Bagian 3:Toxic relationship

10.3K 940 180
                                    

Serga melirik ke arah Mecca, "bunda kenapa?" Tanyanya tanpa suara.

Gadis kecil itu mengangkat kedua bahunya lalu melirik Renee dengan ujung matanya. Sejak pulang dari kantornya Renee terlihat cemberut, wanita itupun hanya mengaduk kuah sapo tahunya tanpa minat. Padahal sapo tahu adalah makanan yang dirinya sukai.

"Kamu kenapa?" tanya Serga memberanikan diri.

Renee seperti tersentak, "mas nanya aku?"

Serga mengangguk, "sejak pulang tadi muka kamu cemberut terus. Ada masalah di kampus atau di kantor?"

Renee kembali memainkan garpunya, menusuk-nusuk tahu dengan kesal. "Mas ingat kan, klien yang aku bilang rebutan hak asuh kucing sama istrinya?"

Serga mengangguk, berusaha tidak mengajukan pertanyaan karena dia tau bahwa Renee bukan orang yang suka membawa masalah pekerjaan ke meja makan. Tapi kali ini istrinya itu terlihat benar-benar kesal.

"Aku tuh pusing, kalau rebutan hak asuh anak mah masih ada undang-undangnya. Lah ini hak asuh kucing. Dibawa sampai ke mahkamah agung juga orang sana bakalan bingung."

"Anak kucing banget yang di rebutin?" Tanya Serga meyakinkan.

Renee mengangguk, bibirnya kembali ditekuk.

"Mecca kalau sudah selesai makan langsung masuk ke kamar ya, nanti ayah susul. Malam ini ayah yang bakal bacain dongeng buat Mecca."

Gadis kecil itu mengangguk, tanpa banyak bertanya karena dia mengerti kondisinya. Mecca meraih gelas susu yang ada di sebelah tangan kanannya lantas meminumnya sampai habis.

"Mecca sudah selesai makan," ucapnya seraya berdiri lalu menghampiri Renee, "Mecca ke kamar duluan ya bunda," pamitnya.

Renee memeluk putrinya itu lantas mendaratkan satu ciuman di kepala Mecca yang selalu menguarkan aroma bubble gum. "Malam ini ayah yang bacain dongeng ya," ucapnya dengan nada menyesal.

Gadis kecil itu mengangguk lantas berlari kecil menuju kamarnya.

Serga berdiri, menarik kursi lalu mendudukkan dirinya di samping Renee. Pria itu bahkan menarik mangkuk Renee dan menyendok tahu serta sayurannya, "aku suapin ya, kamu bisa makan sambil cerita ke aku."

Renee mengangguk dengan setengah hati. Padahal dia sudah berkomitmen untuk tidak membawa masalah pekerjaan ke rumah terlebih ke meja makan. Tapi kali ini berbeda, dia ingin suaminya mendengarkan keluh kesahnya.

Renee mengunyah suapan pertamanya lalu menelannya setelah beberapa kali kunyahan. "Aku belum cerita kan klien aku siapa?"

Serga menggeleng, kembali menyendok makanan yang ada di mangkuk lantas menyuapi Renee kembali.

"Istrinya artis papan atas," ucap Renee disela kegiatannya mengunyah makanan.

"Telan dulu," tegur Serga sambil menyodorkan segelas air putih.

Renee menerima gelas itu lantas meminumnya. "Kemarin pernikahan mereka mewah banget, pestanya besar-besaran."

"Lalu?"

"Tapi baru dua tahun udah cerai."

Serga nampak berpikir, dia jarang memperhatikan berita artis di tv karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya sendiri.

"Karenina Eliza," ucap Renee pada akhirnya.

Serga nampak berpikir kembali, dia memang kurang hapal nama-nama dan wajah artis.

"Yang filmnya kita tonton di bioskop beberapa bulan yang lalu itu loh mas," ucap Renee memperjelas. "Yang rambutnya coklat, yang perannya jadi istri kedua."

HAPPILY (N)ever AFTER (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang