."Lo nyuruh gue juga? Lo ngapain? Cuma ambil daftar doang!" Semprot seorang gadis kepada lelaki pertama tadi.
"Yang ketua kan gue. Sebagai kacung nurut aja"
"Ogah" kemudian gadis tersebut berlalu menuju meja perpustakaan dan berniat mengambil daftar pengambilannya.
"Untung Lo cewek. Kalo ngga udah gue smackdown Lo"
"Apa!"
"Canda"
"_"
"Tapi candanya beneran" kemudian lelaki pertama menyusul lelaki kedua menuju ruangan dimana buku paket diletakkan. Nadhin yang menyimak dari jauhpun jadi bingung sendiri dengan percakapan mereka.
Saat Nadhin hendak keluar dari rak besar ,hampir saja keduanya bertabrakan.
"E buset!" Kejut lelaki pertama.Tak ada yang bisa dilakukan Nadhin selain tersenyum kikuk. Walaupun hanya senyum refleks,tapi Nadhin berhasil mendistrek suasana sekitar,begitu juga dengan lelaki itu yang terdiam mematung memandangi Nadhin penuh teka teki.
"Maaf" satu kata yang terlontar dari mulut Nadhin dan berhasil pula mengembalikan fokus lelaki itu.
"Hh? Iya ngga papa. Sorry juga" jawab lelaki itu.
Gilee senyum ngga sengaja aja manis apalagi kalo tulus dari hati. Tak sengaja Lelaki itu membatin.