HAI GAIS, JADI AKU MAU KASITAU, SALAH SATU KELEBIHAN RAELYN LAGI. JADI DIA ITU BISA NGERASAIN KLO SNAPE DALAM BAHAYA, CONTOH NYA YA KEK CHAPTER SEBELUMNYA. NAH KEISTIMEWAAN RAELYN INI BAKAL BERGUNA BGT UNTUK BATTLE HOGWARTS NANTI. BUKAN PAS PERANG AJA SIH, BUAT TAHUN TAHUN YG AKAN DATANG JG AKAN BERGUNA BGT KLO MISAL SNAPE KENAPA KENAPA SM VOLDYMODY. JADI, YA SIAPIN HATI KALIAN YA HIHI, AUTHOR GAMAU BANYAK SPOILER. SELAMAT MEMBACA~
.
..
.
.
.
.Raelyn terduduk, sedikit salah tingkah setelah mengucapkan nya, ia merasa malu karena terlalu jujur kepada Snape. Ia memaki dirinya dalam hati, kenapa ia bisa sebodoh itu?Sialan. Dilain sisi, Snape terdiam, dengan sedikit pikiran berkecamuk, berusaha mencerna apa yang telah dikatakan gadis dihadapannya.Mereka pun kembali dilanda rasa canggung.
Snape berdehem singkat, memecahkan keheningan. "Tetapi, setidaknya kau tidak harus menempatkan dirimu dalam bahaya, Miss. Dixie." ucap Snape datar. Raelyn hanya mengangguk kecil mengiyakan.
"Kau boleh kembali ke Asramamu." ucap Snape datar, mulai bangkit dari kursinya."Apa, Tidak!" ucap Raelyn spontan.
"Apa maksudmu tidak?" ucap Snape mendelik ke arahnya.
"Maksudku, err--" ucap Raelyn terbata bata, sulit menyampaikan apa yang ia maksud. Snape pun menaikan sebelah alisnya tidak mengerti.
"Bisa berikan tanganmu?" ujar Raelyn pelan.
"Untuk apa?" tanya Snape curiga.
"Ck, aku tahu kau baru saja diserang mantra 'Expelliarmus' oleh muridmu sendiri." tebak Raelyn asal.
Snape mendelak kaget, ia bahkan sampai menjatuhkan tongkat sihirnya sendiri. Snape bingung, darimana gadis ini tahu, selain itu rasa malu lebih besar mendominasi dirinya.
"Darimana kau tahu?" ucap Snape sedikit tidak santai.
"Hanya menebaknya." ujar Raelyn acuh sambil mengangkat bahunya.
Snape mendelik curiga, sedangkan Raelyn yang ditatap seperti itu sedikit salah tingkah dibuatnya. Tapi, sebentar, apa Snape tak mempercayai nya? Apakah ia pernah berbohong kepada pria tersebut? Tidak bukan? Raelyn pun mendengus kesal karenanya,
"Ayolah" ucap Raelyn mulai merengek menatap Snape.
"Tidak! kau baru saja mengobati si Weasley itu. Dan sekarang kau ingin sok mengobati diriku juga? Tidak, Miss Dixie! Kau bisa kehabisan energimu, dan aku tak mau kejadian awal tahun kembali terjadi." ucap Snape datar mulai berlalu pergi ke lab nya.
"Ayolah, Professor. Aku tak selemah itu." ujar Raelyn mulai mengikuti kemana Snape pergi.
"Tidak! Kau pergi atau kupanggil Filch kesini?" tegas Snape.
"Ck, pengancam." Raelyn mendengus pelan, namun mampu didengar Snape. Ia kembali dihadiahi tatapan tajam.
"Ok ok, aku akan pergi," ucap Raelyn pasrah. Dia mulai berlalu menuju pintu keluar, namun tiba tiba satu ide gila muncul di pikirannya. Raelyn menyeringai, sedikit Slytherin tidak papa bukan?
Raelyn berbalik, menatap Snape yang terlihat bingung. Karena dirinya tidak jadi keluar, tetapi belum sempat Snape berkata kata. Raelyn menarik jubah Snape pelan, agar berada di dekatnya. Ia menjijitkan kakinya, dan mencium Snape tiba tiba.
Snape terbelak kaget, tubuhnya serasa mati rasa. Otak dan pikirannya berhenti bekerja, gerakan gadisnya terlalu tiba tiba dan tidak bisa ia tebak. Sedangkan sisi lain, Raelyn hanya menempelkan bibirnya dengan bibir Snape agar ia bisa lebih mudah mengobati pria tersebut. Raelyn dapat merasakan sekilas rasa sakit di punggung Snape, dan sedikit luka di siku nya. Sang pelempar mantra rupanya tidak terlalu kuat menyuarakan Expelliarmus, dan Raelyn bersyukur karena itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My HalfBlood Prince
Fiksi UmumIni bukan kisah Harry Potter atau Kau-Tahu-Siapa. Ini hanyalah sepenggal kisah antara karakter favorit saya, Severus Tobias Snape dengan gadis kecil bernama Raelyn Chadd Dixie. Kisah yang saya buat murni hasil imajinasi saya yang sangat mengidolakan...