Badai salju menutupi seluruh area kastil pagi ini. Suhu cuaca yang begitu rendah, membuat semua anak harus memakai pakaian tebal nya dimanapun mereka berada. Natal pun terasa datang lebih cepat bagi diri Raelyn sendiri. Ayahnya menyuruh nya untuk pulang, tapi Raelyn beralasan bahwa sahabat sahabatnya tidak pulang Natal ini.
Itu memang benar sebenarnya, Jen dan Tom memang tidak kembali ke rumah mereka seperti biasanya. Entah Raelyn harus bersyukur atau tidak, tapi itu tak berpengaruh banyak dalam hidupnya.
Semenjak Tom dan Jen berpacaran, dirinya sering tersisihkan dan tak jarang tidak dianggap. Menjadi nyamuk mungkin?
Raelyn tidak marah, tentu saja. Tapi hal itu membuatnya sedikit merindukan si kembar.
"Raelyn, aku dan Tom akan pergi ke Hosgmeade. Apa kau ingin ikut?" tanya Jen, menghampiri Raelyn yang sedang memakan sarapannya. Bersama Tom yang senantiasa menggenggam tangan Jen.
"Tidak, kalian berdua saja." jawab Raelyn menatap kedua sahabatnya bergantian.
Sebenarnya ia juga ingin ke Hogsmeade, tapi ia tidak ingin menjadi orang ketiga diantara sepasang kekasih yang sedang memadu Asmara.
Mungkin ia akan mengajak Snape nanti, pikir Raelyn.
"Baiklah, kita bertemu lagi di ruang rekreasi. Kita akan pulang sehabis makan siang." ujar Jen sembari menarik tangan kekasihnya.
Raelyn mengangguk singkat.
"Dah, Raelyn."
"Dah, Tom. Bersenang-senanglah!"
Sepuluh menit selanjutnya, Raelyn hanya menghabiskan sarapannya dengan tenang. Sesekali menoleh ke arah meja guru, memastikan Snape masih melakukan hal yang sama dengannya.
Tak lama kemudian, Snape bangkit dari kursinya. Ia melangkahkan kakinya keluar melalui pintu khusus staff dan guru.
Raelyn pun dengan sigap menghabiskan suapan terakhir nya dengan sedikit terburu buru, ia meraih gelas susunya dan menegaknya hingga habis. Lalu kakinya melangkah cepat keluar dari Aula Utama.
Raelyn sedikit berlari kecil memutar lorong, ia bersyukur setidaknya Dumbledore tidak mengambil ingatannya tentang denah Hogwarts. Karena kalau iya, ia pasti tidak akan bisa mencegat Snape menuruni ruang bawah tanah secepat ini.
Snape mengangkat sebelah alisnya bingung. "Apa?"
"Kau ingin pergi ke Hogsmeade bersamaku, Sev?"
"Tidak." balas Snape cepat, lalu menambahkan, "Aku harus menilai banyak esai dan membuat stok ramuan sebelum pagi menjemput."
Raelyn memanyunkan bibirnya, sembari berdumal kesal.
Snape menghela nafas berat, "Pergilah bersama teman-teman mu." ucapnya kembali dan mulai melanjutkan langkahnya.
Tapi tak lama kemudian ia berbalik, "Tidak! Jangan pergi kemanapun! Tetaplah di kamar atau ruang rekreasi mu! Jangan pergi kemana mana tanpa seizinku!" tegasnya.
Raelyn mengedikkan bahunya acuh tidak peduli, ia berjalan meninggalkan Snape begitu saja. Dasar tidak peka!
***
Raelyn duduk di ruang rekreasi bersama Harry dan Hermione disamping kanan dan kirinya. Telinga Raelyn tersumpal headset yang menyambung dengan walkmannya, sedangkan tangannya sibuk menggenggam batang permen yang dibelikan sahabatnya selepas pulang dari Hogsmeade barusan.
Sebenarnya, jika kalian ingin Raelyn menjelaskan, apa yang anak Gryffindor lakukan di ruang rekreasi nya pada malam Natal seperti ini, maka dengan senang hati, ia akan menjelaskan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My HalfBlood Prince
General FictionIni bukan kisah Harry Potter atau Kau-Tahu-Siapa. Ini hanyalah sepenggal kisah antara karakter favorit saya, Severus Tobias Snape dengan gadis kecil bernama Raelyn Chadd Dixie. Kisah yang saya buat murni hasil imajinasi saya yang sangat mengidolakan...