Semua karakter murni milik J.K Rowling, tidak ada keinginan meniru atau mendapat untung. Mungkin aku hanya merubah sedikit jalan cerita ges biar sesuai ama jalan cerita aku. Makasih! Jangan lupa vote+komen!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Selepas makan malam bersama, Raelyn dipanggil Kepala Asramanya. Rupanya Professor McGonagall tahu jika ia baru saja membuat onar kepada Lockhart tadi pagi. Tentu saja, bahkan hampir seluruh murid Hogwarts tahu berita tersebut. Belum lagi bukti menunjukkan bahwa muka selebritis penyihir ternama itu sedang tidak dalam kondisi baik baik saja. Keningnya dibalut perban, bibir nya tertinggal bekas darah sedikit, juga rambut nya yang biasa ditata rapi sekarang terlihat sangat berantakan. Wajah Lockhart menjadi tontonan murid murid Hogwarts saat acara makan malam berlangsung.Dan karena itulah disini Raelyn sekarang, di ruangan Professor Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam. Membalas surat surat cinta dari penggemar penggemar seorang Gilderoy Lockhart. Raelyn bahkan harus meninggalkan detensi nya dengan Snape karena hal ini. Semoga saja dia tidak marah.
"Professor apakah masih banyak yang harus saya kerjakan?" tanya Raelyn memelas. Tangannya sudah pegal sekali membalas surat surat itu. Setidaknya ia masih punya cukup waktu untuk ke ruangan Snape menjalankan detensinya.
"Ah tentu masih banyak Nona! Lihat bahkan isi lemari sebelah sana belum kau bongkar!" ucapnya sambil menunjuk lemari di pojok ruangan.
Raelyn menghela nafas gusar. Padahal tangan Lockhart baik baik saja. Tetapi mengapa ia menyuruh Raelyn membalas surat surat dari penggemarnya. Jika saja bukan karena Professor McGonagall yang menyuruh nya, ia pasti tidak akan mau seperti ini.
"Ah nak! Aku tahu apa yang kau pikirkan!" ucapnya menatap Raelyn dengan senyuman hangatnya. Raelyn menatapnya penuh bingar di matanya, ia harap Professornya itu membiarkan ia kembali ke asramanya. Namun,
"Aku tahu kau sangat ingin berada di dekatku, karena kau pengagum rahasiaku! Tapi jangan pikirkan rencana gila lagi jika kau ingin berada di dekatku! Cukup katakan 'Professor biarkan saya membantu Anda membalas surat surat Anda lagi'. Dan tentu aku akan langsung mengijinkan mu bersamaku lagi seperti ini!" ucapnya dengan senyum lebarnya lagi.
Demi Merlin! Raelyn kesal sekarang! Dirinya sudah lelah, tangannya sudah hampir mati rasa karena terus memegang pena bulu. Dan Lockhart bisa dengan santainya mengucapkan kalimat yang sangat bodoh itu di depannya.
Raelyn langsung bangkit dari kursinya, mengucapkan 'selamat malam' kepada Lockhart dan meninggalkan ruangan itu. Ia tak peduli Lockhart masih terus berteriak teriak memanggilnya suruh kembali. Persetanan dengan semua itu! Mending potong saja poinku daripada terus duduk seperti kelinci manis didepan seorang idiot.
Raelyn menelusuri lorong gelap dengan tongkat sihirnya yang mengeluarkan mantra 'Lumos'. Sebenernya Raelyn sungguh takut sendirian seperti ini. Kenangan buruk tentang orang tuanya dan kegelapan seperti ini seakan menghantui jalannya. Tenang Raelyn! Kau pemberani!
