24. Aktif.

38 18 101
                                    

.
.
"Dhin, ayok."

"Malu, ih. Gimana kalo ketemu."

"Harusnya lo tadi bawa nampan buat tutupan, kalo malu. Lagian Jaki juga bercanda kali." Celetuk Hanan menarik Nadhin untuk segera pergi dari parkiran menuju kelas.

"DHIIN!!"

Deg! Tuh kan?!

"Pucuk dicinta, pangeran pun tiba." Celetuk Hanan, membalik badannnya dan menemukan Zaki berjalan ke arah mereka.

"Duluan yah," Nadhin memanfaatkan nya untuk kabur dan berjalan cepat menaiki tangga. Meninggalkan Hanan yang memanggil-manggil namanya.

"Dih, kok pergi?" Ujar Zaki setibanya disamping Hanan.

"Malu katanya," Jawab Hanan disertai kekehan. Merasa lucu dengan sikap sahabatnya yang barusan ia lihat.

"Ha?"

"Malu, congek."

"Ha? Gimana-gimana?" Zaki masih mematung tak percaya, hingga tangannya ditarik Hanan barulah ia sadar.

"Hah heh mulu lo, kek tukang keong!" Ucap Hanan menarik Zaki untuk berjalan bersama.

"Serius? Nadhin malu sama gue? Hahahahahha- kok lucu sih."

"Tanggung jawab lo udah bikin Nadhin setress, btw lo seriusan ngajak dia jalan?"

-----

"JALAN?!" ketiganya kompak melontarkan kata yang sama setelah Nadhin menuturkan perihal ajakan Zaki tadi malam.

Nadhin mengangguk mengiyakan.

"Serius?" Tanya Karin tak percaya. Nadhin hanya mengedikkan bahu tanda tak tahu.

"Gue juga agak nggak percaya, soalnya dia sukanya bercanda."

-----

"Hahahahahah-" Suasana kelas yang awalnya sunyi karena sibuk membuat rangkuman, tiba-tiba senyap-nyap karena ulah Zaki yang tiba-tiba tertawa terbahak-bahak. Menyita seluruh atensi anak-anak kelas, mereka memandang Zaki horor secara bersamaaan. Zaki tertawa tak lain dan tak bukan karena teringat kejadian tadi pagi, mengingat perkataan Hanan yang menuturkan Nadhin malu padanya. Itu lucu, menurutnya.

"Ketawa orang ganteng emang membahana, jadi gak usah pada heran." Ujar Zaki setelah menyadari seluruh anak kelas tengah memandangnya tanpa ekspresi.

Setelahnya banyak terdengar gerutuan, mulai dari yang langsung mengalihkan pandangan, yang membuat ekspresi ingin muntah, dan tak lupa juga Angga yang langsung menonyor pelan kepala Zaki.

"Kayaknya abis ini gue harus bikin pengumuman nih. 'Dicari, akal sehat Zaki asoy digeboy mujair'." Celetuk Doni kembali fokus ke buku nya.

"Nang ning nong-nang ning nong-" Lanjut Zaki bernada, lalu kembali tertawa sendiri sembari melanjutkan kegiatan merangkumnya.

"Udah berapa hari gak minum obat?"

"Enak aja, gue lagi bahagia ini. Gue ngajak jalan Nadhin, keren gak tuh?!" Pamer Zaki masih sambil merangkum.

"Ya terus gue harus bilang we-o-we, wow be-ge-te gituh?" Jawab Doni sambil fokus merangkum.

"Wowowowowowow, gak bisa dibiarin ini. Harus dirayain. Ga boleh enggak." Heboh Angga yang memang sangat mendukung Zaki. Angga menepuk-nepuk punggung Zaki bangga sambil berheboh-heboh ria.

"YANG DEPAN BISA DIEM GAK?!" Teriak Ghea merasa terganggu karena posisi duduknya yang tepat dibelakang gerombolan Zaki duduk.

"Berisik lu kutil badak." Celetuk Zaki menjawabi.

SETRIP.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang