Bagian 13: hak asuh kucing

5.6K 761 170
                                    

Renee mendesah lelah saat Benji meliriknya dengan ujung mata ketika hakim mengetuk palu dengan putusan sidang pembagian harta gono gini dan memutuskan bahwa hak asuh kucing yang di perebutkan akan di selesaikan secara kekeluargaan oleh kedua belah pihak.

Lirikan Benji seolah berkata bahwa Renee tidak becus menyelesaikan tugasnya, dan itu sangat menyebalkan.

Setelah sidang bubar Renee sudah menyiapkan alasan terbaik jika saja Benji terus-terusan mendesaknya tentang hal kucing.

"Saya ada rapat, saya mau kamu ada di ruangan kantor saya jam 2 siang ini."

Perkataan Benji yang membuat Renee berdecak kesal.

"Oh iya," pria itu berbalik seperti lupa akan sesuatu, "... saya tidak mentolerir jika kamu datang terlambat dengan alasan apapun." Kemudian pria itu berbalik dan pergi bersama seorang asistennya.

Di satu sisi, Renee bisa melihat Karenina menatap ke arahnya. Tersenyum sepintas lantas pergi menuju mobilnya yang terparkir tidak jauh dari mobil Benji, tentu saja bersama seorang manajernya dan sepertinya setelah ini wanita itu ada schedule untuk shooting.

Untuk pertama kalinya Renee merasa kegagalannya bukanlah hal yang patut untuk dia sesali. Ayolah, kenapa sesuatu yang mudah harus dibuat sangat merepotkan. Kucing itu bisa mereka pelihara bersama sambil berbagi waktu atau apapun. Lagipula Renee tidak melihat sorot "masih cinta" dari tatapan Benji dan juga Karenina yang bisa di jadikan alasan kenapa mereka berdua berbelit-belit hanya karena masalah tiga ekor kucing.

Benji dan Karenina sudah berakhir dan nampaknya tidak ada penyesalan dari keduanya.

Renee membasahi bibirnya, sekarang yang perlu dia pikirkan hanyalah siapa yang akan menjemput Mecca. Menghubungi Serga jelas tidak mungkin karena Renee masih melakukan "perang dingin" dengan pria itu.

Renee melirik ke arah jam tangannya. Dia harus mengajar sampai jam satu siang dan tentu saja jika menjemput Mecca setelah itu maka dirinya tidak akan bisa sampai di kantor Benji jam 2 siang.

Risa.

Adik Serga adalah jalan satu-satunya yang bisa dia mintai tolong.

***

Risa:
Mbak maaf baru balas soalnya tadi lagi ada kelas, Risa ada mata kuliah tambahan jam 1 ini jadi gak bisa jemput mecca 😢

Renee memijat pelipisnya pusing, berdiri di parkiran dimana mobilnya terparkir setelah jam mengajarnya habis.

Jam menunjukkan pukul 1.15 dimana kepalanya masih berkutat antara menjemput Mecca dan membiarkan mulut pedas Benji mengkritiknya, atau mengalahkan harga dirinya lalu menelpon Serga dan meminta pria itu untuk menjemput Mecca.

"Ibu kenapa? Keliatannya lagi bingung."

Suara seorang gadis yang ternyata adalah Melva membuat Renee sedikit terperanjat.

"Oh, kamu... ibu pikir siapa," ucap Renee sambil mengelus dadanya.

Gadis itu tersenyum, "saya liat ibu berdiri di dekat mobil dari tadi, kayaknya lagi bingung. Apa ada masalah bu?"

Tiba-tiba saja, seperti lampu kuning yang berpijar di atas kepalanya. Renee merasa bahwa sepertinya Melva adalah jalan keluar.

"Ini... ibu ada janji sama klien jam 2 siang. Sedangkan Mecca gak ada yang jemput."

Renee bisa melihat Melva menggigit bibir bawahnya.

HAPPILY (N)ever AFTER (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang