Sudah satu minggu Jisoo berada di kota kelahirannya itu. Menempati rumah yang dulu dia beli bersama Ruby, istrinya.Di ruang tengah yang menyatu dengan ruang makan, Jisoo mengubahnya menjadi ruang kerjanya.
Menjalankan dua perusahaan bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Jisoo bahkan sempat tertidur di bangku kerjanya.
Hari ini, Jisoo berencana menemui Yeji. Jisoo jujur kesal dengan anak itu, padahal dia sudah berpesan agar tidak langsung percaya pada siapapun. Walaupun itu Jisoo.
Saat Jisoo menyuruh Yeji untuk bekerja sama dengan perkebunan milik keluarga Son, anak itu langsung menyuruh orangnya membuat kontrak kerja dengan mereka.
Harusnya memang Jisoo senang, karena itu mempermudah jalannya untuk misi ini. Tapi justru dia merasa kalau Yeji tidak mengingat peringatan yang sudah dia berikan.
"Ya kenapa marah-marah? Kan bagus jadi lo gak usah susah-susah," Kata Moonbyul saat Jisoo bercerita tentang Yeji.
"Ya tapi kan unnie.. Gimana kalau gue malah mau jatohin dia?" Kesal Jisoo.
"Ji.. Ini juga gue rasa dia lagi ngetest lo.. Kalau dia ikutin saran lo terus ternyata zonk, ya berarti dia gak bisa percaya sama lo," Ujar Moonbyul mencoba menenangkan Jisoo.
Moonbyul benar. Bisa jadi ini cara Yeji untuk membuktikan omongan Jisoo.
Sekarang, Jisoo sudah berada di sebuah restoran yang memiliki ruang privat. Dia dan Yeji tidak bisa bertemu di tempat terbuka, dia tau siapa Yeji di kota ini. Selain anak dari keluarga Kwon yang selalu menarik perhatian publik, Yeji juga menjadi selebriti dengan menjadi model dari pakaian pakaian buatan Kwon grup.
Menunggu hampir satu jam, Jisoo harus sabar karena Yeji perlu mengecek sekelilingnya terlebih dahulu.
Saat yang lebih muda datang, Jisoo langsung berdiri dan mengeluarkan wajah leganya.
"Aman?" Tanya Jisoo.
Yeji mengangguk.
"Duduk lah, Yeji ah.." Suruh Jisoo.
Saat Yeji duduk, Jisoo tidak membuang buang waktu untuk berbasa-basi. "Kenap kau langsung mengikuti apa yang aku suruh tanpa berpikir dulu?"
Yeji melihat Jisoo bingung. "Kenapa aku harus berpikir?"
Jisoo membalas tatapan Yeji dengan heran. "Kalau ternyata aku berbohong gimana?"
"Begini Jisoo unnie.." Yeji terlihat mengambil sesuatu dari tasnya, ponsel. Lalu dia seperti melakukan sesuatu pada ponselnya dan kemudian menunjukkan ponsel itu pada Jisoo.
Jisoo terkejut bukan main. "Kau serius Yeji-ah??? Apa sudah gila hah?"
"Tidak perlu sepanik itu.. Tenang saja dia bisa menjaga rahasia kita.. Lagian kau pikir kami selama ini tidak memantau kalian, hah?" Kata Yeji yang makin membuat Jisoo terkejut.
Jisoo diam.
"Unnie.. Eomma percaya padamu, itulah sebabnya aku dengan cepat mengikuti apa yang kau suruh. Bahkan saat kau menelpon dan memberi tau apa yang harus ku lakukan, eomma ada di sebelah ku," Jelas Yeji.
Jisoo yang masih kaget lalu mengambil minumannya. Lalu menyesapnya perlahan.
"Jangan-jangan, justru aku yang perlu berhati-hati dengan kalian.." Kata Jisoo penuh arti.
Kali ini Yeji yang menatapnya bingung.
"Kenapa kalian semudah itu mau bekerjasama dengan perkebunan milik keluarga Son? Hm? Apa kalian tidak tau kalau anak mereka pernah kalian jadikan alat kelicikan kalian?" Jisoo bertanya serius.