Sebuah mobil terlihat menepi di gedung mewah agensi model. Ada seseorang yang sudah menunggu kedatangan mobil itu ternyata.
Saat berada di depan orang itupun, kaca mobil terlihat diturunkan.
"Hai," Sapa orang yang sedang menunggu.
"Hai, ayo masuk. Di luar dingin," Kata si pemilik mobil. Kemudian orang itu pun masuk ke dalam mobil sport mewah keluaran terbaru itu.
"Maaf bikin lo nunggu, ada urusan mendadak tadi.." Kata si pengendara.
"Gak papa, gue juga baru ke depan kok,"
"Gimana pemotretan hari ini? Lancar?"
"Lancar sih, cuma ya begitu.. Partner gue tadi idol ternama, jadi harus sabar nunggu dulu.."
"Mau mampir makan malam dulu? Gue belum makan, tadi Jisoo unnie ternyata udah tidur,"
"Boleh, jadi lo tadi ngurusin urusan unnie lo lagi? Udah bisa gue tebak dari muka lo,"
"Chaeyoung-ah.."
Kedua orang itu adalah Lisa dan Rose. Tadi saat selesai menenangkan Jisoo, Lisa menghubungi Rose untuk menjemput perempuan itu. Buat Lisa, menghabiskan waktu bersama Rose membuat dirinya bisa lebih waras sedikit.
"Itu kenyataannya, Li.." Kata Rose membuang nafas kasar. "Sampai kapan?"
"Sampai kita tau dimana Ruby Jane, apa dia baik-baik saja atau bagaimana. Sejauh ini, sepertinya ini adalah progres paling membahagiakan dalam pencarian gue dan Yeji," Jelas Lisa.
Hening. Rose tidak mau membahas masalah ini lagi, percuma menurut nya.
"Jadi, lo akan tetap ambil project nyanyi yang di tawarkan Teddy Oppa?" Tanya Lisa memecah keheningan.
"Kayak nya gitu, itu batu loncatan yang cukup menjanjikan buat karir gue. Tapi ada sedikit masalah karena Teddy oppa mau Kim Yerim yang memproduseri gue, sayang dia sibuknya bukan main," Kata Rose.
"Kim Yerim? Yeri? Yang punya studio KYR?" Tanya Lisa terdengar kaget, Rose hanya mengangguk.
Berarti Jisoo unnie tidak salah pilih partner kali ini. Begitu pikir Lisa.
"Besok pagi mungkin gue ke studio nya untuk nego waktunya dia. Padahal hari ini manajer gue minta ketemu, tapi dia nolak. Hari ini dia gak bisa di ganggu.." Jelas Rose. "Kalau lo laper, kita makan deket rumah gue aja. Di tempat biasa,"
Lisa mengangguk. Rose seperti menimang nimang kata yang ingin dia sampaikan kembali.
"Li.. Istirahat sebentar ngurusin orang lain. Bahagiain diri lo sendiri," Kat Rose yang mengingat selama ini yang terpenting bagi Lisa adalah para unnie nya yang juga sahabat baiknya.
"Gue bahagia kok, ngabisin waktu sama lo gini aja gue bahagia. Dan gue jauh-jauh dari negara lain merantau kesini, kakak kakak gue walaupun bukan kandung ya keluarga gue juga. Gue bahagia kalau mereka bahagia. Terbang yang jauh, Chaeng.. Yang gue tau, selama ini itu gue yang jadi tempat lo pulang,"
Setelah itu, keadaan kembali hening. Mereka berdua pun makan dalam hening. Entah Rose yang tidak mau menurunkan egonya, entah Lisa yang terlalu percaya diri.
Sementara di tempat lain. Dua orang berbeda umur dan generasi sedang berbisik bisik di depan sebuah rumah.
"Ih onti cepaaattt!!!" Kesal si anak umur 7 tahun.
"Kau ini bawel sekali ih.. Sabar dulu, tangan onti panas ini!" Balas Yeri yang gak kalah kesal dengan keponakannya yang bawel itu.
Sementara dari dalam, Jennie yang baru keluar dari kamar mandi mendengar suara suara berisik di luar. Jujur Jennie panik, dia langsung mengecek keberadaan putri semata wayangnya.