Bagian 4:Perjalanan Dinas

7.8K 820 93
                                    

Serga menenteng koper kecilnya menuruni tangga. Meletakkannya di sebelah pintu lantas menuju meja makan dimana Renee sedang sibuk menyiapkan sarapan di meja.

"Aku cuman sempat bikin nasi goreng soalnya tadi kesiangan," ucap Renee sambil merapikan kuncir rambutnya.

Wanita itu terlihat sibuk, meraih toples gula lalu memasukkan beberapa sendok ke dalam gelas sambil memasukkan kantong teh celup dan menuangkan air panas.

"Mbak Nem gak masuk?" Tanya Serga sambil mendudukkan dirinya di kursi meja makan.

"Tadi pagi telpon, katanya anaknya sakit makanya gak bisa masuk hari ini."

Renee meletakkan segelas teh di hadapan Serga lalu menyendok nasi goreng dari tempat nasi dan meletakkannya di piring yang ada di hadapan suaminya.

"Mecca sudah selesai belum?" Teriak Renee dari bawah bibir tangga.

"Dikit lagi bundaaaa," balas anak itu dari kamar atas.

Renee menarik kursi lantas duduk. "Kalau gak ada yang bantuin aku suka kelabakan gini jadinya," keluhnya sambil meneguk air putih.

Serga meraih sebelah tangan Renee, "apa kita perlu tambahan pembantu?"

Wanita itu seperti menimang pertanyaan Serga lantas menggeleng. "Kayaknya gak perlu deh mas, aku masih bisa sendiri."

"Yakin?"

Renee kembali mengangguk.

Serga mengusap rambut panjang Renee dengan lembut. "Kalau kamu perlu bantuan jangan segan kasih tau aku ya. Aku gak masalah kok kerjain kerjaan rumah. Dulu kita juga sering sharing kerjaan rumah berdua. Kamu nyapu aku yang ngepel, kamu masak aku yang cuci piringnya."

"Nanti kalau ibu kamu tau aku yang kena marah," sahut Renee sambil menyendok nasi goreng dan menyuapnya.

Renee masih ingat, waktu awal pernikahan mereka. Serga dan dirinya memutuskan untuk mengontrak rumah karena pria itu tau bahwa ibunya kurang begitu menyukai Renee.

Pernah suatu kali ibu Serga datang ke rumah secara tiba-tiba saat Renee dan Serga sedang membersihkan rumah. Saat itu kondisinya Serga sedang mengepel dan Renee sibuk memindahkan piring ke lemari.

Ibu Serga terlihat murka dan langsung menceramahi Renee dengan pemikirannya bahwa suami tidak pantas membantu istri dengan pekerjaan rumah.

Waktu itu keadaan masih sangat susah. Serga hanya sibuk di partai tanpa penghasilan yang jelas. Renee juga hanya jadi intern di sebuah firma hukum. Hanya ayah Serga yang sering diam-diam memberikan uang pada mereka tanpa sepengetahuan ibunya, ayah Serga juga yang berusaha supaya Serga bisa masuk jadi anggota dewan dengan cara menyokong dana kampanye yang jumlahnya tidak sedikit.

"Ya jangan sampai ketahuan ibu," jawab Serga enteng.

"Kamu mah enak, aku yang kena ceramahin."

Serga tertawa. Renee pasti masih ingat kejadian dimana mereka tertangkap basah sedang membersihkan rumah berdua. Serga sadar bahwa pemikiran ibunya masih terlalu kolot dan patriarki. Tapi di zaman sekarang pekerjaan rumah bukan hanya tugas perempuan. Serga bahkan tidak setuju kalau mengerjakan pekerjaan rumah di katakan bantu istri. Mereka tinggal berdua, jadi tidak salah jika rumah yang mereka tinggali mereka bersihkan berdua.

"Mbak Nem mana?" Tanya Mecca saat turun dari tangga dan menarik kursi meja makan.

"Izin, anaknya sakit," jawab Renee sambil menuangkan susu ke gelas lalu meletakkannya di hadapan Mecca. "Hari ini Mecca ikut bunda ngajar sama ke kantor ya?"

HAPPILY (N)ever AFTER (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang