12. Jepretan terakhir.

63 24 104
                                    


.
.

Cekrik!

"Jak, fokus fokus." Ucap Dion menilik Zaki yang memang tak bisa fokus sekarang.

"Hh? Lagi-lagi, yang banyak_"

"Lo kalo nervous jangan keliatan banget napah jak. Nadhin aja yang dideket lo gak kenapa-napa tuh."

Lah kenapa gue mulu deh,

Nadhin memandang Zaki sekilas. Kepalanya sedikit mendongak mengingat tingginya yang lebih tinggi dari Nadhin.

"Cupu banget lo jak. Kayak ngga pernah pdkt aja." Celetuk Hanan mengompori. Yang mana membuat Nadhin melayangkan geplakan cukup keras di lengan Hanan lewat belakang.

"Duh!!" Hanan memeletkan lidah meledek Nadhin. Nadhin kembali menghadap kedepan dan diam saja, tak mau ikut campur dan membuat suasana semakin membuatnya tak nyaman.

"Yok. Satu.. Dua.. Tiga!"

"Wehhhh fotbar nggak ngajak-ngajak nih." Kalimat ini bersumber dari sebelah kiri lapangan. Gilang disana, disampingnya Ayu berjalan menyamai langkah Gilang.

"Heh kirain gue udah pulang lo berdua." Kata Karin.

"Belom, gue mau pulang sama lo Rin." ucap Ayu sesampainya ditengah lapangan, bergabung bersama mereka.

Zaki, Angga, dan Si kembar yang memang belum kenal hanya diam melihat interaksi didepan mereka. Lalu dengan inisiatifnya Hanan memperkenalkan mereka.

"Ini Zaki, sebelahnya Doni. Trus pojok Angga." Hanan memperkenalkan mereka.

"Gue Gilang. Ini pacar gue." katanya sambil merangkul pundak Ayu.

"Siapa bilang?" tanya Ayu dan melepas paksa rangkulan di pundaknya.

"Gue, barusan."

"Hadeuuh, panas ya tiba-tiba." Keluh Karin sambil mengibas-ngibaskan tangannya. Meminta persetujuan Nadhin disamping kirinya.

"Hmm panas." Yang tanya siapa yang jawab siapa. Doni menjawabi keluhan Karin dan mengibas-ngibaskan kerah bajunya sendiri.

"Apaan sih lu tutup pulpen. Ngga ngomong sama elu." Angga disamping Doni jadi menyenggol pelan lengan Doni.

"Foto lagi gak nih?" Dion yang sedari tadi diam saja akhirnya buka suara.

"Heh kembar?" tanya Gilang setelah meyakinkan penglihatannya, bahwa rupa manusia yang barusan ia lihat adalah kembar.

"Iyain, sini Ay tengah." Ajak Karin pada Ayu. Ayu pun langsung berlari kecil mengambil posisi di tengah-tengah Karin dan Nadhin.

"Gue sini kali ya." Gilang mendekat kearah Hanan dan merangkulnya akrab siap berfoto.

Cekrik!

"Ngga pas nih komposisinya. Cowoknya ganjil sih." Keluh Karin sambil memperhatikan tatanan barisan mereka.

"Jadi gue ngacau nih?" Ucap Gilang sadar bahwa yang membuat jomplang adalah dirinya.

"Enggak gitu. Eh MAGENTA!" teriak Karin pada seseorang dipinggir lapangan yang terlihat baru saja keluar dari ruangan.

Genta yang tadinya menunduk memperhatikan kunci ruangan ditangannya jadi mendongak mencari orang yang memanggilnya.

"SINI!"

Dan Genta menurut saja.

"Lo nyuruh Genta?"

"Parah. Nyuruh KM sendiri."

SETRIP.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang