Renee membulatkan matanya pada Arina saat wanita itu mengangkat tangannya lalu memanggil Serga, pria itu menoleh lantas tersenyum pada Arina, tentu saja tanpa menyadari wanita berambut panjang yang sedang bersama Arina karena Renee duduk dengan posisi membelakangi.
"Dia kesini Ren," ucap Arina pelan, "kok cewek itu ikutan juga sih," lanjutnya sambil menggerutu.
Renee menahan nafasnya, rasanya ingin sekali mencaci Arina atas apa yang wanita itu lakukan. Tindakan wanita itu hanya akan membuat suasana canggung dan itu terbukti saat Serga menampakkan wajah tak nyaman ketika melihat Renee.
"Hari Rin, apa kabar?" Tanya Serga berbasa-basi.
Arina menatap wanita yang ada di sebelah Serga,"baik, dan ini..."
"Oh ini Aliya, teman aku waktu SMA dulu."
Wanita itu mengulurkan tangannya, bersalaman seraya memperkenalkan diri pada Arina dan juga Renee.
"Kita duduk disini bareng mereka aja ya mas," ucap Aliya yang sukses membuat Arina dan Renee saling pandang.
"Boleh," sahut Renee sambil berdiri,"lagian kita juga udah mau pergi kok."
Renee membereskan tasnya diikuti oleh Arina yang juga melakukan hal yang sama.
Sebelum benar-benar pergi, Renee sempat menaikkan tangannya untuk memanggil waiter,"mas, tolong diberesin ya mejanya."
Renee mengeluarkan satu lembar uang seratus ribu lantas memberikannya pada waiter tersebut,"buat kamu," ucapnya.
Renee tersenyum seraya pamit pada Aliya dan juga Serga, kemudian wanita itu berlalu diikuti oleh Aliya di belakangnya.
Renee membuka pintu mobil lantas duduk di belakang kemudi.
"Lo kan bawa mobil, kenapa jadi ikut gue?" Tanya Renee saat melihat Aliya duduk di kursi sebelah.
"Gue mau berghibah sebentar, emang lo gak mau ghibahin tuh cewek sama gue?"
Renee memajukan bibirnya,"ya menurut lo?"
"Lo ada rasa cemburu gitu gak sih?"
"Ya ngapain Rin, orang udah bukan suami gue lagi."
"Harusnya kita gak usah buru-buru pergi gak sih? Biar duduk deh berempat kayak orang meeting."
"Ya ngapain Rin, lo gak liat muka Serga pas liat gue? Gue tau dia gak nyaman."
"Lebih ke kaget sih."
"Harusnya gak usah lo panggil."
"Iya ya, harusnya gak usah gue panggil biar lo bisa liat dia lebih lama."
"Gue gampar ya Rin."
Arina tertawa nyaring saat melihat ekspresi gusar Renee. Wajah Renee yang berusaha menyembunyikan perasaanya terlihat begitu lucu di mata Arina. Karena kalau memang Renee biasa saja, wanita itu tak akan mungkin memutuskan untuk pergi setelah sebelumnya flexing memberikan tip pada waiter itu.
"Lo ngasi tip kebanyakan tuh," canda Arina lagi.
"Pas buka dompet duit gue cuman ada seratus ribuan, masa gue minta kembalian, kan lucu."
Arina tertawa makin nyaring, rasanya seperti anak SMA yang tiba-tiba ketemu mantan dengan pacar barunya.
"Puas lo ngetawain gue?"
Arina menarik tisu yang ada di depannya untuk mengelap air matanya yang keluar karena terlalu banyak tertawa, ditengah Renee yang sedang berpikir siapa wanita yang tadi bersama Serga.
"Cewek itu cuman temennya kali," ucap Arina saat melihat Renee yang menatap lurus dengan tatapan kosong.
Renee menoleh,"terus hubungannya sama gue apa?"
"Ya gue tau lo pasti lagi menerka siapa cewek itu, kok bisa mereka sama-sama, mereka mau ngomongin apa. Itu kan yang ada di pikiran lo?"
"Anak indihome lo ya? Kayak paling tau aja pikiran orang."
"Yeuuu, gak usah gengsi gitu lah. Kayak baru kenal sehari dua hari aja. Ketara banget muka lo."
"Emang keliatan?"
"Apanya? Cemburunya?"
Arina pikir Renee akan gusar atau tertawa, tapi tidak, wanita itu menatapnya datar dengan sorot yang aneh.
