.
.
Kegiatan LDK tinggal menghitung hari. Semua yang akan mengikuti kegiatan itu pun mulai sibuk mempersiapkan berbagai keperluan dan ketentuan yang harus dibawa, seperti beberapa makanan dengan nama unik penuh teka teki yang di berikan panitia.Setelah sampai ke Minimarket yang dituju, Nadhin langsung turun dan memasuki area belanja tersebut. Namun saat hendak menanyakan sesuatu pada Hanan, laki-laki itu tak ada di belakangnya.
"Ayok masuk." Ucap Nadhin setelah menjumpai hanan masih berdiri di luar pintu minimarket.
"Bentar, gue nunggu Cicit." Jawab Hanan.
"Cicit?" Nadhin bingung.
"Citra.."
"Dih, jadian ya lo? Gak bilang-bilang. Mau rahasia-rahasiaan hh?" Tebak Nadhin melihat Hanan kian dekat dengan adik kelas yang tergabung di ekstrakurikuler yang sama itu.
"Bismillahirrahmanirrahim.. Dengan restu mama papa saya berniat memacarinya." Jawab Hanan menirukan sound TikTok yang tengah viral itu, juga dengan ekspresi yang ia buat semirip mungkin.
"Terus? Gue jadi nyamuk gitu?" Tanya Nadhin tak terima jika harus menjadi pihak ketiga yang keberadaannya tak akan pernah di pedulikan.
"Enggaklah." Jawab Hanan membuat Nadhin bingung lagi.
"Terus?"
----
"Beli apa dulu kita?" Nadhin menatap lelaki dengan jaket jeans di depannya ini. Entah bagaimana ceritanya, Zaki sudah sampai saja disini, ditugaskan Hanan menemaninya berbelanja. Sementara manusia itu, pergi setelah Citra sampai dengan di antar temannya.
"Beli peralatan mandi dulu, gimana?" Saran Nadhin.
"Boleh," Lalu keduanya memasuki minimarket tersebut dengan Zaki berjalan di belakang Nadhin. Dengan tujuan agar ia bisa melihat orang yang datang dari depan, samping maupun belakang Nadhin. Berjaga-jaga saja pada orang-orang yang ada disana.
"Lo gak beli?" Tanya Nadhin setelah ia memilih-milih produk yang akan ia beli, sementara Zaki hanya memperhatikannya memilih.
"Dua-in aja. Gue apa aja cocok kok." Jawab Zaki.
Nadhin sedikit terheran kali ini. Ini beneran Zaki yang pecicilan itu kan? Yang selalu menanggapi ucapannya dengan beribu bahasa aneh kan? Yang selalu menggombalinya setiap saat kan?
"Oke," ucap Nadhin menuruti Zaki. Namun untuk beberapa hal, Nadhin meminta Zaki untuk memilih sendiri.
-----
"Berapa mba?" Tibalah saat mereka membayar belanjaan mereka. Lalu Zaki membuka dompetnya dan mengeluarkan sebuah kartu.
"Pake debit bisa kan mba?" Lalu mba kasir tersebut menerima kartu itu dan mulai mengeksekusi nya.
"Zak, gue bayar sendiri aja." Senggol Nadhin pada Zaki di sampingnya. Nadhin pun sedikit berbisik mengatakannya.
"Tanggung, nanti aja." Ucap Zaki santay.
Di sisi lain minimarket itu, seorang lelaki hanya bisa melihat pemandangan itu tanpa ekspresi. Hatinya jadi aneh setelah mengenal sosok gadis yang sekelas dengannya itu.
Kemarin dia bisa dengan leluasanya berinteraksi dengan Nadhin, tapi hari ini rasanya pertemuan di hari kemarin bukanlah apa-apa. Bahkan rasanya tak pernah terjadi. Begitu mudah nya sebuah kondisi berputar dan berbalik?
Sebenarnya gue kenapa? Tanyanya pada diri sendiri. Lalu melihat gadis yang jauh di sampingnya yang tengah memilihkannya beberapa peralatan dan ketentuan yang harus dibawa LDK nanti.