12. Bertahan dan Kembali

2.7K 380 38
                                    

Vote dan komen ❤

Jennie masih bingung dengan apa yang terjadi beberapa hari ini. Kedatangan ibu dan adiknya saja sudah membuat dia kaget, belum lagi kepergian kakaknya, di tambah kini dia tiba-tiba saja mewarisi sebuah perusahaan dan juga banyak kekayaan milik Mino.

Jujur, ada yang dia rindu dari Jisoo.
Dari dulu, saat akhirnya mereka memutuskan untuk bersama dan menjalin hubungan, Jisoo selalu menjadi salah satu penentu dalam keputusan yang diambil. Berbagi masalah, berbagi cerita. Kadang tanpa perlu dia memberi tau, Jisoo bisa mengetahui ada sesuatu yang Jennie pikirkan.

Selain status mereka yang masih menggantung, Jennie juga tidak yakin akan ada orang yang dapat mengerti Jennie seperti Jisoo. Bukan sekali dia di jodohkan oleh temannya, tidak sedikit juga orang yang mencoba mendekat padanya. Tapi status mereka, membuat Jennie merasa jadi penghianat kalau dia dekat dengan orang lain.

Lagi pula, fokus Jennie hanya untuk dia dan Jieun. Saat Yeri punya usaha dan memutuskan untuk keluar dari rumahnya, Jennie sedikit bisa bernapas lega. Perjuangan nya sedikit terbayar atas kesuksesan Yeri. Dia juga tidak pernah terpikirkan bagaimana kalau dulu dia tidak bertemu dengan Yeri. Yeri yang menemani dia saat susah dulu, mengurus Jieun, juga mengurus dirinya.

Sebenarnya, ingin sekali dirinya merasa cukup dengan kehadiran dua orang itu. Namun tetap ada yang kosong, ada yang dia rindukan, ada yang dia butuh. Kadang hatinya mantap untuk mencari Jisoo dan bercerai saat itu juga. Tapi kadang kenangan yang sudah mereka berdua jalani membuat Jennie berdoa, yang terbaik untuk hubungan mereka.

Jennie jadi bertanya-tanya setelah membaca pesan Mino. Dengarkan kata hatimu.
Yang sebenarnya kata hati Jennie adalah untuk berpisah atau bertahan?

Sudah lewat jam tengah malam, Jennie masih memikirkan semuanya. Diam dia terduduk di ruang tengah rumahnya dengan file-file wasiat Mino.

"Mommy?" Suara parau milik Jieun yang sekarang berdiri di depan pintu kamarnya mengembalikan Jennie dari pikirkan dalamnya.

"Eh? Jieun kenapa bangun?"

"Jieun ingin pipis, mommy kenapa belum tidur?" Tanyanya berjalan kecil ke arah Jennie.

Saat Jieun menghampiri, Jennie membawa anaknya itu duduk di pangkuannya. "Mommy sedang kerja, Jieun ingin mommy temani ke kamar kecil?"

Jieun menggeleng, "Jieun bisa sendiri, mom. Jieun pipis dulu ya,"

Saat Jieun menuju kamar mandi, Jennie dengan segera membereskan berkas yang berserakan di meja itu. Tapi satu kertas membuat kegiatannya terhenti sejenak. Surat alih perusahaan D&R untuk Kwon Ruby Jane / Jennie Kim.

Tuhan, aku harus apa?
Apa aku siap?
Apa aku mampu?
Apa aku berani bertemu lagi dengan orang-orang di masa lalu ku?

Buat Jennie, bertemu dengan orang-orang di masa lalunya masih menjadi momok besar yang dia takutkan. Walaupun dia harus jujur, dia merindukan orang-orang baik di masa lalunya. Sahabat nya.
Apa kabar Lisa, Irene unnie dan Seulgi?
Begitu pikirnya.

Tapi apa dia siap berhadapan dengan Jisoo dan juga keluarganya? Belum lagi keluarga Jennie sendiri. Abeojinya yang dia kenal sebagai diktator besar dalam hidupnya. Bahkan dia tidak yakin kalau Eommanya sudah berubah.

Walaupun perusahaan ini tidak ada sangkut pautnya dengan Keluarga Kwon, tetap saja. Dia tau Abeojinya juga Appa Jisoo bisa melakukan apa saja dengan uang dan tahta mereka. 

Apakah setelah ini, hidup keluarga kecilnya ini akan damai seperti sebelumnya? 

"Mommy..." panggil Jieun yang melihat ibunya diam sambil memandangi selembar kertas. "Kenapa mommy melamun? Apa susah sekali pekerjaan nya?" Tanya anak itu polos.

M A N T A N | JENSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang