HAPPILY (N)ever AFTER (COMPLETED)

Bagian 24: Pindah

Terlihat baik secara fisik

Terbunuh secara mental

Dihakimi oleh ekspektasi

Dihajar oleh realita, dan hebatnya...

Dia masih bisa tertawa

***

Dan mereka hidup bahagia selama-lamanya.

Renee suka sekali pada bagian akhir cerita dongeng yang selalu dia baca. 4 kali tamat membaca cerita putri tidur, 8 kali tamat membaca cerita Cinderella dan dia tidak pernah merasa cukup. Ada fantasi yang berbeda ketika dia sampai pada bagian and they live happily ever after.

Happily ever after.

Selama-lamanya.

Dari jauh hari realita sudah menghantam semua ekspektasinya tentang hidup. Tidak ada yang selama-lamanya jika hidup terus berjalan. Semua adalah sebuah fase, dimana hari ini bisa jadi kita sangat bahagia namun keesokan kita adalah orang yang paling menderita.

Delapan tahun yang lalu, dimana sosial media dan akses untuk mendapatkan pengetahuan belum seluas sekarang. Dimana cerita-cerita tentang rumah tangga belum bertebaran. Renee selalu menganggap bahwa menikah artinya hidup bahagia selama-lamanya dengan orang yang dicintai.

Renee yakin anak zaman sekarang pun masih banyak memiliki anggapan yang sama. Namun lebih banyak lagi yang tidak, hampir setiap hari kasus suami tidak bertanggung jawab wara wiri di layar kaca, hampir setiap hari kasus pelakor lalu lalang di timeline sosial media.

Married is a suck bagi orang-orang yang menjatuhkan hatinya pada orang yang tidak tepat.

"Oh ya, Ilyas bilang apa?"

Renee mencoba bersikap sebiasa mungkin, seolah tidak bisa mengira apa yang Ilyas katakan tentangnya.

"Ilyas bilang kalau dia ketemu kamu..."

Renee tidak bisa menyembunyikan degupan jantungnya, karena jika Serga tau bahwa dirinya selama ini mencurigai pria ini, maka semuanya akan selesai. Rencana Renee akan berantakan.

"... dia ketemu kamu sama Benji."

Sial, Ilyas sialan ini memang paling pintar menebar fitnah. Mulut Renee sampai menganga tak habis pikir.

"Terus mas percaya?"

Serga menatap mata Renee dalam, beberapa detik tanpa jawaban. "Enggak," jawabnya pada akhirnya, "enggak sampai aku liat sama mata aku sendiri."

Itulah, itulah yang juga Renee inginkan. Dia juga ingin melihat semua kecurigaannya dengan mata kepalanya sendiri, itulah yang dia cari sampai-sampai membuat pernikahan ini layaknya medan perang. Renee selalu awas dengan siapapun yang dia anggap mencurigakan.

Renee hanya diam dan Serga pun demikian.

"Kalau seandainya suatu saat mas liat aku sama dia?"

Rasa penasaran itu tiba-tiba muncul, bagaimana jika keadaan dibalik? Bagaimana jika kecurigaan ini dirasakan oleh Serga. Apa yang akan pria itu lakukan?

"Kalau kalian cuman duduk ngobrol berdua ya gak masalah. Dari dulu klien kamu gak hanya cewek kan?"

"Kalau lebih dari itu?"