09. Baru kenal pt3

79 27 134
                                    

.
.
"Siapa?" tanya Nadhin berbisik pada Hanan setelah tiba diparkiran.

"Temen-temen gue mau main. Sekalian bikin coveran baru" jawab Hanan santai.

"Ooh, Gilang ngga ikut?"

"Gilang ngojek dulu"

"Eh iya. Nganterin Ayu ya. Orang udah balik naik motor aja masih dianterin. Kang bucin emang si Gilang"

"Kok lo ngga bilang-bilang kalo ada cewek si Nan?!" tanya Rijal yang sudah bertengger di atas motor Revo hitam nya.

"Hh? Maksudnya? Ya ngga papa kan?" jawab Hanan sembari menyuruh Nadhin untuk naik ke motornya. Nadhin pun menurut saja.

"Ya ngga papa. Udah berapa lama kalian?" jawab Wahyu mewakili Rijal yang tengah sibuk men-stater motor automatic nya itu.

"Apanya?" tanya Hanan tak mengerti, begitu juga Nadhin yang jadi melirik Hanan lewat kaca spion.

"Katanya cewek lo. Gimana si?"

"Hah?" tanya Hanan tak santai, mulutnya ternganga lebar bersamaan dengan Nadhin yang masih menatapnya lewat kaca spion dengan raut muka yang terkejut, dengan mata yang membelalak.

"Pacaran nya udah berapa lama?" lanjut Wahyu dengan iringan suara besi yang tengah digenjot sekuat tenaga oleh Rijal.

"Bantuin napah?! Ngga ada inisiatif nya ya lo semua jadi temen" kata Rijal dengan nafas terengah-engah, tangannya memegangi helm yang padahal tidak kenapa-napa. Raut mukanya nampak frustasi.

"Dasar motor butut!" ucap Wahyu ikutan emosi, giginya menggeretak sambil kakinya menendang ban motor yang katanya Kesayangan Rijal itu.

"Eh! Anjip! Jangan ditendang juga ege!" refleks Rijal mengelus-elus pelindung ban depannya sambil menjauhkan kaki jahil Wahyu. "Gini-gini gue juga sayang"

"Sayang-sayang! Pala lo peyang"

"Buru lah! Bantuin" Kata Hanan melerai. Wahyu melangkah menghampiri motor Rijal. Rijal pun hanya bisa waspada takut-takut kalau Wahyu menendang 'sayang 2' nya ini. "Minggir"

Njlegender! Nger! Ngrrrrdh! Motor Revo milik Rijal pun akhirnya bisa menyala. Deru motornya sengaja Wahyu mainkan.

"Udah woy! Jangan bikin malu"

-----

Sementara di ujung parkiran yang lain, Zaki beserta si kembar dan juga Angga baru saja tiba diparkiran. Mereka menuju motor mereka yang entah kenapa selalu berjejer-an. Walau kadang terpisah 1 atau beberapa motor, yang pasti keberadaan motor mereka selalu berdekatan.

"Berisik lo semua!" gertak Zaki yang sedari tadi menjadi bahan ledekan teman-temannya, karena kesialan nya pagi ini yang ibarat pepatah, Sudah jatuh, tertimpa tangga juga.

Sekembalinya Zaki dari warung Dinda, Zaki langsung di marahi oleh Vivi yang ternyata sudah rapi amat siap kesekolah.  Kesialan kedua, setelah mengisikan bensin ke tangki motor nya, ternyata motor tersebut telah di booking oleh mamanya untuk arisan rutin di kantor PGRI sekecamatan,dan Zaki malas jika datang ke sekolah bersama papanya, terjadilah perdebatan kecil antara ibu dan anak itu. Lalu setelah dilaksanakan sidang dadakan dimeja makan, telah diputuskan bahwa Zaki diperbolehkan membawa motor pagi ini dengan syarat harus menyirami tanaman mama nya pagi ini.

Njlegender! Nger! Ngrrrrdh

Gegara mendengar deru motor yang baru saja mengumbar di udara, zaki jadi terpaku pada satu sosok yang tengah duduk manis di belakang seorang lelaki yang dikenalinya. Bayang-bayang tentang hari kemarin yang menyenangkan pun tiba-tiba datang.

SETRIP.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang