HAPPILY (N)ever AFTER (COMPLETED)

Bagian 26: Attack

If happy ever after did exist

I would still be holding you like this

All those fairy tales are full of shit

One more fucking love song, i'll be sick

***

Seperti tidak punya waktu untuk patah hati. Tidak, hati itu sudah patah sejak awal. Renee bahkan sudah menempelkan lem paling kuat, bukan untuk berjaga-jaga, tapi karena sudah tau bahwa semua ini pada akhirnya akan terjadi.

Saya terima nikah dan kawinnya Melva Saqina binti Adriansyah dengan mas kawin tersebut tunai.

Renee mengepalkan tangannya erat saat kata-kata itu kembali terngiang. Ternyata selama ini orang yang dia cari ada di hadapan matanya. Orang itu bisa tersenyum dan berbicara padanya seolah tidak ada yang terjadi, seolah dia bukanlah si tukang rampas suami yang selalu dia banggakan. Harga diri Renee telah di injak-injak oleh Melva.

Renee tidak mau tau alasan dibalik pernikahan itu, baginya menikah dengan wanita lain di belakangnya adalah sebuah pengkhianatan yang tak perlu di maafkan. Renee bahkan tidak akan meminta penjelasan atau apapun because if he cheat on me, i'm done.

2 missed call dari Serga baru saja muncul di pop up ponselnya, seharian ini Renee mencoba menghilang dan hanya mendekam di apartemennya. Perutnya yang mulai terasa sakit karena belum diisi apapun sejak kemarin membuat kepalanya sedikit pusing.

Ayah:
Ren, ayah sama ibu mau ke jakarta lusa.

Jantung Renee seperti meloncat keluar, kenapa tiba-tiba?

Ayah:
Kok mendadak?

Renee menggigit kukunya gelisah.

Ayah:
Ada seminar advokat, sekalian ayah ajak ibu buat jengukin kamu

Renee memijat keningnya frustasi. Kenapa ayah dan ibu ke Jakarta di waktu yang tidak tepat, kedua orang tuanya pasti heran kenapa dirinya sekarang tinggal di apartemen. Mau tidak mau apa yang dirinya sembunyikan akan ketahuan juga.

Sementara dirinya masih memikirkan apa yang dia lakukan. Tidak, bukan memikirkan untuk berpisah atau tidak karena hal itu tentu akan Renee lakukan. Dia hanya ingin membuat Serga skak mat dan tidak bisa mencegah niatnya untuk berpisah dengan cara apapun.

Serga pasti akan menjelaskan ini dan itu, meminta kesempatan kedua dan memohon maaf.

Renee tau bahwa tidak ada manusia yang terlahir sebagai malaikat. Semua orang bisa salah. Semua orang membuat dosa. Tapi apa lantas dengan menerima semua kesalahan fatal membuat luka yang ditorehkan jadi tak berbekas?

Melva:
Bu, besok ada waktu buat bimbingan skripsi?

Renee mengepalkan tangannya, semua hal sialan ini membuatnya tak habis pikir. Seandainya dia menyingkirkan semua rasa malunya dan membuat keributan mungkin sesak di dadanya akan berkurang walau sedikit.

***

"Temui saya di Twelve." Renee menempelkan benda persegi itu di telinganya, sebelah tangannya meraih gagang pintu mobil dan membukanya. "Iya sekarang, saya sudah mau jalan."