Kim Jieun.
Anak gadis cantik yang kini berusia 7 tahun itu sekarang tengah membereskan dapur di tempat tante satu-satunya itu. Tangan kecil nya begitu cekatan. Baru ini yang bisa dia kerjakan untuk membantu pekerjaan rumah Ontinya.
Jieun yang tumbuh dilingkungan penuh musik itu menjadi anak yang juga menyukai musik. Yeri dengan sabar mengajarkan Jieun bermain piano dan gitar. Jieun juga mendapat pelajaran pelajaran menyanyi dari orang-orang yang sering kali datang untuk bermusik di studio milik tantenya itu.
Jieun yang pengertian. Sedari kecil dia memang melihat keanehan dalam keluarga nya. Tidak adanya sosok ayah ataupun pasangan mommynya. Tapi Jieun tidak pernah kecil hati, rasa sayang Jennie dan juga Yeri padanya membuat Jieun merasa sangat dicintai.
Jieun yang riang dan supel banyak memiliki teman di sekolah dan lingkungan studio Yeri. Setiap harinya, Jieun akan berada di studio milik Yeri tiap kali pulang sekolah dan akan kembali ke rumah mommynya saat malam.
Berdua berjalan dengan ibunya itu, membuat kenangan tersendiri bagi Jieun kecil. Mereka sering kali makan di luar saat menuju arah pulang. Saat ibunya gajian, Jieun tentu akan makan yang lebih enak. Jieun sangat menyukai ayam goreng. Seperti layaknya anak seumurnya.
Tau kalau ibunya lelah bekerja, Jieun tidak pernah meminta apapun kecuali hal itu sudah mendesak. Untungnya, Jennie selalu memperhatikan barang-barang Jieun. Walaupun tidak mahal, yang penting pantas Jieun gunakan. Seperti itu prinsip Jennie. Jennie juga selalu membelikan mainan dan jajan yang sedang hits dikalangan anak jaman sekarang.
Bukan hanya Jennie. Yeri juga seperti itu. Saat dia punya uang berlebih, dia akan mengajak Jieun pergi ke mall atau taman bermain. Memberikan Jieun hiburan yang layak.
Jennie dan Yeri berusaha keras untuk selalu ada buat Jieun.
Jieun si anak baik, itu yang membuatnya memiliki banyak teman. Tidak sedikit juga orang tua dari teman-teman nya yang jatuh hati dengan anak yang memiliki pipi mandu seperti ibunya itu.
Suatu hari, Jennie dan Yeri kaget saat Jieun pulang membawa pianika. Ternyata Jieun mampu menabung untuk membeli barang itu. Setiap harinya, ada saja yang memberika Jieun makanan. Jadi saat di sekolah, Jieun bisa menyimpan uang jajan dan membeli pianika itu.
Jieun memang tumbuh menjadi anak yang lebih dewasa dibanding umurnya.
"MOMMYYYYY!!!!" suara Jieun yang saat ini sudah sampai di sebuah kedai makan favoritnya bersama dengan Yeri dan Yuna itu terdengar kencang saat melihat ibunya yang sudah duduk menunggu mereka.
"Hey, Jieun kecilkan suaramu.." Tegur Yeri, tapi Jieun tidak perduli. Dia rindu dengan ibunya.
Setiap beberapa hari di akhir bulan, Jieun selalu menginap di tempat Yeri. Karena Jennie bisa pulang malam sekali dan harus berangkat pagi-pagi untuk menyelesaikan laporan keuangan di akhir bulan. Maka hal seperti ini akan selalu terlihat saat akhirnya Jieun bertemu Jennie.
"Anak mommy jangan lari-lari, nanti Jieun jatuh," Sambut Jennie saat anaknya itu sudah mendarat aman dipelukannya.
"Tapi Jieun kangen mommy," Kata anak itu tulus. Jennie mengeratkan pelukannya saat Jieun berkata seperti itu.
"Hey, unnie. Ih manjanya, tadi aja jagoan sekali saat sama onti," Yeri tidak lama muncul dari belakang Jieun.
Jieun yang mendengar sindiran ontinya langsung merengek. "Mommyyyy... Onti Yeri tuh!"
"Yerim..." Tegur Jennie dan langsung di balas dengan ledekan oleh Yeri pada Jieun.
"Eh, ada siapa ini? Sepertinya aku belum pernah lihat," Jennie menyapa seseorang yang berdiri di belakang Yeri.