Dua Puluh Dua

129 28 20
                                    

Zakia’s pov

-Kedai Ralia-
08:00 WIB

“Kau serius tidak tahu?” Aku mengerjap-ngerjap menatap Hafizah yang menatapku dengan wajah terkejutnya.

“Kami semua membahas ini selama 2 hari penuh di grup chat kelas khusus perempuan.” Balqis merangkulku.

Kami bertiga berjalan masuk menuju kedai es krim yang paling enak di Kediri untuk menghabiskan waktu bersama. Dan sepertinya ada suatu hal yang akan di katakan Balqis pada kami, karena dialah yang paling bersemangat dan memaksa kami untuk datang kemari.

“Kalian tahu aku hidup terisolasi selama 3 hari lamanya. Aku tidak akan membaca semuanya sejak awal. Kau tahu kan aku paling malas membaca pesan, jumlahnya 2000 lebih!” Hafizah dan Bilqis saling berpandangan, Bilqis mengode Hafizah seolah memberitahukan sesuatu padaku.

“Apa kau tidak membuka instagram?”

“Aku tidak sempat membukanya, kau tahu di rumah aku tidur dan malas melakukan apapun. Apalagi membuka sosmed.”

“Ayo kita duduk disana, aku akan menunjukkan sesuatu padamu. ” Aku mengekor kedua sahabatku ke lantai dua yang berada di luar ruangan. Keningku mengkerut saat melihat ada 3 minuman ada di meja.

“Tunggu, kenapa sudah ada minuman disini? Jangan-jangan ini meja orang.”

“Tidak, kami sudah memesan meja. Ayo duduklah.” Aku duduk di satu-satunya tempat yang tersisa.

“Kau harus mempersiapkan dirimu juga mempersiapkan hatimu. Aku yakin hal ini akan mengejutkanmu.” Balqis menatapku dengan wajah seriusnya membuatku takut. Apa sesuatu ini berhubungan dengan Hawai?

Entahlah, aku hanya merasa begitu.

“Sudah siap? Ku harap ini tidak benar-benar menghancurkan hatimu.” Hafidzah menunjukkan ponselnya ke arahku.

Mataku membulat sempurna saat melihat sebuah foto terpampang disana. Seseorang yang jelas-jelas itu Hawai sedang mencium pipi seorang perempuan yang tak asing bagiku. Foto itu diberi caption ‘I love him, and he love me.’

Kreteek

Ada yang patah tapi bukan kayu.

“Foto ini diunggah kakak kelas kita, Mbak Bia. Semua orang terkejut saat foto ini pertama diunggah. Aku benar-benar tidak menyangka jika sebenarnya Hawai punya kekasih. Dan sepertinya mereka liburan bersama. Lihatlah, lokasi yang tertera adalah Holulu.”

Aku mengembalikan ponsel pada Hafizah yang menatapku sendu, begitu juga dengan Balqis. Tanpa ku katakan, mereka pasti sudah tahu apa yang kurasakan. Balqis memelukku dan mengelus lenganku, Hafizah menggenggam tanganku. Sungguh, aku berusaha keras untuk tidak menangis disini.

Kenapa Hawai melakukan ini padaku?

Kemarin ia membuatku bahagia dengan chat yang dikirimkannya padaku. Lalu sekarang?

Dengan mudahnya ia mematahkan hatiku. Lalu apa selama ini apa maksud perlakuan manisnya padaku?

Apa semuanya hanya permainan untuknya?

Ah ya jelas.

Jika dibandingkan Mbak Bia aku bukan siapa-siapa. Sebagai putri dari pengusaha ternama yang menjadi pemimpin dua perusahaan sekaligus yaitu Blue Shoes dan ATA, tentu saja membuatnya setara dengan keluarga Hawai.

Ah, pantas saja saat itu Hawai bertanya tentang Mbak Bira dan Mbak Bia. Saat itu dia juga mengatakan jika mereka memiliki hubungan, ternyata ini hubungannya.

DispenserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang