Ch.18 (Romeo?)

1.5K 243 56
                                    

Semua karakter murni milik J.K Rowling, tidak ada keinginan meniru atau mendapat untung. Mungkin aku hanya merubah sedikit jalan cerita ges biar sesuai ama jalan cerita aku. Makasih! Jangan lupa vote+komen
.
.
.
.
.
.
.
.
Raelyn bangun dari tidurnya. Ia mengerjapkan matanya perlahan. Membiaskan diri dari cahaya lampu yang menusuk ke arah retinanya. Kepalanya masih terasa berat, telinganya serasa berdengung, dan tangan kirinya sangat sakit. Ia melihat ke sekitar, ada Harry di tempat tidurnya sedang menatap ke arah Raelyn. Mereka dipisahkan oleh 3 tempat tidur yang berada di ruang kesehatan.

"Kau sudah sadar Raelyn?" tanya Harry bangun dari tempat tidurnya, mendekat ke arah Raelyn.

"Ingin sesuatu?" tanya lagi bocah dengan berkacamata itu.

"Tidak perlu, Terimakasih" ucap Raelyn datar lalu mencoba mendudukan diri.

Raelyn melihat ke sekitar kembali, dahinya mengernyit melihat salah satu tempat tidur dekat pintu masuk.

Menyadari apa yang dilihat Raelyn, Harry pun menjelaskan.

"Itu Colin, ia di bekukan tak lama sebelum kau bangun" ucap Harry.

Raelyn kaget dengan ucapan Harry, "Seperti Mrs.Norris?" tanya Raelyn. Harry pun menjawab dengan anggukan kepala.

Raelyn tak mengerti apa yang sedang terjadi di Hogwarts. Tetapi sebelum Raelyn memikirkan lebih jauh, Harry kembali berbicara padanya.

"Terimakasih telah menolongku, aku tak tahu apa yang harus ku lakukan untuk membalas budimu" ucap Harry.

"Cukup ingat saja apa yang terjadi, mungkin suatu saat nanti aku akan meminta balasan nya." ucap Raelyn datar. Harry pun mengangguk menyetujui itu.

Raelyn kembali menidurkan dirinya.Hingga seekor burung hantu memasuki ruang kesehatan lalu menghampiri Raelyn. Raelyn mengambil surat yang dililitkan ke kaki burung hantu tersebut dan mengucapkan 'terimakasih' sambil mengusap bulu halusnya. Burung itupun kembali terbang.

Raelyn membuka surat tersebut.

Untuk Putri kesayangaku, Raelyn

Maafkan Mom baru memberitahu mu sekarang. Kini Mom and Dad sudah bercerai seminggu yang lalu. Mom tinggal di New York. Jika kau ingin tinggal bersama Mom, kabari Mom ya.
Mom love's you.

Raelyn mengepalkan tangannya. Kini surat tersebut sudah menjadi abu di dalam kepalannya. Jari nya memutih, emosinya naik. Atmosfer di ruang kesehatan terasa panas, bahkan Harry sudah memerah seperti babi panggang.

Raelyn turun dari kasurnya, hendak berjalan ke luar tetapi Harry mencekal tangannya. Tak lama, karena Harry langsung melepaskan cekalannya.

"Raelyn argh, mengapa tanganmu panas sekali aw! Kau tak boleh keluar! Bahaya!" ucap Harry sambil terus menggerak gerakan tangan kirinya yang baru saja mencekal tangan kanan Raelyn.

"JANGAN PERDULIKAN AKU POTTER!" teriak Raelyn emosi.

Raelyn tak memperdulikan Harry yang masih terdiam. Ia berjalan keluar, tak membawa tongkatnya yang berada di atas nakas. Biar saja aku seperti Colin. Malah lebih baik jika tak terselamatkan.

*****

Dilain sisi, Snape menggeram kesal di lab nya. Siapa yang bertamu tengah malam seperti ini? Ia melangkahkan kaki panjangnya ke arah pintu yang terus di ketuk tak sabaran.

"Ap-"

"Severus! Bantu aku carikan Nona Dixie! Ia kabur dari ruang kesehatan" ucap panik Minerva McGonagall.

My HalfBlood PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang