D.S.E. 1

189 29 40
                                    

SURPRISE 🎉🎉🎉

Hawai’s pov
-Alfarizi’s Mansion-
12:00 WIB

“Ada lagi yang kau inginkan? Pudding cokelat? Atau cheesecake?” Aku mendongak menatap Mommy yang menatapku dengan senyuman manis.

Kalian tahu, sejak kedatanganku setengah jam lalu Mommy menawarkan banyak sekali makanan padaku. Mommy bilang aku harus banyak makan makanan buatannya karena 2 tahun lamanya tidak menyentuh makanannya sama sekali.

“Tidak, Mom. Aku sudah kenyang.” Mommy mengelus rambutku dan merangkum wajahku dengan kedua telapak tangannya.

“Mommy belum percaya ini! Akhirnya putra pertama Mommy kembali!” senyumku mengembang mendengar suara Mommy yang terlihat bersemangat. Namun, senyumannya luntur beberapa menit kemudian.

“Sayang sekali Choco Pie tidak bisa pulang bersamamu. Dia baik-baik saja, kan?”

“Mom, Choco Pie kita baik-baik saja disana. Bukankah tadi Mommy bertelepon dengannya?”

“Ya sih. Jadi Mommy harus menunggu satu tahun lagi agar putri kesayangan Daddy kembali?” aku terkekeh mendengarnya. Ya memang benar, Cana adalah putri kesayangan Daddy karena dia satu-satunya.

“Yes, Mom.” Wajah Mommy semakin murung saja saat menatap wajahku lekat-lekat.

“Lalu Mommy akan kembali menunggumu?”

“Hanya 4 tahun, Mom.”

“4 tahun waktu yang lama, sayang. Mommy tidak tahu apakah Mommy sanggup atau tidak menunggu lagi.” Aku merangkul Mommy dan menyematkan kecupan di keningnya.

“Wai janji akan menelepon Mommy setiap hari.” Mommy mengangguk dan memelukku.

“Tapi jangan pergi dalam waktu dekat ya, Mommy masih merindukanmu.”

“Ya, Mom. Kali ini Wai akan menentukan sendiri kapan melanjutkan kuliah.” Mommy tersenyum dan mengangguk.

“Ah, Mommy benar-benar tidak percaya dengan apa yang dikatakan teman-temanmu. Mereka bilang kau ini menjadi semakin dingin setelah tinggal di New York, tapi kenyataannya kau ini semakin hangat saja.”

“Semua kehangatanku hanya untuk Mommy.” Mommy membulatkan matanya dan mengerjap-ngerjap, aku tertawa dan memeluknya.

“Hentikan!” teriakan seseorang membuat tawaku berhenti.

Aku dan Mommy menoleh ke arah pintu, terlihat seorang bocah laki-laki yang masih memakai seragam merah-putih menatap kami dengan wajah kesalnya. Kedua tangannya terlipat di dada dan tatapan tajam juga menusuk dia tujukan padaku.

“Jangan rebut Mommy dariku!” teriaknya berlari ke arah kami dan mendorongku menjauh dari Mommy. Selanjutnya ia duduk di tengah-tengah kami dan memeluk Mommy posesif.

“Mommy hanya milik Scoth!” Aku tersenyum dan mengacak rambutnya.

“Baiklah, Mommy hanya milik Scoth.”

Mommy menghujani wajah Scoth dengan ciuman yang sejujurnya membuatku iri. “Kau ini, bukankah Mommy sudah bilang jika kau harus berbagi kasih sayang dengan Wai. Hanya berbagi, sayang. Tidak merebut.” Scoth menatapku, beberapa detik kemudian ia tersenyum memamerkan gigi depannya yang hilang dua.

Sebenarnya tidak hilang, dia kehilangan giginya karena dalam masa pergantian gigi susu. Bukankah dia sangat menggemaskan?

Baiklah, akan ku perkenalkan siapa itu Scoth. Dia lahir dengan nama lengkap Zakaria Scotland Malvino. Dari namanya kalian pasti sudah tahu dia putra siapa. Ya, dia adalah putra bungsu (aku dan Cana memaksa Mommy dan Daddy menetapkan Scoth sebagai anak bungsu!) dari Malvino Syafawi Ralindra dan Jessica Arnoldy.

DispenserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang