Bagian 18: Masa Kecil Serga

6.7K 823 195
                                    

Apa yang kamu tanam sekarang adalah apa yang akan kamu hadapi nanti

Jika kamu menanamkan ketakutan maka jangan harap akan mendapatkan penghormatan

Orang menurutimu karena mereka takut padamu, bukan karena mereka merasa benar atas perkataanmu

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










"No Serga, ibu gak suka kamu manjat-manjat meja kayak gitu."

Serga menurunkan tangannya dari tiang meja yang tinggi itu lantas menoleh setelah sebelumnya terkejut pada suara tinggi ibunya.

Mata ibu melotot marah, "nanti jatuh, harus ibu bilang berapa kali sih kalau ibu gak suka."

Anak pria berumur 5 tahun itu menyimpan tangannya di belakang tubuhnya, kepalanya menunduk karena takut bersitatap dengan sang ibu yang berjalan mendekat.

"Serga tau kan kalau ibu gak suka kamu main bahaya." Wanita itu mulai berlutut agar bisa sejajar dengan putra kecilnya.

"Serga good kan bu?"

Wanita itu tersenyum, Serga selalu bertanya seperti itu jika habis melakukan sesuatu yang membuat dirinya marah.

"Iya, Serga good, jangan di ulang lagi ya. Kalau ibu bilang gak boleh artinya Serga gak boleh lakuin."

Anak itu mengangguk, walaupun masih tersirat tatapan takut.

Tidak seperti anak seusianya yang pandai membangkang, sejak berumur tiga tahun Serga selalu takut jika ibunya berteriak atau menyebutnya dengan sebutan anak nakal. Serga akan melakukan apapun agar ibunya mengusap kepalanya dan berkata good boy.

Tidak ada satu hal pun yang Serga lakukan tanpa persetujuan ibunya.

Serga ingin ikut ekskul karate.
No, ibu gak suka.
Maka Serga akan berakhir di klub bahasa Inggris.

Serga mau pergi liburan sama teman-teman.
No, ibu gak izinin.
Serga jadinya pergi ke rumah eyang di Solo.

Serga mau ikut camping sama teman-teman sekolah.
No, ibu takut Serga hilang di gunung.
Serga hanya akan berakhir nemenin ibu belanja bulanan di supermarket.

Kata tidak dari ibu seperti mandat dari seorang raja yang tak akan bisa Serga bantah.

Sampai akhirnya kata tidak itu tak berlaku lagi saat Serga berkata ingin menikah dengan gadis yang dia pacari.

"Kalau ibu bilang enggak ya enggak, kayak gak ada perempuan lain yang seiman aja."

Ibu memalingkan wajahnya, Serga tetap bersikeras pada pilihannya disaat ibu bahkan sudah menawarkan gadis lain untuk Serga.

HAPPILY (N)ever AFTER (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang