16. Racun

2.8K 377 58
                                    

Vote & Komen.
Enjoy 💕

"Hallo unnie.." Suara Jisoo terdengar ragu saat menjawab panggilan pada telpon genggamnya itu.

"Ji.. Apa siang ini kau ada janji makan di luar?" Tanya orang diseberang.

"Ti.. Tidak unnie.. Ada apa?" Jawab Jisoo masih ragu.

"Apa bisa mampir ke rumah untuk makan siang?"

Jisoo mengeterenyitkan alisnya. Rumah?

"Maaf unnie, rumah siapa?" Jisoo memastikan.

"Ya rumah kita lah, Ji.. Kan hari ini hari ulang tahun ku, datang ya.. Eomma menyuruh kau datang. Tenang saja, Appa tidak ada.. Hanya aku, kau, Suho dan Eomma.." Jawab Yoona.

"Baik unnie.. Nanti aku kesana," Setelah Jisoo menjawab itu, telpon langsung di tutup.

Hari ini adalah hari ulang tahun Yoona. Jisoo tau itu. Tadi saat dia bangun tidur, dia langsung mengirim pesan singkat berupa ucapan untuk kakak pertamanya itu.

Hanya seperti itu biasanya mereka berhubungan. Bila tidak ada yang sangat penting, akan di pastikan mereka seperti orang yang tidak saling mengenal. Tiap tahunnya mereka hanya berkirim pesan pada hari ulang tahun. Kadang untuk tahun baru, kalau ingat.

Setelah hampir satu tahun dia menikah dengan Ruby dan hidup terpisah dari keluarga nya, ini pertama kalinya dia mendengar suara Yoona lagi.

Makan siang bersama? Apa dia mimpi?

Plak!

"AW!" Jisoo mencoba menapar pipinya sendiri. Memastikan kalau ini bukan mimpi.

Ini bukan mimpi. Dia akan makan siang bersama keluarga nya? Setelah hampir setahun mereka tidak bertemu? Perasaan Jisoo jelas tidak menentu. Ya senang ya bingung.

Maka dia dengan cepat kembali bekerja dan menyelesaikan pekerjaan nya sampai makan siang ini.

Tiba saat makan siang, Jisoo sengaja meminjam motor teman satu kantornya. Dia tidak ingin keluarga nya menunggu. Gimana pun, Jisoo hapal betul perangai ibunya. Tidak bisa dia mentolerir sedikit pun kata terlambat.

Saat sampai depan gerbang rumahnya. Jisoo menatap rumah itu, rumah dimana dia di besarkan. Walaupun kenangan dia di rumah itu tidaklah manis, buat dia disini adalah tempat nya berlindung dari kejamnya hidup selama ini.

"Non Jisoo?" Sapa satpam rumahnya memastikan.

Jisoo tersenyum pada satpam yang biasa menjaga rumah nya ini bertahun-tahun. "Halo, Pak.. Apa kabar?"

Si satpam terlihat kaget dengan kedatangan Jisoo. "Ya ampun Non.. Udah lama gak ketemu non Jisoo. Masuk non.." Kata si satpam sambil membuka pintu.

Jisoo menunduk hormat dan kemudian masuk ke pekarangan rumah. Saat dia menuruni motor, perasaannya makin tidak menentu. Dia mencoba menenangkan detak jantungnya dan segera masuk. Membuka pintu rumah nya lagi setelah sekian lama, tidak ada yang berubah disana.

"Jisoo?" Panggilan terdengar dari tangga rumahnya. Terlihat seorang pria muda dengan stelan rapih dah aroma khas parfumnya setelah mandi.

"Kenapa mengendap endap seperti itu? Seperti maling saja, ayo ke ruang makan. Eomma dan Yoon noona sudah menunggu," Ajaknya.

Pria muda itu adalah Suho, kakak kedua Jisoo. Jisoo menatap laki-laki itu. Kakaknya makin terlihat tampan dan matang. "Baik, Oppa," Jawabnya pelan.

M A N T A N | JENSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang