Ch.31 (Diagon Alley with Severus)

1.5K 221 42
                                    

Akhir minggu yang sangat di nanti nanti oleh Raelyn, tiba juga. Selepas sarapan, ia mengalihkan pikirannya ke lemari di kamarnya. Kira kira ia harus memakai baju apa?

Raelyn membuka lemarinya, memilah milah baju yang menurutnya pantas dipakai saat bersama Snape. Ini kencan pertama nya kan? Tentu ia harus mempersiapkan semuanya dengan baik.

Ia menarik satu persatu baju, mencocokan dengan tubuhnya. Lalu sesekali menggeleng dan bergumam.

Tidak cocok.

Jelek.

Childish.

Norak.

Dan aneh.

Lalu melempar baju baju tersebut ke atas kasurnya. Alhasil, tempat tidurnya mulai berantakan dan baju bajunya berserakan sampai ke lantai. Ia bingung, mengapa ia terlalu memikirkan ini? Belum tentu pria itu sama sepertinya. Ya tentu saja! Pasti ia akan mengenakan jubah hitam kakunya. Hell!

Ia menarik asal sweater berwarna biru dongker dan celana pendek diatas dengkul berwarna crem. Serta jubah penyihir kasual berwarna coklat tua.

Ia melihat jam di nakasnya, gawat jam sembilan lewat lima menit. Selama itukah ia memilih baju?

Ia menuruni tangga tergesa gesa, sampai tak menyadari dua insan sedang bercumbu mesra di atas meja dapur. Raelyn melihat mereka dengan pandangan jijik, tidak bisakah mereka bermesraan di dalam kamar saja? Tetapi ia tak ingin memikirkan itu lebih lanjut, Snape pasti sudah menunggunya disana.

Ia berdehem singkat, menghentikan kedua insan tersebut. Ayahnya sedikit salah tingkah, karena terlihat oleh dirinya. Tetapi Raelyn tidak menyadari itu,

"Apa perapian di ruang tamu terhubung dengan Leaky Couldron?" tanya Raelyn tanpa basa basi.

Ayahnya mengangguk singkat, "Ya, kau ingin kemana?" tanya pria tersebut. Cih Masih peduli memangnya?

"Bertemu seseorang." jawabnya lalu berlalu dari dapur menuju ruang tamu.

Ia melangkahkan kakinya menuju perapian, mengambil sejumput bubuk flo dan mengucapkan tempat yang ingin ditujunya sejelas mungkin. Ia tidak ingin seperti Potter tahun lalu.

"Leaky Couldorn!"

Tubuhnya seperti terhisap oleh sesuatu, lalu terjatuh tidak etis di suatu tempat yang cukup ramai. Ia bangun, dan membersihkan jubah kotor nya dari abu perapian. Raelyn benci perapian, andai saja ia boleh menggunakan sihir selama musim panas, pasti ia sudah memilih Apprate daripada bubuk Floo sialan.

"Kan sudah kubilang, aku bisa menjemputmu."

Suara seseorang yang dinilai familiar menghentikan aktivitas Raelyn, ia mendongak menatap Snape yang berjalan ke arahnya.

Snape mengeluarkan tongkatnya, dan menggumamkan suatu mantra. Seketika, jubah Raelyn bersih seperti semula. Ia mengucapkan terimakasih kepada Snape.

"Ingin makan dulu?"

"Tidak, aku sudah sarapan dirumah."

"Baiklah, kalau begitu langsung ke Diagon Alley saja."

Mereka berjalan beriringan menuju tembok batu, Snape mengetuk batu-batu tersebut dengan berpola. Tak lama kemudian, batu batu yang diketuk Snape mulai menepi, membukakan jalan menuju Diagon Alley.

"Aku ingin membeli beberapa bahan ramuan, stok di lab ku mulai menipis. Kau ingin membeli sesuatu?"

"Tidak, aku tidak ingin membeli apapun sebenarnya. Tapi mungkin setelah membeli bahan ramuanmu, aku ingin mampir ke toko buku."

My HalfBlood PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang