36. Pamit

2.9K 389 79
                                    

Jennie dan Jieun tidak berhenti menangis. Lisa, Seulgi dan Irene terlihat mencoba mencari tanda-tanda lain tentang menghilangnya Jisoo.

"Jisoo is save, just goodbye for now,"

Adalah tulisan yang membuat Lisa dan Seulgi menyimpulkan kalau Jisoo menghilang. Ditambah dengan keadaan kamar yang cukup berantakan. Dan mereka tidak melihat ada satupun barang Jisoo yang hilang kecuali dompet dan ponselnya.

Yeri yang sedari tadi mencoba menenangkan kakak dan keponakan nya itu pun sudah ikut lemas.

Belum lagi Bona yang baru saja sampai di rumah orang tuanya, kini merasa harus cepat kembali.

Wendy mencoba menghubungi polisi, namun mereka belum bisa membuat laporan sebelum 2x24 jam.

Semua berkumpul di rumah Jennie. Bahkan Seulgi, Irene dan Wendy pun berada disana.

Ketiganya mencoba menyimpan ego mereka. Ada hal yang jauh lebih penting.

Biasanya, Jennie akan mencoba lebih tegar daripada harus menangis di depan Jieun. Tapi kali ini, rasa khawatir nya mengalahkan segalanya.

Dia tau apa yang Jisoo rencakan yang lain tidak tau. Dia bimbang, haruskah dia yang memberi tau mereka semua?

"Seul...." Panggil Jennie lemah.

"Ya Jen? Kenapa?" Tanya Seulgi cepat.

Jennie mencoba menenangkan dirinya. Dia harus memberi tau ini semua, dan Moonbyul juga harus tau kalau Jisoo menghilang. Sedangkan menurut Jennie, hanya Seulgi yang mempunyai kontak Moonbyul.

"Apa.. Lo tau kontak Moonbyul unnie?" Tanya Jennie sedikit ragu.

Seulgi kaget, kenapa Jennie bertanya hal itu?

"Ada apa? Apa hubungannya ini semua dengan orang itu?" Nada bicara Seulgi sedikit tidak enak di dengar.

Seulgi diam, lalu mengingat kejadian beberapa hari lalu di kantor. Dimana dia mendengar Jisoo menelpon kekasih kakaknya itu.

Jennie menatap sekitar. Lalu melihat Jieun yang ada di pangkuannya.

"Sayang, boleh ya mommy bicara sebentar dengan aunties? Jieun di kamar dulu dengan bibi dan kak Lia ya?" Tanya Jennie lembut.

Anak itu hanya mengangguk. Lalu Lia dengan sigap menggendong Jieun dan membawanya ke kamar.

"Jaga Jieun sebentar ya," Ucapnya pada Lia.

Lia mengangguk lalu tersenyum. "Baik Bu," Lalu dia membawa Jieun.

Setelah dia mendengar pintu kamar Jieun di tutup, Jennie menarik napas panjang.

"Sebenarnya, gue sempat menemui Jisoo saat dia pergi satu bulan kemarin," Aku Jennie.

Mereka semua bingung. Sebenarnya, tidak ada masalah kalau memang Jennie menemui Jisoo saja. Mungkin kangen.

"Alasan gue nemuin Jisoo adalah... Jinu oppa bilang, Jisoo ada di rumah kita. Rumah gue sama dia dulu. Dan gak cuma itu.." Jennie menjeda omongannya.

Kembali dia mencoba mengatur napasnya, sekalian dia berpikir kalimat yang pas untuk memberi tau mereka semua.

"Kata Jinu oppa, Jisoo datang menemui Yeji. Yeji adek gue,"

Mereka semua menatap horor saat mendengar itu.

"Ngapain Jen? Ngapain Jisoo nemuin Yeji? Sinting," Marah Seulgi.

"Ternyata saat gue kesana.. Jisoo pada akhirnya menceritakan maksud dia ada di kota itu,"

M A N T A N | JENSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang