Seandainya logika dan hati bisa sejalan
Mungkin dunia ini tak akan berantakan
***
Renee sempat menatap Mecca dan Benji secara bergantian sebelum melangkahkan kaki melewati pintu berwarna putih yang ada di depannya.Rumah nuansa klasik yang memiliki dua pilar putih yang menjulang tinggi, lampu hias besar di langit-langitnya, dan handle pintu berwarna hitam. Ini adalah kali pertama Renee menginjakkan kakinya di rumah Benji untuk menghadiri undangan makan malam dari ibu pria itu.
Renee bisa melihat mata Mecca berkedip ragu, hanya rangkulan Benji di bahunya tak bisa membuatnya melangkah mundur.
"Ibu sama adik-adik aku sudah nunggu kita di dalam."
Perkataan Benji membuat Renee mengangguk bertepatan dengan dibukanya pintu dari dalam, menampakkan seorang wanita yang tersenyum anggun padanya.
"Ini yang namanya Renee?" Tanya wanita itu antusias pada Benji.
"Iya Ma."
"Lebih cantik dari di foto ya." Wanita itu berbisik pada Benji tapi masih tetap bisa terdengar oleh Renee. "Yang ini pasti Mecca ya?" Tanyanya sambil mengalihkan tatapan pada Mecca yang berdiri di sebelah Renee.
"Yuk masuk yuk," ajak wanita sambil meraih tangan Mecca dan membawanya untuk masuk. "Nah ini rumahnya om Benji sama Oma," ucapnya pada Mecca.
Mecca menoleh ke arah Renee yang berjalan di belakangnya. Renee tau tatapan itu, Mecca seperti sangsi karena keakraban ibu Benji padanya.
"Mecca udah laper belum? Oma udah masak tuh, kita makan sama-sama yuk."
Renee bisa melihat ibu Benji sangat senang dengan kehadiran Mecca disini. Mata wanita itu berbinar menatap Mecca. Renee bisa maklum, Benji pernah mengatakan bahwa ibunya suka anak kecil. Mengingat Benji belum memiliki anak dan kedua adiknya masih bersekolah maka tak heran jika wanita itu sangat antusias dengan kehadiran Mecca.
Mecca hanya mengangguk lantas mengikuti ibu Benji. Di meja makan dua orang adik Benji terlihat tersenyum melihat kedatangan Renee dan Mecca. Renee mengulurkan tangannya untuk berkenalan secara formal dengan kedua adik Benji.
"Nadia," ucap adik Benji yang perempuan.
"Aldo," ucap adik Benji yang laki-laki.
Mereka berdua menyunggingkan senyum senang yang entah kenapa membuat Renee teringat pada ayah Serga dan Risa, kedua orang itu juga menyunggingkan senyum yang sama waktu pertama kali melihat Renee saat Serga mengenalkannya. Hanya ibu yang memasang wajah masam, beda sekali dengan ibu Benji yang menyambutnya dengan hangat.
"Ini Mecca anaknya mbak kan?" Tanya Nadia sambil menatap Mecca.
"Iya, ini Mecca anaknya mbak," jawab Renee.
"Cantik ya, Ma," ucapnya sambil menatap ibunya seolah minta persetujuan.
Ibu mengangguk sambil tersenyum. Beberapa orang asisten rumah tangga meletakkan mangkuk dan piring yang diatasnya telah tertata rapi beberapa lauk dan kue.
"Mecca mau kue gak? Tadi tante Nadia sama Oma bikin cake red velvet soalnya kata Om Benji Mecca suka kue red velvet." Nadia meletakkan sepotong kue di piring kecil dan meletakkannya di hadapan Mecca.
"Makasih tante," ucap Mecca.
"Yuk dimakan, ibu sengaja masak sendiri tuh buat nyambut kamu sama Mecca," ucap Benji sambil menyendok nasi dan meletakkannya ke piring Renee.
"Papa kamu gak ikut makan?"
"Oh aku lupa bilang, Papa lagi di Malaysia jadi gak bisa ikut makan malam sama kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
HAPPILY (N)ever AFTER (COMPLETED)
Romance(Please follow me before you read my story) Serga dan Renee adalah pasangan yang sempurna. Bagaimana tidak, menikah selama 8 tahun dan dikaruniai seorang putri yang cerdas. Karir Renee yang gemilang sebagai pengacara perceraian dan kedudukan Serga...