14. Maaf

3K 384 34
                                    

Jisoo POV

"Sekarang kepada kedua mempelai, dipersilahkan untuk memasangkan cincin di jari pasangannya,"

Aku tersenyum menatap Ruby. Dia sangat cantik hari ini, mempelai wanita paling cantik yang pernah aku lihat seumur hidupku. Kini dia resmi menjadi pasanganku, istriku.
Aku memasangkan cincin di jari manisnya, lalu dia melakukan yang sama padaku. Setelah itu dia mencium tangan ku penuh hormat.

Aku bahagia, sangat bahagia.

Tepuk tangan riuh aku dengar dari tamu yang datang. Mungkin hanya 10 orang yang menyaksikan pernikahan kami. Tapi aku tidak perduli. Aku menginginkan Ruby menjadi pendamping hidupku, persetan dengan yang lain.

"CIUM CIUM CIUM CIUM!!" Riuh mereka lagi.

Aku mengelus pipi Ruby, istriku. Lalu mendekat kan wajahku dengan wajahnya.

"Aku mencintaimu, istriku," Ucapku sebelum mencium bibir nya. Ciuman pertama kami setelah menikah.

"Selamat Jisoo-yaaa.. Tolong jaga adikku baik baik," Mino oppa menepuk pundak ku lalu memelukku dengan erat.

Satu-satunya keluarga Ruby yang datang, Satu-satunya keluarga Ruby yang menyutujui hubungan kami.

"Aku berjanji padamu, oppa. Aku akan menjaga Ruby dengan seluruh hidupku," Janjiku padanya.

Setelah itu, bergantian beberapa teman kami yang memberikan selamat.

Tidak ada pesta mewah, hanya perayaan kecil di apartemen milik Mino oppa. Mungkin tidak begitu spesial buat orang lain, tapi berbeda dengan kami. Begini saja sudah cukup, batinku. Asal aku bisa terus bersama Ruby.

Semua berbincang, tertawa akan hal hal bodoh, dan menbuka aib lucu satu sama lain.

"Ruby, lo harus sabar. Jisoo kalau tidur mendengkur keras," Canda Seulgi sambil yang disambut tawa keras dari yang lainnya.

Aku malu. Tega sekali Seulgi membahas ini di depan orang-orang.

"Tidak apa, tadi kan aku sudah berjanji untuk menerima kekurangan nya. Apapun itu, ya sayang?" Kata Ruby manis lalu menggenggam tanganku.

Lihat, aku benar-benar tidak salah memilih pasangan hidup kan?

Aku pikir malam itu kami akan langsung pulang ke kontrakan kami. Rumah kecil yang kami sewa untuk hidup kami selanjutnya.

Tapi ternyata teman-teman kami memberikan hadiah pernikahan yang sama sekali kami tidak kira. Voucher menginap selama 3 hari 2 malam di salah satu hotel bintang 5 di kota ini.

"Hanya ini yang bisa kami beri, Ruby. Maaf kami tidak memiliki banyak uang," Ucap Irene Unnie.

Aku dan Ruby sadar betul dan tidak mengharap kado apapun dari orang-orang yang sedang berusaha mencari pekerjaan dan anak kuliahan. Irene, Seulgi dan Jisoo baru saja lulus kuliah dua bulan lalu.

Ruby menangis, tidak menyangka temannya akan memberikan hadiah untuk pernikahan kami.

Sedang Bobby, sepupuku memberikan sebuah kotak kado yang disodorkan nya setelah itu.

"Ji, ini dari aku dan appa juga kakek dan nenek untuk hadiah pernikahan kalian. Kata mereka, hadiah ini terserah mau kau apakan," Aku menatap Bobby bingung. Apa maksudnya.

Aku segera membuka kotak itu, kotak itu berisikan sebuah kunci. Aku rasa ini kunci mobil.

"Itu mobil antik milik Appa, harusnya akan jadi milikku. Tapi Kakek meminta untuk membelinya, katanya kau kan suka barang antik seperti ini. Maka Appa menjualnya ke Kakek dan memberikan harga spesial," Jelas Bobby.

M A N T A N | JENSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang