Bagian 1: beginning

20.9K 1.4K 107
                                    


Serga mendesah lelah saat rekan-rekannya mulai tidak terkendali. Sebenarnya hati kecilnya menolak untuk berada disini, sebuah ruang vip club malam elit dengan berbagai botol minuman beralkohol di atas meja.

"Coba minum sedikit," seru salah seorang rekannya saat melihat Serga hanya bersandar tanpa minat di sofa, yang hanya Serga jawab dengan gelengan.

Serga dari awal sudah menduga bahwa acara entertaining yang mas Ilyas katakan pasti tidak jauh-jauh dari pesta dan hura-hura. Tolakan Serga kalah telak saat mas Ilyas mendesaknya dengan alasan solidaritas sesama anggota dewan perwakilan rakyat di komisi yang sama.

Serga berjanji, ini adalah pertama dan terakhir kalinya dia menginjakkan kakinya di tempat seperti ini.

"Pak Serga gak suka minum? Baiklah, kalau yang ini pasti pak Serga suka," ucap mas Ilyas seperti setan yang mengajak orang baik-baik untuk berbuat nakal.

Mas Ilyas berjalan keluar ruangan, tidak selang berapa lama pria itu kembali dengan beberapa orang wanita berpakaian seksi bersamanya.

Mata Serga tertuju kepada gadis dengan rambut sebahu. Demi Tuhan dia bisa melihat gadis itu berkali-kali menarik roknya yang kependekan. Bergerak gelisah dan kurang nyaman.

Mas Ilyas mengikuti arah pandang Serga, lantas menarik tangan gadis berambut sebahu itu dan membawanya ke hadapan Serga. "Matamu jeli juga ternyata, dia memang yang tercantik. Sebagai ucapan selamat datang dari saya dan yang lainnya maka gadis ini buat kamu." Mas Ilyas mengedipkan satu matanya ke Serga.

Bukan, Serga menatap gadis itu bukan karena terpesona pada kecantikan atau lekukan tubuhnya. Dia hanya merasa familier dengan wajah gadis itu, dia yakin pernah melihat gadis ini sebelumnya.

Gadis yang tidak Serga ketahui namanya itu terlihat menunduk sambil melihat ke arah seorang temannya yang berada di rangkulan mas Ilyas. Mata temannya seolah memberikan isyarat untuk bertindak manja seperti dirinya.
Namun, gadis itu semakin menunduk sambil meremas kedua tangannya.

"Maaf." Wanita yang ada di rangkulan mas Ilyas membuka suara, berjalan mendekati temannya yang berdiri di dekat sofa tak jauh dari Serga. "Ini adalah hari pertamanya, teman saya belum terbiasa melayani tamu."

Seketika Serga bisa melihat mas Ilyas menyeringai. "Anak baru? Pantas saja aku belum pernah melihatmu sebelumnya?"

Mas Ilyas berdiri dari duduknya lantas mendudukkan diri di samping Serga, "anak baru artinya dia masih perawan. Jika kamu mau aku akan menawarnya untuk menghangatkanmu malam ini," bisiknya di telinga Serga.

Sontak membuat Serga mengerutkan keningnya. "Saya kesini bukan untuk melakukan hal seperti itu, saya hanya menghormati ajakan mas Ilyas."

Mas Ilyas menyandarkan bahunya. "Tenang saja, aku enggak akan bilang ini sama istrimu."

Serga merasa menghormati ajakan mas Ilyas adalah langkah  paling salah yang pernah dia pilih dalam hidupnya. Dia memang bukan pria polos yang tidak tau seperti apa keadaan di club malam, dia hanya tidak menyangka bahwa mas Ilyas dan rekannya yang lain akan memanggil wanita penghibur untuk menemani mereka. Tadinya Serga pikir mereka hanya akan minum-minum untuk bersenang-senang.

Mungkin tidak banyak yang tau bahwa jajaran anggota dewan kerap menghabiskan waktu mereka dalam kegiatan yang di perhalus dengan kata entertaining. Padahal dalam kenyataanya praktek entertaining itu adalah hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan oleh orang-orang yang disebut perwakilan rakyat.

"Ya sudah, kalau kamu enggak mau biar buat aku saja." Mas Ilyas ingin meraih tangan gadis itu sebelum akhirnya tangan Serga lebih dulu meraih tangan gadis itu.

HAPPILY (N)ever AFTER (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang