Detik demi detik, hari demi hari, serta bulan demi bulan berganti. Tak terasa, musim panas berlalu begitu cepat. Sangat disayangkan, rencana musim panas bersama Keluarga Weasley di The Burrow hanya wacana semata. Raelyn kena menghabiskan waktu musim panasnya di rumah yang tak diinginkannya. Hal ini dikarenakan Bella atau jalang ayahnya itu menetap tinggal di rumahnya saat ayahnya harus berpergian menyelesaikan masalah yang menumpuk di kementrian. Jadi mau tidak mau, Raelyn harus menghabiskan liburan musim panasnya bersama pacar ayahnya itu. Ia sebenarnya bisa saja pergi dari situ, namun ia tidak ingin Bella menggunakan rumahnya sesukanya. Apalagi sampai menggunakan kamarnya untuk berpesta bersama laki laki lain.
Kalian bayangkan saja, tiap malam Bella selalu mengadakan pesta besar besaran di rumahnya. Ia mengajak teman temannya berdiskotik ria di ruang tamu, bahkan tak segan segan bercinta bersama pria lain di kamar ayahnya. Sungguh gila bukan?
Tepuk tangan untuk kesabarannya selama tiga bulan penuh. Ia bisa saja membakar rumahnya sendiri dalam hitungan detik, namun sayangnya tidak ia lakukan. Ini juga karena bantuan Snape dan teman temannya yang tak putus mengirimkan nya surat untuk mengalihkan emosinya yang meluap luap setiap malam.
Raelyn kini sedang memeriksa barang bawaannya untuk ke Hogwarts. Ya, hari ini waktunya ia kembali ke rumah yang benar benar terasa rumahnya. Ia tidak sabar untuk bertemu Snape setiap hari, ataupun bertemu sahabat sahabatnya. Ngomong ngomong tentang sahabatnya, ia menerima kabar dari mereka bahwa Piala Dunia Quidditch kemarin menimbulkan bencana besar. Raelyn belum bisa mencerna berita itu dengan jelas, yang ia tahu ini disebabkan oleh Pelahap Maut. Raelyn hanya bersyukur bahwa sahabat sahabat baiknya dan tidak ada yang terluka karena hal itu.
Jam menunjukkan pukul setengah sepuluh. Keretanya berangkat pukul sebelas tepat. Mungkin tidak ada salahnya menunggu di stasiun lebih awal.
Raelyn menutup kopernya rapat rapat, menyelipkan tongkat sihirnya disaku celananya, serta memasangkan headset walkmannya ke telinganya. Ia berjalan menuruni tangga sambil menenteng sangkar Carl di tangan kirinya dan menyeret koper di tangan kanannya.
Entah kebetulan atau sial, ia malah bertemu Bella di dapur.
"Ada surat dari ayahmu tuh." ucap Bella sambil menunjuk meja makan yang diatasnya terdapat sepucuk surat.
Raelyn menurunkan sangkar Carl di meja, lalu segera membuka surat tersebut.
Raelyn, dibelakang surat ini ada surat izin kunjungan Hogsmade mu yang sudah Dad tanda tangani. Maafkan Dad karena tahun kemarin tidak sempat menandatanginya. Dad janji akan memperhatikanmu lebih baik lagi kali ini. Selain itu, Dad sudah membuatkan mu kartu transaksi. Ini memudahkan mu jika kau ingin membeli sesuatu, konsep kerjanya sama seperti atm Muggle. Jika kau perlu sesuatu kirimi saja Dad surat melalui burung hantumu. Hati hati, jaga dirimu baik baik. Kau tetap juliet kecil-Dad!
Tertanda : Chadd L Dxie, your Daddy.
Raelyn membalikan isi surat ayahnya, dan benar saja dibaliknya terdapat surat berisi izin kunjungan Hogsmade nya yang sudah ditandatangani serta sebuah kartu transaksi penyihir atas nama dirinya.
Entah, namun kali ini Raelyn tak mampu membendung kebahagiaannya. Ayahnya masih peduli padanya! Ia mungkin akan rajin rajin mengirim surat untuk dirinya saat tiba di Hogwarts nanti.
Ia melipat surat ayahnya, dan menyimpannya di saku celananya. Ia terlalu bahagia sampai sampai tidak menyadari Bella sedang menatapnya aneh dari sana. Raelyn hanya ingin cepat cepat bertemu teman temannya dan menceritakan hal ini kepada mereka.
***
"Fred, George! Kalian baik baik saja?" pekik Raelyn sambil memeluk kembar Weasley saat mereka baru saja memasuki kompartemen.
KAMU SEDANG MEMBACA
My HalfBlood Prince
General FictionIni bukan kisah Harry Potter atau Kau-Tahu-Siapa. Ini hanyalah sepenggal kisah antara karakter favorit saya, Severus Tobias Snape dengan gadis kecil bernama Raelyn Chadd Dixie. Kisah yang saya buat murni hasil imajinasi saya yang sangat mengidolakan...