Author's pov
Seorang perempuan terlihat bersantai di teras mansion megah yang menjadi tempat tinggalnya selama ini. Wajahnya nampak serius saat mengoleskan kutek berwarna merah marun ke kukunya. Sesekali ia menoleh ke gerbang utama, perempuan blasteran Indonesia-Australia ini tengah menunggu kakak kesayangannya yang belum juga sampai rumah.
"Cana menunggu siapa?" Canada menoleh ke arah Opa kesayangannya yang berjalan ke arahnya dengan Oma. Mereka baru selesai berkebun, satu-satunya kegiatan untuk mengisi waktu luang di usia senja.
"Baby Wai. Kenapa belum pulang juga ya?" Canada memajukan bibirnya beberapa senti, menambah kesan imut dan tampak menggemaskan di mata Oma dan Opanya.
"Sebentar lagi juga pulang, Choco Pie. Tunggu saja."
"Hmm, mungkin saja Wai sedang pergi bersama teman-temannya." Cana menatap keduanya bergantian dan mengangguk.
"Oma dan Opa masuk dulu ya. Selamat menunggu." Ralia mengecup kedua pipi kemerahan Canada sebelum masuk ke dalam rumah, begitu juga dengan Azril.
Ah, waktu berjalan sangat cepat hingga sepasang suami istri itu menjadi Nenek dan Kakek dari 6 cucu: Bira, Bia, Wai, Cana, Marble dan Cherry. Tinggal menunggu cucu dari si kembar yang entah kapan menikah.
Canada kembali fokus pada kuteknya. "Hello Choco Pie, Mommy will bake some bread now. Will you help me?" Canada menoleh dan menatap Mommynya memakai celemek.
"No, Mommy. Aku mau menunggu Baby Wai." Jessica tersenyum, tangannya terulur mengelus rambut kecoklatan putrinya.
"Okay. Kau tidak sabar memberikan hadiahmu untuknya?" Canada mengangguk.
"Kalau begitu Mommy akan memanggang roti bersama Aunty dan Grandma.""Okay, Mommy." Jessica mencubit pipi putri kecilnya sebelum kembali masuk ke dalam rumah. Canada mendengus kesal karena detik ini juga Wai belum sampai rumah.
Jadi, Canada menunggu kakaknya pulang karena alasan khusus. Seperti yang disampaikan Jessica tadi, Canada menyiapkan hadiah khusus untuk Hawai. Ia membelinya saat pulang sekolah tadi, bersama Mommynya.
"Kenapa dia tidak membalas pesanku? Selalu saja mengabaikan pesanku! Dia bilang mencintaiku, tapi dia selalu mengabaikanku." Canada menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi dan memandang malas jalan di depannya.
Sorot bahagia di kedua matanya terpancar begitu mendengar suara motor. "My baby boy sudah pulang!" Keningnya mengkerut saat melihat seseorang duduk di boncengan Hawai.
"Hloh, Hawai membawa pulang siapa? Kekasihnya? Oh My God! Aku harus beri tahu Mommy!" Canada berdiri dari duduknya dan melompat-lompat menuju pintu.
Ia terhenti dan berbalik dengan senyuman manis, sebuah ide terlintas di pikirannya. Canada mengibaskan rambutnya dan berdiri tepat di depan pintu, senyumnya mengembang siap menyambut sepasang kekasih itu. Setidaknya di pikiran Cana mereka berdua adalah sepasang kekasih.
Menyambut dengan cara seorang Canada Emerald Malvino.
"Baby Waaaiii! Akhirnya kau pulang juga!!" Canada berteriak dan berlari ke arah Hawai yang menghentikan langkahnya, begitu juga dengan Kia.
"Aku sangat merindukanmu, sayang. Kenapa tidak membalas pesanku? Pulsamu habis? Eh kok pulsa sih, maksudku kuota." Canada mengelus pipi Hawai yang hanya menatap adiknya malas.
"Kau masih marah padaku? Baiklah, aku meminta maaf atas insiden minyak goreng kemarin, kau juga sudah membalasku dengan tragedi sabun cuci piring, kan? Kita berbaikan ya Baby?" Canada memeluk erat Hawai sebelum mencium pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dispenser
Humor"Bagaimana bisa kalian berkencan? Sifat kalian sangat berbeda, Wai sangat dingin dan Kia hangat. Seperti dispenser saja." Dua manusia dengan latar belakang keluarga berbeda, begitu juga sifat mereka. Diperankan oleh Xafier Hawai Malvino dari 'Secon...