"Sudahlah Ruby.. Buat apa lagi?"
"Tapi abeoji.. Aku mencintainya," Jawab Ruby sambil menangis.
"Lalu kau pikir dia juga mencintaimu hah? Ayolah Ruby.. Aku tau kau pintar, gunakanlah otak pintarmu itu!" Bentak si ayah.
Ruby terkisap. Kaget setengah mati.
Selama ini, dia adalah putri kesayangan ayahnya. Tidak pernah sekali pun dia mendengar ayahnya itu menaikan nada suaranya pada dirinya.
"Dia itu anak dari keluarga Kim, Ruby! Keluarga yang selama ini mencoba menghancurkan kita.. Apa sih yang ada dalam otak mu?" Ayahnya masih tidak percaya.
"Ini, coba mana dia sekarang? Seenaknya pergi saat kamu seperti ini? Kami juga yang mengurusmu di rumah sakit! Apa lagi yang kau harap dari orang seperti itu, Ruby?"
"Tapi Jisoo berbeda dari keluarganya, Abeoji..." Ruby tetap membela Jisoo.
"Ada jaminannya? Mana tunjukkan padaku jaminan dia tidak sama dengan keluarganya?" Laki-laki itu semakin marah.
Ruby diam.
"Lihat, kecemasan ku selama ini menjadi kenyataan kan? Kemana dia sekarang?" Dia membasuh mukanya kasar. "Aku sudah membiarkan mu mengikuti apa yang hatimu mau, Ruby.. Tapi lihat hasilnya,"
"Ayolah Ruby.. Sudah, hentikan ini semua. Abeoji akan membantu mengurus bayi mu itu.. Kembali lah pada keluarga mu,"
Ruby menangis. Dia yakin Jisoo tidak sama dengan keluarganya. Jisoo mencintainya tulus.
"Aku tidak bisa, Abeoji.. Aku akan menunggu Jisoo," Kata Ruby dengan tegas.
"Ruby Jane! Keluarga Kim itu berbahaya! Mereka keji.." Jiyong mulai marah.
"Tapi Jisoo tidak seperti mereka, Abeoji... Jisoo mencintaiku," Ruby bersikeras.
"Jadi kau tetap memilih anak itu di banding kami? Membiarkan keluarga nya dengan mudah menghancurkan keluarga mu sendiri?" Ayahnya tidak kalah keras.
"Aku mencintai Jisoo.. Aku tidak mau berpisah dengan dia, Abeoji!"
"BAIKLAH! PERGI! PERGI DARI RUMAHKU! JANGAN PERNAH KAU DATANG LAGI KESINI! RASAKAN SENDIRI NANTI KEJAMNYA KELUARGA ITU!" Tangan Jiyong sudah bergetar hebat.
Putri kesayangannya memilih orang lain di banding dia dan keluarganya. Lalu dia beranjak meninggalkan anaknya itu dan menuju kamarnya.
"Apa yang ada di pikiran mu, Ruby? Aku tidak pernah mengajarkan mu untuk tidak hormat pada abeoji mu!" Chaerin yang sedari tadi mendengar percakapan ayah dan anak itu pun ikut kecewa dan murka.
"Tapi aku bukan tidak hormat pada abeoji, eomma! Aku hanya mencoba mempertahankan pernikahan ku!" Ruby kesal, merasa di pojokkan.
"Kamu sudah di butakan cinta, Ruby! Sadarlah! Kau sudah masuk kedalam jebakan keluarga Kim!" Bentak Chaerin.
"Tapi Jisoo berbeda dengan mereka, eomma.. Kenapa semua tidak mempercayai ku?"
"Ya karna kami tau, bagaimana keluarga itu bisa menghancurkan orang lain. Kami pernah mengalaminya, Ruby! Kami tidak ingin kau merasakan yang kami rasakan dulu," Kata kata Chaerin itu membuat Ruby semakin menangis.
Dalam hatinya dia percaya bahwa memang Jisoo berbeda dengan keluarganya. Tapi kenyataannya, sekarang Jisoo menghilang.
"Pergi lah.. Aku tidak pernah mendidik anak-anak ku menjadi anak yang pembangkang seperti ini! Itu barang-barang mu yang tersisa sudah disiapkan Yeji di depan,"