"Lo masih cinta sama Serga?"
Hening
"Ren lo gak serius kan?"
***
"Kok mereka pada buru-buru pergi ya mas?"
Aliya mendudukkan dirinya di kursi saat waiter sudah selesai membereskan meja.
Serga mengangkat kedua bahunya,"mungkin memang sudah mau pergi."
Jujur, Serga tak menyangka akan bertemu Renee. Terlebih dirinya sedang bersama Aliya, apa yang akan Renee pikirkan tentangnya. Rasanya seperti berselingkuh padahal dirinya dan Renee sudah tidak memiliki hubungan apa-apa. Renee juga nampak menjaga jarak dan itu membuat Serga berpikir bahwa Renee tak mau terlibat dalam hal sekecil apapun tentang dirinya.
"Jadi?" Tanya Serga seolah menyuruh Aliya untuk buru-buru mengutarakan alasan untuk bertemu.
Aliya meletakkan cup coffe yang ada di tangannya ke meja,"aku tau kalau aku gak berhak ikut campur, tapi... aku kasian sama ibu mas."
"Ibu ada ngomong apa sama kamu?"
"Ibu cuman pengen ketemu kamu. Ayah sama Risa gak bisa bujuk kamu..."
"Jadi kamu pikir kalau kamu bisa?"
Aliya terdiam, Serga jelas tak suka dengan pembicaraan ini.
"Aku adalah dokter yang menangani ibu kamu, aku cuman gak mau mas nyesal pas ibu udah benar-benar pergi."
Serga menelan salivanya, jujur hatinya masih belum siap untuk bertemu ibu lagi setelah sekian lama. Mungkin hatinya tidak sepenuhnya memaafkan walau Serga sangat ingin.
"Mantan istri kamu dari kemarin juga udah jagain ibu."
Serga mengerutkan keningnya,"Renee jagain ibu?"
Aliya menggeleng,"bukan, tapi Melva."
"Ibu aku ceritain hal itu juga ke kamu?"
Aliya mengangguk, "ibu bilang dia nyesal sudah jahat ke mas, ibu juga berusaha mas, ibu berusaha nerima Renee tapi ibu gak bisa."
"Renee memang wanita luar biasa, aku baru liat dia secara langsung barusan..."
"Jadi kamu tau kalau yang tadi itu Renee mantan istri aku?"
Aliya mengangguk, "dia cantik banget ya mas, makanya kamu cinta segitunya sama dia sampai-sampai kamu nolak waktu ibu mau jodohin kita lagi dulu."
Serga tau kemana arah pembicaraan ini, Aliya masih ingin mengais kisah cinta mereka yang telah lalu.
"Aku minta setidaknya mas temuin ibu dulu walau cuman sebentar."
"Kamu gak berhak minta apapun dari aku," ucap Serga dingin yang tentu saja membuat Aliya terperanjat.
"Aku meluangkan waktu buat kamu karena aku menghargai kamu sebagai teman. Tapi kamu terlalu banyak ikut campur, dan juga... aku minta maaf kalau kamu masih terjebak di masa lalu tapi antara kita udah gak ada apa-apa lagi."
Serga sudah ingin pergi namun perkataan Aliya membuatnya tidak melakukannya.
"Aku pikir mas orang yang sangat taat agama, yang tau kalau surga berada di bawah telapak kaki ibu. Ibu yang mengandung dan melahirkan kamu dengan taruhan nyawa. Lalu membesarkan kamu dengan memberikan dunianya. Tapi hanya karena Renee..."
"Renee juga seorang ibu, dia ibu dari anak aku, yang mengandung dan melahirkan anak aku dengan taruhan nyawa. Dia bahkan memberikan dunianya untuk aku dan anak aku. Kamu bukan seorang ibu jadi kamu gak berhak berkata seperti itu."
Serga menarik nafasnya lelah lantas pergi meninggalkan Aliya tanpa pamit."
***
Satu part lagi bakal kelar deh ini hehheFind me :
Instagram @emayuzar
KAMU SEDANG MEMBACA
HAPPILY (N)ever AFTER (COMPLETED)
Romance(Please follow me before you read my story) Serga dan Renee adalah pasangan yang sempurna. Bagaimana tidak, menikah selama 8 tahun dan dikaruniai seorang putri yang cerdas. Karir Renee yang gemilang sebagai pengacara perceraian dan kedudukan Serga...