02. Ramalan konyol.

200 78 510
                                    

Hay semua. Assalamu'alaikum. Semoga sehat selalu ya. Hari ini aku bawa part 2 ceritaku nih. Semoga kalian suka. Kalo suka jangan lupa vote dan komennya.

Oiya buat yang mau tanya ,boleh. Tanya apa aja? Boleh banget.

Komen disini

Disini juga boleh.

Happy reading ❤️

" Seger banget" Pagi ini nampak cerah. Awan putih seolah melukiskan cerita hari ini. Nadhin yang tengah berjalan menuju rumah Hanan, rumah didepannya dibuat takjub dengan ciptaan tuhannya.

"Motor gue udah selesai nih, kuy berangkat" Kata Hanan setelah bangun dari duduknya dikursi teras rumahnya.

Nadhin dan Hanan, dua remaja yang telah lama hidup berdampingan. Sejak masih dalam kandungan sampai sebesar ini. Keduanya sudah sangat akrab. Bahkan telah menganggap saudara.

"Hana mana? " Tanya Nadhin sambil melepas sepatunya hendak memasuki rumah Hanan menyapa penghuninya.

"Tuuh, nonton TV" Tunjuk Hanan pada kenampakan bocil yang duduk diatas sofa menghadap tv dengan kaos singlet dan celana dalam khas balita.

"Nonton apa? " Tanya Nadhin sesampainya disana, menghampiri Hana.

"Dudhung" Jawab Hana menunjuk televisi dengan garpu kosong ditangannya.

"Ana abis makan apa? Kok ngga bagi bagi sih?" Gemas Nadhin mencubit pelan pipi Hana dan membersihkan sedikit remahan disana.

"Cingkong" Jawab Hana lalu beranjak turun dari sofa dan berlari kecil kedapur sambil mengacungkan garpu ditangannya. Nadhin yang ditinggalkan begitu saja, memutuskan untuk menghampiri Hanan yang tadi memasuki kamarnya.

" e colok!! " Rupanya kenampakan Nadhin yang hendak membuka pintu bersamaan dengan Hanan yang juga membuka pintu dari dalam mengejutkan Hanan. "Anj*r ngagetin aja lu" Kata Hanan.

Nadhin yang sama terkejutnya pun jadi mematung ditempat.

Satu

Dua

Tiga

"HAHAHAHAHAHA AHAHAHA" Nadhin terbahak bahak menyadari celetukan Hanan yang terdengar menggelikan dan menimbulkan tawa. "Ko jadi colok si? Lagi kesel ama siapa? Sampe pengen colok colok? Haha"

"Hah? " Tanya Hanan bingung, atau lebih tepatnya mengelak.

"Lo tadi latah e colok! Gitu" Jelas nadhin masih dengan sisa tawa yang mengocok perutnya.

"Siapa yang latah heh?! " Elak Hanan menjauhkan wajah nadhin yang menginterogasinya dengan telunjuknya sekali dorong. Lalu berlalu menuruni tangga.

"Cowok kok latah" Ejek Nadhin lirih. Lalu ikut menuruni tangga bersiap berangkat kesekolah.
Setelah sampai dibawah dekat sofa Nadhin melihat Hana berlari kecil ke arahnya dan Hanan.

"Cingkong" Kata Hana lalu menyodorkan garpu yang kali ini berisi singkong goreng yang masih hangat.

Hap!

Hanan membungkukkan badan menerima singkong goreng di garpu yang mengarah ke arahnya tanpa izin. Lalu mengunyahnya.

"AAAAA! " Hana terlihat bingung, melongo. Singkong yang tadinya Hana ambilkan untuk nadhin sudah dilahap abangnya yang sadis , lalu menagis kencang.

"Kenapa? Kok nangis? " Melihat Hana menangis membuat Nadhin langsung menggendongnya dan menanyainya. Hanan disampingnya pun hanya diam sambil mengunyah.

SETRIP.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang