28. Firasat

3.9K 407 52
                                    

Suara ponselnya berbunyi, Jennie yang tengah menyiapkan makan untuk Jieun bawa hari ini sempat dia abaikan.

Dua kali ponselnya berdering namun masih saja tidak dia angkat. Bisa-bisanya dia telat bangun saat si bibi dan Lia ijin untuk pulang ke rumah mereka selama 2 hari.

"Mommy, tidak usah buat sarapan. Jieun makan roti dengan selai aja.." Kata si anak yang mencoba mengerti ibunya yang kewalahan.

"Maafkan mommy ya sayang.. Mommy lelah sekali kemarin," Kata Jennie menyesal.

Lalu Jennie bergegas ke dapur dan memasukkan lauk yang tadi dia buat untuk anaknya itu. Saat dia kembali ke meja makan, dia melihat ada setangkup roti di piringnya.

Dia memandang anaknya. "Itu untuk mommy.. Mommy juga harus sarapan dulu," kata si anak dengan senyum manis.

"Terimakasih anak mommy yang cantik dan baik hati.." Akhirnya Jennie selesai menyiapkan bekal makan anaknya itu, lalu duduk di meja makan. "Ayo habiskan roti Jieun.. Nanti kita terlambat,"

"Iya mommy.." Jieun mulai memakan rotinya. "Mom, aku mimpiin mama.. Mama seperti sedang berdiri di ujung gedung tinggi, Jieun coba panggil tapi mama tidak mendengar Jieun. Pas bangun, Jieun merasa takut,"

Jennie menatap anaknya. Jujur dia pun sebenarnya dari bangun tidur tiba-tiba kepikiran mantan istrinya itu. Tapi saat ini dia mencoba menepis apapun yang dia rasakan tentang orang itu. Toh kenyataannya dia sedang asik menemani kekasih barunya disana.

"Mommy boleh tolong telpon mama? Tolong tanya kapan pulangnya, dan suruh mama cepat pulang," Kata Jieun dengan nada khawatir.

Jennie tersenyum. "Jieun sudah bicara sendiri dengan mama?"

Si anak mengangguk. "Kemarin Jieun minta mama pulang.. Tapi kata mama, dia masih ada kerjaan.. Mommy tolong bujuk mama..." Katanya sedih.

"Sayang.. Mama kan disana kerja, tidak bisa asal pulang gitu aja.. Nanti pekerjaan mama jadi tertunda," Jennie mencoba menenangkan anaknya.

"Tapi kan mama bosnya, kalau yang Jieun tonton di film-film.. Kadang bos itu bisa pulang cepat, atau jalan-jalan saat jam kerja," Gerutu si anak polos.

Jennie menggeleng, mencoba menahan tawanya. "Itu kan di film sayang.. Nyatanya banyak juga bos yang bertanggung jawab. Nah, contohnya mama Jieun.. Jieun sabar ya.. Jieun harus semangati mama, agar kerjaannya cepat selesai. Jangan buat kerjaan mama terganggu nanti malah mama makin lama jauh dari Jieun. Apa Jieun mau?"

Jieun menggeleng cepat.

"Jadi, mulai sekarang.. Jieun harus selalu semangati mama ya.. Jadi mama Jieun kerjanya fokus, dan siapa tau bisa lebih cepat selelsai. Jadi mama bisa cepat pulang.. Ya nak?"

Dan si anak pun mengerti. "Tapi mommy boleh tolong tanya mama kapan pulang?"

Jennie mengangguk. "Nanti siang mommy telpon mama Jieun ya.."

Kemudian sepanjang jalan dari rumah mereka ke sekolah Jieun dan kantor, Jennie tidak henti-hentinya berpikir. Apa maksud rasa cemas dia dan Jieun.

Dia paham kalau Jieun kangen dengan mamanya. Tapi dia? Apa dia juga merasakan hal yang sama? Tapi mereka berhubungan lagi sejak perceraian pun tidak.

Jennie juga mencoba sadar diri, bahwa Jisoo sudah memiliki kekasih.

Sesampainya di kantor, Jennie mengecek daftar pekerjaannya hari ini. Dia kaget melihat pekerjaannya yang hanya sedikit.

Dia langsung mengambil telpon kantornya dan menghubungi sekertaris nya.

"Doyeon, ini benar aku se senggang ini?"

M A N T A N | JENSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang