Ch.6 (Meet Tom and Aland)

1.7K 258 20
                                    

Semua karakter murni milik J.K Rowling, tidak ada keinginan meniru atau mendapat untung. Mungkin aku hanya merubah sedikit jalan cerita ges biar sesuai ama jalan cerita aku. Makasih! Jangan lupa vote+komen!
.
.
Tom dan Aland adalah karakter yang baru kubuat ya! Tidak ada dibuku atau film Harry Potter~
.
.
.
.
.
.
Akhirnya kelas Ramuan pun selesai, anak anak pun segera meninggalkan kelas satu per satu. Namun tidak dengan Raelyn, berbekal kertas Jen ia langsung ke depan kelas untuk beradu argumen dengan Professor Snape.

"Apa maksud Anda menyalahi jawaban saya Professor? Tidak kah kau lihat bahkan jawaban saya lebih sempurna daripada Jeanne?" ucap Raelyn to the point.

"Sopan sedikit Dixie! Kau pikir tulisanmu sudah cukup bagus hingga bisa dibaca!" ucap Professor Snape datar.

Raelyn membeku ditempat, Ya memang tulisan Raelyn sangat buruk apalagi ia baru bisa menulis menggunakan pena bulu, "tetapi itu masih bisa dibaca bukan?" gumam Raelyn.

"Kendalikan emosimu Dixie! Aku tidak punya cukup waktu untuk berdebat denganmu, sekarang keluar dari kelasku! Dan jangan lupa sehabis makan malam, ke ruanganku untuk mempertanggung jawabkan detensimu!" ucap Snape dingin. Raelyn berlalu begitu saja, ia mengambil tasnya dan langsung keluar kelas tanpa sepatah katapun.

Saat di luar kelas, Raelyn menemukan anak laki laki yang kemarin meledakan bulu saat pelajaran Professor Flitwick.

"H-hai Rr-aellyn! Namaku Tom Hilton dari asrama Ravenclaw, maaf aku baru menemuimu. Aku ingin mengucapkan terima kasih karena kau sudah menolongku saat aku meledakkan bulu di pelajaran Professor Flitwick!" ucap nya agak terbata bata.

"Bukan masalah Tom!" ucapku seadanya.

"Bisakah kita berteman R-raelyn?" ucap Tom sedikit berharap.

"Tentu! Kau bisa mencariku saat kau butuh pertolongan atau ingin menanyakan pelajaran!" ucapku sedikit membanggakan diri, padahal kan Ravenclaw berisi anak anak yang sangat pintar dibandingkan lainnya.

"Terimakasih Raelyn! Kau baik sekali! Kalau gitu aku duluan ya, aku masih ada pelajaran sejarah sihir! Dah Raelyn!" ucap Tom bersemangat sambil berlalu.

Raelyn langsung menuju asramanya untuk mengganti baju, karena ia ada pelajaran terbang menggunakan sapu pertama kali yang akan diajarkan Madam Hooch.

Selepas mengganti baju, Realyn langsung buru buru ke lapangan luas milik Hogwarts yang ternyata sudah diisi oleh anak anak dan ada Madam Hooch yang akan memulai pelajaran.

"I'm Sorry Madam Hooch, saya terlambat!" ucapku sambil menunduk.

"Tak apa nak! Sekarang semuanya ambil posisi masing masing di sebelah kanan sapu kalian!" ucap wanita paruh baya yang merupakan guru olahraga Hogwarts.

Aku mengambil posisi di sebelah kanan sapuku, dan mendengarkan baik baik ucapan Madam Hooch sambil sekali kali menghafalkan yang penting.

"Kalian boleh coba gunakan sapu! Ucapkan 'up' menggunakan hati!" ucap Madam Hooch menambahkan.

"Up!" ucap Raelyn tegas namun penuh perasaan. Lalu sapu yang dibawahnya langsung terbang dan ia tangkap.

"Good job Nona Dixie!" ucap Madam Hooch lagi.

Raelyn kembali melihat sekitar, sudah ada beberapa temannya yang berhasil sama sepertinya. Namun juga banyak yang belum berhasil "pada dasarnya mereka tidak menggunakan perasaan nya dengan benar." gumam Raelyn.

Raelyn menyelesaikan pelajaran tersebut tanpa kendala sama sekali. Hingga saat akhir pelajaran ia direkomendasikan oleh Madam Hooch sebagai Keeper Quidditch tim Gryffindor (ini tugasnya jagain 3 lingkaran biar gada bola yang masuk)

"Maafkan aku Madam! Bukannya aku menolak permintaanmu sebagai tim Quidditch Gryffindor. Tetapi aku baru masuk Hogwarts tahun pertama, masih banyak pelajaran yang ingin kudalami. Kalau aku masuk ke tim, aku takut melalaikan tugas tugas karena lebih fokus ke Quidditch Madam Hooch!" ucap Raelyn membuat alasan sebagus mungkin, "lagian siapa yang mau jadi tim Quidditch walaupun menjadi perwakilan asrama dan dambaan semua orang. Itu membuang waktuku saja, aku bahkan lebih bahagia tanpa apapun." batinnya

"Baiklah kalau memang itu maumu Nona Dixie! Tapi aku tetap akan merekomendasikan dirimu sebagai Keeper, mungkin suatu saat kau berubah pikiran kau bisa dengan gampang masuk tim!" ucap Madam Hooch tegas.

Karena kesal atas jawaban Madam Hooch, Raelyn langsung pergi sehabis pelajaran itu selesai. Raelyn pergi ke asramanya untuk mengganti baju dan pergi lagi mungkin sekedar menghilangkan penat mengingat sudah tak ada lagi jam pelajaran. Raelyn pergi ke rumah Hagrid, namun ternyata Hagrid tak ada dirumah. Raelyn pun pasrah dan pergi dari rumah Hagrid.

Entah kemana langkah kakinya membawa, tiba tiba Raelyn melihat danau yang begitu indah dari kejauhan. Langsung saja Raelyn berlari menuju danau tersebut. Ia duduk di rerumputan sambil melihat lihat sekitar, "kurasa ini bisa jadi rumah kedua selain tempat tidur" gumam Raelyn.

Raelyn mengambil sesuatu di kantong jubahnya, lumayan untuk sekedar menghilangkan masalah. Saat Raelyn hendak membakar rokoknya, Ia lupa membawa korek. Aish bikin kerjaan saja. Raelyn langsung menjetikkan jarinya dan keluarlah api dari jari tersebut. Raelyn menikmatinya dan tanpa ia sadari seseorang tengah menatapnya dari kejauhan.

*****

Selesai makan malam, Raelyn tidak lupa akan detensi nya bersama Professor Snape. Ia langsung saja bergegas menuju ruang bawah tanah tempat asrama Slytherin. Namun ia baru ingat akan sesuatu hal, Raelyn tidak tahu dimana ruangan Professor Snape. Apa tanya saja?

"Excusme! Bisakah kalian tunjukan dimana ruangan Professor Snape?" ucap Raelyn datar tanpa basa basi kepada segerombolan anak laki laki tahun ke empat Slytherin.

"Wow! Sedang apa anak Gryffindor disini?" tanya anak tersebut dengan nada mengejek
"Kukira memang benar kata ayahku, Gryffindor dengan sifat sok beraninya ini memang sangat menyebalkan!" ucap satunya.
"Keberanian yang akan berujung penyesalan tentunya!" ucap satunya mulai mendekatiku.

"Jangan menyentuhku!" ucap Raelyn ngegas lagi. Entah angin darimana kurasa ini memang benar benar pertolongan karena bukan Snape yang datang.

"Hei! Jangan mengganggunya bocah bocah! Dan kau anak Gryffindor sini akan kuantar kau ke ruangan Snape!" ucap lelaki yang mungkin lima tahun diatasnya. Perkataanya mampu membuat segerombolan anak laki laki tadi yang menggoda Raelyn menyingkir.

"Emm Terima Kasih!" ucapku tulus kepada orang disebelahku yang mau mengantarkan ku ke ruangan Professor Snape

"Hmm!" yang hanya dibalas deheman oleh lelaki tersebut. Slytherin tetap Slytherin.

"Namamu siapa?" ucapku basa basi, lagian dia lumayan tampan.

"Aland Carlos!" ucapnya tanpa basa basi. Saat aku hendak menimpalinya, ia berhenti, dan Raelyn pun ikut berhenti, "Itu ruangannya" ucap Aland.

"Thanks Aland!" ucap Raelyn dan dibalas anggukan kecil oleh Aland sambil berlalu. Ah dia memang tipeku.

Lalu aku langsung mengetuk pintu ruangan Professor Snape, dan langsung dibuka olehnya.

"Telat 10 menit Nona Dixie!" ucap Snape datar.

"Yeah, i know Professor! Jika bukan karena anak asramamu yang menggodaku, aku bisa saja langsung tepat waktu sampai disini!" ucap Raelyn membela diri walaupun tahu tidak akan digubris.

Snape menatap Raelyn tajam, dan kemudian mendekat ke leher Raelyn.

"Apa yang kau lakukan Professor!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Udah dapet feelnya belom nich? Aku emang harus selalu berterima kasih ama kalian! Sekarang sudah tembus 70 readers! Terimakasih banyak semuanya! Ini membuatku semakin rajin update dan jangan lupa vote dan komen ya! Aku sayang kalian semua:*

My HalfBlood PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang