Bagian 30: Bisakah Terbiasa?

11.5K 1.3K 206
                                    

Jangan menoleh ke belakang, itu tempatnya masa lalu

Jangan pula terlalu fokus ke depan, itu tempatnya masa depan yang tak akan bisa kamu raba bermodalkan harapan

***

Serga menatap awas pada pintu rumah yang baru saja terbuka, menampakkan Mecca dengan rambut kuncir kuda tengah menutup pintu dari luar dan berlari kecil ke arah mobilnya yang terparkir di luar pagar rumah.

Gadis kecil berumur 9 tahun itu menenteng tas ransel lumayan besar, yang membuat Serga turun dari mobil untuk membantunya.

"Sini biar ayah bawa, " Ucap Serga sambil meraih ransel itu dari tangan Mecca.

Anak itu menurut kemudian berlalu masuk ke mobil.

Serga sempat menoleh pada mobil merah yang terparkir di halaman sebelum akhirnya masuk ke mobilnya. "Bunda ada di rumah?"

Mecca menoleh padanya lalu mengangguk.

Setelah putusan cerai dari pengadilan, Serga tak pernah bertemu dengan Renee lagi. Hubungan mereka benar-benar berhenti layaknya dua orang yang tak saling mengenal. Renee bahkan memberikan Mecca ponsel pribadi untuk berhubungan khusus dengan Serga sebagai ayahnya. Seolah menegaskan bahwa wanita itu tak ingin ada komunikasi sekecil apapun dengan Serga.

Awalnya Serga pikir tindakan Renee hanyalah karena wanita itu sangat kesal dan kecewa padanya. Serga tidak mengatakan apapun karena dia pikir seiring berjalannya waktu sikap Renee akan membaik. Tapi nyatanya tidak, dua tahun telah berlalu dan Renee tetap pada pendiriannya untuk putus hubungan dengan Serga.

Seperti tak ingin berlama-lama, Serga melajukan mobilnya untuk segera pergi dari hadapan rumah yang dulu dia tempati bersama Renee. Bahkan hanya dengan melihat rumah itu membuat Serga seperti menaburkan garam di atas luka-lukanya yang tak kunjung sembuh. Begitu banyak mimpi-mimpi yang dia dan mantan istrinya bangun di sana, mimpi yang dia hancurkan sendiri karena terlalu pengecut untuk melindungi hati Renee.

"Mecca sudah makan siang belum? "

Gadis kecil itu menggeleng.

"Kita makan siang dulu ya, Mecca mau makan apa? "

"Mecca mau bento aja. "

Serga membuka aplikasi maps pada ponselnya untuk mencari resto terdekat.

Sesampainya di resto dan memesan dua menu yang berbeda, Serga menatap Mecca yang raut wajahnya tak seceria biasanya. Anak itu lebih banyak diam padahal biasanya selalu ceria saat gilirannya bisa bertemu dengan ayahnya, terlebih kali ini mereka berencana untuk staycation selama dua hari di hotel yang ada di puncak.

"Mecca gak lupa bawa baju renang kan? " Tanya Serga membuka obrolan.

"Tadi sudah bunda masukin tas, " Jawabnya.

Serga meneliti wajah Mecca yang sedang menikmati es krim cone, rasanya teringat kembali raut wajah kebingungan anak itu saat Serga berusaha menjelaskan alasan dirinya dan Renee untuk bercerai, tentu saja Serga memikirkan berhari-hari bagaimana menjelaskan semuanya dengan bahasa yang bisa dimengerti anak-anak. Tentu saja dengan menyembunyikan alasan sebenarnya.

Berbagi waktu untuk bersama Mecca dalam beberapa hari selama sebulan, terkadang saat lama tak bertemu Mecca selalu mengejutkannya dengan beberapa perubahan kecil.

Seperti anak itu yang tak ingin lagi memakai baju bergambar kartun, tak ingin lagi beli mainan barbie dan beralih minta belikan buku komik. Mecca bahkan sudah jarang nonton kartun di Youtube dan lebih sering tertawa cekikikan karena chat di grup kelasnya.

HAPPILY (N)ever AFTER (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang