D.S.E. 3

130 24 18
                                    

Zakia's Pov
2

2:10 WIB

Aku menghela napas panjang memandang cincin perak bertahtakan berlian di tanganku. Sungguh, aku masih tidak percaya ini! Benarkah sekarang aku sudah resmi menjadi Nyonya Hawai? Aku tidak sedang bermimpi, kan?

Hawai sudah mengucapkan ijab kabul pagi tadi dan resepsi diadakan di rumahku. Hawai berada disini untuk beberapa hari sebelum keluarganya yang sekarang menjadi keluargaku menggelar pesta besar-besaran di salah satu ballroom hotel milik Top Cloud.

Kami mengundang teman-teman dan acara tadi cukup meriah. Ku pikir tak perlu diadakan resepsi lagi, tapi ayah mertuaku itu memaksa. Baiklah, terserah pada beliau saja.

"Masih saja memandang itu?" Aku menoleh ke arah Hawai yang baru keluar dari kamar mandi. Ia menatapku dengan wajah dinginnya yang entah kapan berubah menjadi hangat.

"Hmm, aku masih tidak percaya hal ini terjadi padaku. Benarkah ini? Aku denganmu sudah menjadi suami-istri?" Hawai mengangkat tangan kanannya, tersemat cincin dengan bentuk yang sama dengan yang ku kenakan.

"Kau lihat aku juga memakai cincin yang sama, hanya saja tanpa berlian dan ini sudah membuktikan jika hubungan kita sah di mata agama dan negara." Aku tersenyum dan menunduk saat merasa wajahku memanas.

Aku sedikit tersentak saat merasakan pelukan dari belakang. Hey, kenapa jantungku berdetak sangat cepat?
Bukankah kami sudah biasa berpelukan? Tapi kenapa kali ini rasanya berbeda?

Apakah aku akan melalui sesuatu yang baru malam ini?

Ah, aku jadi ingat hal yang dibisikkan Bilqis padaku tadi. Ya apalagi jika bukan hak Hawai sebagai suamiku?

"Hmm, benar kita pergi ke rumahmu tiga minggu lagi? Bukankah kita juga ikut mempersiapkan segalanya?" Tanyaku berusaha keras agar tidak terlihat gugup.

Hawai menyandarkan dagunya di pundakku, "Tidak perlu, biar Daddy dan Mommy yang mengatur segalanya. Mereka tipikal tak terbendung yang akan melakukan segala sesuatu yang mereka inginkan, dan yang mereka inginkan adalah menangani resepsi sendiri."

"Ya memang, tapi aku merasa tak enak."

"Sebenarnya aku juga merasakan hal yang sama, tapi bagaimana? Tidak ada pilihan lain selain menurut." Aku hanya mengangguk.

Hening.

Aku tak tahu harus mengobrol apalagi dengannya. Otakku blank dan aku sangat gugup sekarang ini.

Napasku tercekat begitu Hawai membalik tubuhku, kedua netranya menatapku lekat-lekat. Tangannya berpindah ke kedua pipiku, senyuman manis tersungging di wajah tampannya. Jantungku seakan berhenti berdetak begitu kedua matanya terpejam dan kepalanya mendekat ke arahku.

Oh apa ini!!!

Tunggu Hawai, AKU BELUM SIAP!

Mataku terpejam saat merasakan benda kenyal menyentuh bibirku. Entah ilmu dari mana, ku kalungkan tanganku di lehernya dan salah satu tangan Hawai berpindah ke tengkukku. Ku rasa bibirnya bergerak.
Hey, apa yang harus ku lakukan sekarang?

Sungguh, meskipun aku dan Hawai berpacaran 10 tahun lamanya kami tak pernah berbuat sejauh ini. Hawai benar-benar menjagaku dan dia tak pernah menyentuhku selain memeluk dan menggandeng tanganku. Karena sekarang status kami naik, jadi ku pikir kontak fisik diantara kami juga naik.

Aku pribadi tidak masalah dengan ini, toh yang melakukan ini adalah suamiku sendiri.

Entah atas dorongan apa aku mulai menggerakkan bibirku mengimbangi Hawai. Darahku berdesir dan ku rasakan sesuatu nggelitik perutku. Beginikah rasanya berciuman?

DispenserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang