Sepanjang jalan setelah mengunjungi ayahnya, Jennie lebih banyak diam. Supir keluarga Kwon lah yang akhirnya mengantarkan Jennie pulang.
Jennie memikirkan apa yang tadi ayahnya tanyakan. Tentang perasaannya untuk Jisoo.
8 tahun berpisah, entah apa yang dirasakan Jennie untuk mantan istrinya itu. Sama seperti dia menghabiskan waktu dengan keluarganya tadi, tetap ada jarak diantara mereka.
8 tahun Jennie terbiasa hanya dengan Jieun dan Yeri. 8 tahun Jennie menutup hatinya rapat-rapat dari siapapun yang mencoba mendekat. 8 tahun dia sama sekali tidak merasakan hal lain selain cintanya pada Jieun.
Tapi seperti memang sudah takdir Jennie untuk selalu mengingat Jisoo. Entah takdir dari mana, kalau sifat Jieun sama persis seperti Jisoo. 80% hal yang Jieun suka dan tidak suka, sama seperti Jisoo. Bahkan kelakuan jahil Jisoo pun menurun pada anak itu.
Namun sikap manis Jieun pun sama persis. Semenjak umur 4 tahun, setelah Jennie memutuskan untuk bekerja. Jieun menjadi anak yang sangat mandiri tapi manja saat bersama Jennie. Sama seperti Jisoo yang selama ini dia kenal. Jisoo akan menjadi sosok yang pemberani dan mandiri saat di luar, tapi dia akan berubah menjadi sangat manja saat bersama Jennie.
Jadi, apa Jennie masih mencintai Jisoo? Sayang Jennie masih belum bisa menjawab itu, bahkan saat dirinya bertanya sendiri.
Lantas buat apa Jennie jauh jauh datang ke tempat Jisoo saat mengetahui ada hal bahaya yang sedang Jisoo rencanakan?
Lalu bagaimana bisa dia menyerahkan tubuhnya begitu saja malam itu pada Jisoo? Jennie rindu. Rindu akan pelukan hangat dan kelembutan Jisoo saat bersamanya. Bukan hanya sekedar berhubungan badan, namun saat melakukan itu. Jisoo menunjukkan bahwa dia masih sangat mencintai Jennie.Mengetahui fakta dimana tahun ini Lisa menemukan Jisoo yang sedang membuat perayaan kecil untuk ulang tahunnya, membuat hati Jennie benar-benar tidak karuan. Dan saat Jennie bangun tidur tadi pagi, dia melihat Jisoo sebagai orang pertama yang ada saat dia membuka mata. Jujur dalam hatinya, dia merindukan perasaan hangat itu. Ada di dekat Jisoo.
Belum lagi kini dia sudah mengetahui kalau hubungan Jisoo dan Soojoo ternyata hanya untuk pengalihan semata.
Jadi apa yang dia rasa? Apakah wajar merasa bersalah saat tadi dia memilih pulang dan diantar supir keluarganya dibanding pulang dengan Jisoo? Hatinya bahkan ikut merasakan sakit saat melihat raut kecewa dalam wajah Jisoo tadi.
Masih satu minggu lebih Jisoo harus berada di kota itu, biarlah. Biar Jennie pun bisa berpikir apa yang sebenarnya dia rasakan kini pada Jisoo.
*****
Sedang di tempat lain, Jisoo tengah duduk di ruang makan rumah kecilnya itu. Memakan makanan tanpa nafsu. Dia hanya menghindari kemungkinan buruk kalau dia mengabaikan kebutuhan untuk tubuhnya itu.
Dia memandang hampa kursi di depannya, kursi yang tadi pagi di duduki Jennie. Kursi yang dulu selalu menjadi tempat istrinya duduk.
Sebelum kedatangan Jennie kemarin, semuanya mulai biasa buat Jisoo. Dia disibukan oleh pekerjaannya menjalani dua perusahaan. Sekarang, kenapa rasanya sepi sekali?
Jisoo juga harus menelan kekecewaan saat Jennie ternyata lebih memilih pulang dengan supir abeojinya di banding dengan dia.
Dia teringat omongan Solar dan Soojoo, untuk segera menyelesaikan hal penting disini dan menyerahkan semua rencana ini pada teman-temannya. Lalu mengejar Jennie kembali. Jisoo sendiri bingung, apa yang mereka lakukan kemarin malam itu menjadi pertanda bahwa Jennie memang masih mencintainya?
Tapi sikap dan pesan Jennie tadi saat pamit, seperti menegaskan bahwa hubungan mereka hanya sekedar orang tua yang ada untuk Jieun.
"Berhati-hatilah. Jangan egois. Ingat Jieun menunggumu. Jangan buat dia merasa sangat dicintai, lalu harus menerima kenyataan kalau kamu harus pergi. Kamu akan meninggalkan trauma yang besar padanya nanti,"