Bagian 16: Tersudut

6.5K 801 255
                                    

Serga menatapi layar ponselnya yang terus saja menyala tanpa ada niat untuk menyentuhnya.

5 panggilan tidak terjawab, dan semuanya dari ibu.

"Angkat aja mas, ibu pasti butuh bicara sama kamu."

Di sebelahnya, Renee menyesap teh melatinya. Rambut panjangnya yang terurai dan wajah polos tanpa riasan membuat bibir wanita itu terlihat pucat.

"Kalau kamu bisa percaya bahwa berita itu gak bener, belum tentu ibu kamu berpikir demikian. Mungkin ibu butuh penjelasan dari kamu."

Ya. Setelah berita itu keluar secara mengejutkan. Renee langsung menjelaskan pada Serga bahwa foto-foto itu di ambil tanpa izin darinya, dan yang menjengkelkan adalah angle foto di ambil seolah dirinya dan Benji sedang berkencan, padahal yang terjadi tidak demikian. Di foto itu terlihat jelas bahwa Renee dan Benji sedang tertawa bersama, seolah mereka adalah pasangan yang berbahagia.

Serga menatap Renee tak berkedip. Jelas terlihat bahwa Renee terguncang walaupun Serga yakin benar bahwa Renee tidak akan pernah berselingkuh darinya. Renee adalah wanita dengan harga diri yang tinggi, jelas istrinya itu tidak akan melakukan hal yang murahan seperti ini.

Setidaknya Serga meyakini itu selama delapan tahun belakangan. Sampai secara tak terduga Karenina mendatanginya, wanita itu terlihat sangat menyedihkan seolah Renee telah merampas suaminya.

"Maaf saya datang tanpa membuat janji terlebih dahulu. Mungkin anda dan saya sama-sama terkejut atas pengkhianatan pasangan kita masing-masing."

Mungkin Serga terlihat bodoh dengan hanya diam dan mendengarkan setiap ucapan Karenina. Rasanya seperti lost and confuse at the same time. Seperti sebuah bongkahan besar batu yang kokoh namun tiba-tiba sebagian batu itu terkikis karena di tempa air. Serga menolak untuk percaya, tapi di satu sisi kepalanya seperti membenarkan semua tuduhan yang di tujukan ke Renee.

Terlebih Renee tidak banyak bicara, wanita itu hanya bilang bahwa semua itu tidak benar dan dia akan menuntut si pembuat berita. Hanya itu.

"Ibu telpon lagi."

Ucapan Renee membuyarkan lamunan Serga.

"Angkat gih, kalau mas gak angkat ibu pikir aku yang larang."

Serga menarik nafasnya lantas mengangkat panggilan itu.

"Kamu sengaja ya gak angkat telpon ibu."

Nada marah langsung terdengar dari seberang sana.

"Aku baru pegang handphone bu," jawab Serga halus.

"Ibu yakin kamu udah dengar berita tentang Renee."

"Iya bu, aku udah dengar."

"Terus?"

"Berita itu gak bener."

Serga bisa mendengar ibunya mendengus.

"Gak mungkin ada asap kalau gak ada api."

Serga melirik ke arah Renee, dirinya yakin istrinya itu mendengar semua perkataan ibunya yang setengah berteriak.

"Istri aku gak begitu bu, Renee gak mungkin melakukan hal gak terpuji kayak gitu."

"Terus aja, terus bela istri kamu sampai nanti dia ninggalin kamu sama pria lain. Dari awal firasat ibu sudah gak enak, istri kamu itu terlalu bebas, terlalu menganut prinsip kesetaraan gender supaya dia bebas hidup sesuka-suka dia. Jadi perempuan kok gak ada aturan."

Serga bisa melihat Renee menjatuhkan air matanya, namun wanita itu buru-buru mengusapnya dengan ujung kain lengan sweaternya.

"Kamu gak tau betapa malunya ibu sama keluarga besar kita? Kamu kalau gak bisa handle istri mending lepasin aja..."

HAPPILY (N)ever AFTER (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang