Ch.8 (Her Fury)

1.6K 251 13
                                    

Semua karakter murni milik J.K Rowling, tidak ada keinginan meniru atau mendapat untung. Mungkin aku hanya merubah sedikit jalan cerita ges biar sesuai ama jalan cerita aku. Makasih! Jangan lupa vote+komen!
.
.
.
.
Raelyn seumuran ama Harry Potter ya gais! Anggap saja begitu! Tapi disini author gamau bahas Harry Potter yak! Mungkin ada selentingan doang tentang Raelyn yang bantuin Harry tapi selebihnya akan fokus dengan Raelyn dan Halfblood Prince nya itu makasih!
.
.
.
.
.
Kejutan demi kejutan mengisi tahun pertama Raelyn di Hogwarts. Belum lagi Snape yang terus mengawasinya, seolah olah ia adalah seorang narapidana yang baru bebas dan akan melakukan kesalahan lagi.

Ia pun juga sudah berbaikan dengan Fred dan George, si kembar Weasley itu. Dan, ia juga sudah mulai dekat dengan Jen. Mereka sudah seperti saudara yang tak terpisahkan. Tentu kakaknya bukan Fred ataupun George. Mengingat mereka selalu membuat masalah dengan kecerdikan nya yang diluar nalar tersebut. Dan Raelyn selalu menjadi bagian agar mereka tidak terkena hukuman walaupun itu salah mereka atas keisengannya.

Tom dan Aland sudah seperti mimpi indah yang baru di kehidupan Raelyn. Ia tahu Tom menyukainya melihat bagaimana ia selalu memperlakukan Raelyn, tapi itu bukan masalah karena Realyn selalu dekat dengan siapa saja. Sedangkan Aland, ya masih tetap dengan sifat Slytherinnya. Namun, ia sangat perhatian lebih dari siapapun kepada Raelyn.

Dan tentu sihir hitamnya, Raelyn memang setiap pekan akan diajar oleh Snape cara mengendalikan ilmunya. Namun, hal apapun yang dipaksakan tidak baik bukan? Begitulah Raelyn setiap akan di bimbing oleh Snape. Sebut saja pada hari ini, hari terakhir pada tahun pelajaran pertama di Hogwarts karena besok murid murid akan libur musim panas.

"Kendalikan emosimu Dixie! Mengapa kau tidak pernah berubah dari pertama kali latihan hah?!" ucap Snape mulai kesal karena Raelyn tidak pernah bisa mengendalikan emosinya.

"Aku sudah mengendalikannya Professor! Mengapa kau tidak bisa melihat perbedaan nya huh?" ucap Raelyn agak berteriak dan mulai terpancing emosi lagi.

"Shut up! Apa orang tuamu tidak pernah mengajarkanmu sopan santun hah? Bagaimana bisa mereka hidup dengan anak pembangkang, cengeng, dan sok tahu ini!" ucap Snape yang tanpa ia ketahui telah menghancurkan lubuk hati Raelyn , lalu ia menambahkan, "Hadapi ini! Dan hancurkan sebisa mu anak manja!" ucap Snape kembali dengan sarkasme nya.

Raelyn menahan tangisnya, ia tidak mau dibilang gadis manja dan juga cengeng seperti yang Snape katakan. Ia menghindari semua serangan yang Snape berikan padanya, dan menghancurkannya menimbulkan dentuman yang begitu keras di Hogwarts. Snape terkejut melihatnya, biasanya Raelyn hanya menghindari dan melempar benda itu sejauh mungkin. Namun kali ini, ia melihat benda itu sudah bagai serpihan debu saat Raelyn menggunakan kekuatan nya.

Tiba tiba Raelyn berpindah tempat, Ia berhadapan dengan Snape, Raelyn menodongkan tongkat sihirnya. Raelyn tidak peduli bahwa ia tidak sopan, benar benar tidak sopan karena menodongkan tongkat seperti seorang musuh kepada Guru Ramuan Hogwartsnya itu.

"Jangan. Katakan. Apapun. TENTANG HIDUPKU APALAGI KELUARGA KU SEVERUS!" ucap Raelyn menekan di setiap kata katanya sambil berteriak lalu menambahkan "Kau bukan siapa siapa disini!" ucap Raelyn tepat di telinga Snape, lebih halus dari yang tadi tetapi mampu membuat seorang Severus Snape terdiam membeku.

Raelyn menahan air matanya yang sudah menggenang di pelupuk mata, ia pergi dari tempatnya meninggalkan Snape dengan perasaan campur aduk.
Snape membisu benar benar membisu, Ia memang tidak pernah hangat pada siapapun. Ia juga selalu berbicara sarkas pada siapapun. Tetapi, gadis yang baru saja meninggalkan nya itu membuat Snape frustasi saat itu juga.

"Apa dia menangis?" Snape bersumpah bahwa ia melihat air mata akan segera turun dari mata gadis tersebut.
"Apa aku terlalu keras padanya?" Snape dengan rasa bersalah telah menghinanya juga keluarganya.
"Dia memang selalu emosian, dan keras kepala tetapi tadi kurasa aku benar benar kelewatan!" ucap Snape lalu menuju ke ruangannya.

*****

Raelyn tidak keluar kamar untuk makan malam yang terakhir kalinya, membuat Jen dan kembar Weasley menatap pintu kamar yang tertutup dengan khawatir. Apakah gadis didalamnya baik baik saja?

Besok paginya Realyn keluar kamar dengan mata sembab juga wajah datar. Tatapannya dingin sekaligus menusuk bagi siapapun yang melihatnya. Ia menaiki Hogwarts Express dan duduk di gerbong yang sudah ditempati Fred, George dan Jen. Ia duduk di samping jendela dan memasang walkmannya. Fred, George dan Jen tidak berniat menggangu Raelyn. Ia membiarkan Raelyn tenang dahulu,juga nanti pasti suatu saat Raelyn akan menceritakan semuanya pada mereka.

Dilain sisi, Snape berada di menara Astronomi dan menatap keluar halaman Hogwarts yang mulai sepi dari anak anak. Ia sibuk dengan pikirannya pada gadis yang kemarin ia marahi. Dumbledore yang melihat Snape, orang kepercayaannya juga seperti anak baginya sedang ada masalah menepuk bahu Snape pelan.

"Apa ada yang kau ingin ceritakan padaku Anakku?" ucap Albus Dumbledore.

"Tidak Albus!" ucap Snape datar seperti biasanya. Ia memang tak pernah berbagi apa yang dideritanya kepada siapapun.

"Baiklah! Bagaimana perkembangan sihir Raelyn, Severus?" ucap Dumbledore to the point.

Snape memandang Dumbledore sekilas sebelumnya akhirnya berkata, "Perkembangan nya lebih dari cukup Albus! Bahkan Anda tidak akan percaya bahwa dia berhasil membuat dentuman begitu keras saat tadi latihan!" ucap Snape lancar.

"Ah baiklah Severus! Kurasa memang pilihan tepat ia berada dalam bimbingan mu!" ucap Dumbledore, Snape terhenyak sedikit.
"Kurasa kau perlu tahu Severus, mengapa aku begitu ingin ia memperdalami keistimewaannya" ucap Dumbledore. Lalu ia menambahkan lagi, "Kurasa Raelyn bisa membantu Harry nanti saat melawan Pangeran Kegelapan!" ucap Dumbledore membuat Snape terkejut. Ia tak habis pikir apa isi kepala pria yang sudah sangat tua di sebelah nya ini.

"Apa kau bercanda Albus? Kau menempatkan ia dalam bahaya kau tahu itu? Aku tak habis pikir denganmu, ku kira kau hanya ingin dia agar bisa mengendalikan sihirnya dengan baik!" ucap Snape.

"Tenanglah Severus! Kau tahu seberapa hebatnya Pangeran Kegelapan. Bukannya aku meragui Harry, tapi lebih baik jika kita mempersiapkan semuanya dengan baik!" ucap Dumbledore tenang.

Snape tak mampu berbicara lagi, Ia terlalu pusing mencerna semuanya. Snape meninggalkan menara Astronomi dan menuju ke ruangannya. Mungkin ia lebih baik meracik Ramuan atau apapun daripada lebih lama dengan Kepala Sekolah Hogwartsnya itu.

*****

Raelyn mengetuk pintu rumahnya dengan ogah ogahan. Lalu ia melihat seseorang laki laki asing yang membuka pintu rumahnya. Ia bertelanjang dada, membuat emosi Raelyn kembali naik.

Ibunya muncul dari balik celah pintu dan tentu saja terkejut melihat anaknya menangkap basah ia selingkuh.

Raelyn tanpa basa basi menggebrak pintu rumahnya membuat bunyi bedebum yang tak kalah keras dari dentuman kemarin. Ia langsung naik ke kamarnya dan mengunci pintu. Ia tadi sempat melihat tato di tangan kiri laki laki tersebut. "Pelahap Maut" gumamnya.

Entah ini kekuatan barunya atau apa, ia menciptakan suhu ruangan dari rumahnya meningkat drastis. Ia merasakan itu, tetapi ia tak begitu terlalu kepanasan. Biarkan saja mereka kepanasan, bahkan lebih bagus kalau hangus lalu mati.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Gimana gimana? Masih flat ga? Engga kan? Jangan lupa vote+komen cintakuu!

My HalfBlood PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang