Bagian 38: Final

14.2K 850 105
                                    

Renee tak bisa menggerakkan tubuhnya, bahkan dia tak bisa melihat apapun karena disekitarnya tak ada cahaya. Semua nampak gelap sampai tak terlihat apapun. Renee memberanikan diri untuk melangkah maju walau dia tak tau ini akan membawa dirinya kemana.

Rasanya dingin, lembab, dan menakutkan.

Renee membuka mulutnya untuk berteriak tapi tak ada suara yang keluar.

Perlahan dia mendengar suara langkah mendekat, rasanya ingin berlari tapi kakinya seperti ada yang menahan.

"Renee," panggil suara itu.

Seketika membuat ketakutan menjalar di seluruh tubuhnya.

"Ini ibu Ren."

Renee tau, dia hapal benar suara itu, suara yang sampai detik ini masih berhasil membuatnya trauma.

"Ibu disini Ren," ucap suara itu lagi.

Renee memaksakan tubuhnya untuk berbalik, disana dia melihat ibu ditengah kegelapan, berdiri menatap dirinya. Tampilan wanita itu terlihat lusuh, tidak seperti biasanya.

"Ibu ngapain disini?" Tanya Renee.

"Ibu kedinginan Ren," keluh wanita itu.

Renee sudah ingin berjalan mendekat namun seperti ada yang memegang kakinya.

"Tunggu disitu ya bu, Renee cari mas Serga dulu," ucap Renee khawatir.

Seketika seperti ada cahaya merah yang timbul dari belakang ibu, mata wanita itu seperti berkilat.

"Jangan dekati anak saya lagi!!!"

Renee bisa melihat wanita itu berlari secepat kilat ke arahnya lalu mendorong tubuhnya hingga terpental jauh.

Nafas Renee memburu saat terbangun dari mimpi gilanya. Semua terasa nyata dan tidak disaat bersamaan. Tubunya terasa sakit seolah dorongan dari mimpinya benar-benar nyata. Ini benar-benar gila.

Renee meraih teko dan gelas yang dia letakkan di nakas samping tempat tidurnya, menatap jam digital yang angkanya berwarna merah menunjukkan pukul setengah lima pagi. Sudah waktunya untuk bangun karena sebentar lagi waktu sholat subuh akan tiba.

Renee turun dari ranjang, menuju pintu untuk membangunkan Mecca.

Tepat setelah selesai membereskan peralatan sholatnya, Renee mendapati ponsel yang dia letakkan di nakas bergetar, mengerutkan keningnya karena tak biasanya ada yang menelponnya sepagi ini.

Dan keheranan itupun makin menjadi saat melihat nama Risa di layar ponselnya.

"Iya Ris?"

"Ibu mbak..."

Suara itu terbata karena beradu dengan tangis.

"Kenapa ibu Ris?" Walau Renee tau ini bukan pertanda baik.

"Ibu udah gak ada mbak."

"Innalillahiwainailaihirojiun," ucap Renee kaget.

"Mas Serga gak bisa dihubungi mbak, Risa minta tolong mbak sambil hubungi mas."

"Iya," jawab Renee padahal dia juga tidak yakin bisa menghubungi pria itu.

"Jenazahnya mau dibawa ke rumah dulu mbak sebelum di makamkan."

"Mbak kasi tau Mecca dulu ya, nanti mbak kesana."

"Iya mbak."

Renee juga tak ingin banyak bertanya, mengingat Risa pasti sibuk karena hanya ada dirinya dan ayah sedangkan Serga pasti belum tau tentang ini.

HAPPILY (N)ever AFTER (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang