Vote dulu yuk 🙃
Hari ini, sudah dua bulan setelah ulang tahunku. Gadis itu masih dengan setia menyambut ku di pintu gerbang setiap pagi. Ya, kalau hujan sih kadang dia tidak terlihat disana. Tapi di depan kelasku.
Namanya Jisoo, Kim Jisoo.
Rambutnya yang hitam legam dengan sedikit berombak, matanya yang sayu dengan iris mata berwarna sedikit kecoklatan, kulit nya putih bahkan terbilang pucat, tinggi yang sama dengan ku, dan juga bibir nya yang merupai bentuk hati.
Pembawaannya yang ceria, bahkan terkesan heboh saat berada bersama teman-teman nya. Membuat dia banyak di sukai oleh siswa siswi sekolah kami, bahkan sekolah lain. Temannya banyak, bahkan aku sering kali melihat dia berinteraksi dengan santai bersama para karyawan sekolah. Ya satpam, penjaga kantin, orang tata usaha juga pembersih sekolah.
Sayangnya, interaksi kami tidak banyak. Dia hanya akan menyapaku di pagi hari, lalu seperti tidak melihat ku setelah itu sampai jam pulang.
Aku tidak mengerti kenapa dia seperti itu?
Aku menceritakan tentang Jisoo pada Lili sahabat ku. Adik kelas yang menyebalkan, tapi aku sayang. Dia selalu yang paling heboh saat tau Jisoo sudah di depan gerbang siap menyapaku. Tapi dia juga sebal karna yang Jisoo tegur selalu cuma aku.
Hihihi kasihan sekali dia saat mengajak Jisoo berkenalan tapi Jisoo hanya tersenyum beberapa detik padanya lalu kembali menatapku.
Kehebohan Lili membuat kakak dan adik ku tau tentang Jisoo. Si tukang sapa di tiap pagi ku. Bahkan Mino kakak ku sampai sengaja mengantar ku sekolah hanya karena penasaran dengan omongan Lili. Padahal, bangun pagi sama sekali bukan tabiatnya.
Yeji juga pernah iseng minta supir untuk mengantar ku dulu baru mengantar nya ke sekolah, padahal sekolah dia lebih dekat dengan rumah. Dan berakhir dia kena hukum karena terlambat sekolah. Hihihi.
Jisoo anak yang supel, magnet bagi setiap orang. Saat dia berjalan, selalu saja menjadi pusat perhatian. Apapun yang dia lakukan menjadi bahan perbincangan sendiri bagi siswa siswi disini.
Seperti 2 bulan belakangan ini. Aku mendapat perhatian lebih karena banyak yang tau kalau Jisoo sebelum masuk kelas akan menunggu seseorang di depan gerbang dan menyapa nya. Dan itu aku. Anak itu pintar, cantik, berbakat. Wajar banyak penggemar.
Sebenarnya aku tidak senang menjadi bahan perbincangan. Aku tidak suka orang orang memandang ku dengan penuh ketelitian. Bahkan beberapa siswa siswi yang juga pernah mencoba mendekatiku jadi kembali mendekat dan penasaran tentang hubungan ku dengan Jisoo. Aku memang ingin fokus belajar, lagi pula aku tau bagaimana over protective nya kedua orang tua ku juga kakak ku Mino.
Mino dulu juga bersekolah disini, jadi dengan mudah dia bisa mengetahui segala sesuatu tentang ku. Begitu juga tentang Jisoo. Mino bahkan yang memberi tau ku segala sesuatu tentang Jisoo. Anak terakhir dari 3 bersaudara. Hmm menarik, mungkin itu yang membuat dia terkesan tidak bisa diam. Pasti di manja orang tua dan kakaknya.
Tapi aku salah, ternyata sedari kecil Jisoo lebih banyak menghabiskan waktu di rumah kakek neneknya. Karena kedua orang tua nya sibuk bekerja dan kakak kakak nya memilih tinggal di asrama.
Aku sebenarnya baik baik saja kalau dia terus melakukan seperti itu, menegurku setiap pagi. Tapi, aku risih saat para penggemar nya itu mulai membicarakan aku. Sampai suatu hari, saat aku sedang ingin ke kamar mandi di jam pelajaran. Ada beberapa orang yang menghadangku di sana.
"Cuma karna lo kaya, lebih baik lo gak usah tebar pesona depan Jisoo deh!" Begitu bentak salah satu dari mereka. Aku yang masih kaget, tidak bisa berkata apa-apa. Hanya bingung menatap mereka satu persatu.