Renee membuka kaca mobilnya saat seorang satpam yang menjaga pintu hitam menjulang itu menuju ke arah mobilnya.
"Eh, mbak Renee, saya kira siapa."
Senyum pria yang tiga tahun belakangan ini menjadi satpam di rumah orang tua Serga terukir, "mobilnya baru ya mbak? Pangling saya."
Renee tertawa. "Iya pak, makanya saya buka kaca supaya gak di cegat sama bapak."
Layaknya rumah seorang mentri, rumah ini di jaga ketat dengan dua orang satpam yang berjaga secara bergantian.
"Ah mbak bisa saja." Aksen jawa yang kental terucap dari bibir pria itu, sembari bergegas mendorong pintu pagar agar Renee bisa masuk.
Renee bisa melihat mobil Serga ada di parkiran, di belakang mobil yang sudah terlebih dahulu ada di sana. Renee kurang hapal siapa saja yang datang, karena dia memang sangat jarang bertemu dengan keluarga Serga. Hanya setahun sekali, dan itu pun saat lebaran.
"Makasih ya pak," ucapnya saat satpam itu membantunya membawa beberapa barang.
Dalam perjalanan Renee berinisiatif membeli beberapa roll tart rasa lemon di toko kue langganan ayah Serga. Renee tau pria itu suka roll tart berisi selai lemon dari toko kue itu.
"Eh mbak." Pintu rumah yang memang dalam kondisi terbuka membuat Risa yang baru saja meletakkan nampan berisi potongan buah di atas meja prasmanan melihatnya dengan ekspresi terkejut.
Hal yang tidak biasa memang, karena Risa tau biasanya Renee tidak akan datang ke acara kumpul-kumpul keluarga.
"Mbak bawa roll tart kesukaan ayah nih," ucap Renee.
"Ada yang bisa mbak bantu gak?" Tanya Renee lagi sambil melihat ke sekeliling.
"Udah mbak, udah kelar semua kok."
Risa merapikan hijab berwarna hitam dengan corak bunga yang terlihat sedikit berantakan, terlihat canggung karena memang pada dasarnya gadis itu tidak berhijab dalam kesehariannya.
"Mbak bawa kuenya ke dapur dulu ya," ucap Renee yang mendapat anggukan dari Risa.
Tadinya Renee pikir tidak ada orang di dapur, karena saat akan ke dapur dirinya berpapasan dengan dua orang asisten rumah tangga yang terlihat membawa beberapa nampan berisi panganan.
Namun dirinya di buat terkejut saat melihat ibu berada di dapur, wanita itu pun sama terkejutnya dengan dirinya.
"Maaf bu, saya pikir gak ada orang di dapur."
Ibu melihat Renee dari atas ke bawah, lantas memalingkan wajahnya dan berpura-pura kembali sibuk menuangkan daging ke dalam wadah.
Tidak ada senyuman, tidak ada niat untuk berbicara dengan Renee sedikitpun.
Renee tersenyum sambil menarik nafasnya dalam. Sudah biasa, melihat ibu Serga mengabaikannya sudah lebih baik dari pada kalimat pedas yang akan membuat sebagian hatinya sakit.
Aku menikahi anaknya, bukan ibunya.
Kalimat yang selalu Renee ucapkan pada dirinya sendiri agar dirinya bisa mengabaikan fakta bahwa ibu Serga tidak pernah menyukainya.
Renee mengambil pisau roti lantas memotong roll tart yang dirinya bawa lalu meletakkannya pada piring berbentuk oval.
"Ibu mau?" Tawar Renee.
Wanita itu hanya melirik dengan ujung matanya.
Renee memindahkan sebagian kue ke piring kecil. "Saya sisihkan beberapa buat ibu ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
HAPPILY (N)ever AFTER (COMPLETED)
Romance(Please follow me before you read my story) Serga dan Renee adalah pasangan yang sempurna. Bagaimana tidak, menikah selama 8 tahun dan dikaruniai seorang putri yang cerdas. Karir Renee yang gemilang sebagai pengacara perceraian dan kedudukan Serga...