Baru saja berucap begitu, ia merasakan ada yang sedang berjalan di dekatnya. Raelyn panas dingin, tangannya mulai gemetar takut. Tetapi ia masih memaksakan untuk berdiri kuat,
"Siapa itu!" ucapnya sambil mengarahkan tongkatnya.Namun bukannya menjawab kini orang itu sudah tepat di depan muka Raelyn. Raelyn kaget bukan main, ia tahu itu adalah Argus Filch sang penjaga sekolah dengan banyak jerawat dimukanya. Tetapi kenangan buruk tentang ibunya dan ayahnya membuatnya tak kuat menopang badan. Ia terduduk sambil terisak, memori ia baru saja dipukul oleh orang tuanya seperti diperlihatkan kembali di depan matanya, membuatnya gemetar takut.
"Dad! Mom! Raelyn tak salah!" ucapnya dengan suara bergetar.
Baru saja Filch ingin memarahinya karena ia mengira Raelyn hanya pura pura, sama seperti anak anak lain yang ketangkap basah berkeliaran saat malam. Snape sudah tiba disana, ia menatap Raelyn yang sedang terduduk memegangi lutut sambil terisak.
"Argus, tak apa ini biar urusanku!" ucap Snape datar secara tak langsung menyuruh penjaga sekolah tersebut pergi.
"Baiklah Severus!" ucapnya lalu memadang tajam Raelyn sekilas. Ia pun berlalu kembali ber patroli.
Snape pun merendahkan badannya sambil memandang Raelyn yang masih terisak. Raelyn tak tahu ada Snape karena wajahnya ditenggelamkan di kedua lututnya yang sedang ia peluk.
"Raelyn" ucap Snape lembut sambil menyingkirkan rambut Raelyn dari wajahnya. Bahkan Snape pun tak menyadari kini sudah memanggil nama depan Raelyn bukan nama belakangnya.
"Professor? hiks hiks" ucap Raelyn di sela tangisnya mulai menatap Professor nya.
"Kau tak apa hm?" ucap Snape lembut lagi lagi tak seperti biasanya. Entah kemana ucapan sarkas, dingin, dan datar yang ia punya saat ini.
"Ta-takut" ucap Raelyn mencicit pelan. Tak yakin Snape bisa mendengarnya juga.
"Tenanglah, ayo akan kuantar kau kembali ke asrama" ucap Snape sambil mengulurkan tangannya kepada gadis itu membantunya berdiri. Raelyn membalas uluran tangan tersebut dan ia berdiri di sebelah Snape.
Raelyn memadang Snape yang kini sedang berjalan di sebelahnya. Raelyn tak mengerti ada sesuatu yang baru saat ia bersama Snape. Ia hanya berharap semoga Snape selalu mengulurkan tangannya ketika ia sedang terpuruk, sedang jatuh, atau sedang dalam keadaan yang benar benar rapuh. Kini ia benar benar sudah tergantung pada pria dewasa di sampingnya.
"Jangan menatapku seperti itu Dixie!" ucap Snape kembali dalam mode awal. Raelyn hanya tersenyum manis mendengarnya.
"T-terimakasih Professor, kau sudah menyelamatkan hidupku dua kali!" ucap Raelyn sedikit terisak kepada Snape.
"Tak usah berlebihan Dixie! Menaruh kepercayaan berlebihan kepada siapapun adalah suatu perbuatan bunuh diri perlahan!" ucap Snape datar.
"Tak apa! Saya sudah terlanjur sangat mempercayai Anda di hidup saya Professor! Bahkan jika itu adalah bunuh diri tercepat saya!" ucap Raelyn menatap Snape tulus.
Snape terdiam membeku, otaknya mencerna kata kata yang telah dilemparkan gadis itu kepadanya. Tak ada yang benar benar mempercayainya, bahkan Dumbledore saja masih mempertanyakan ke-loyalan nya.Tetapi gadis di sebelahnya ini begitu mudah mempercayai nya. Tanpa perlu ia melakukan segala hal dengan susah payah. Snape mulai menyadarkan pikirannya, tak ingin berpikir lebih jauh yang akan membuat hidupnya mungkin lebih susah.
"Mengapa kau tidak menjalankan detensimu hm? Pura pura lupa atau apa?" ucap Snape datar.
"Professor McGonagall menghukum saya karena telah membuat onar kepada Professor Lockhart pagi tadi. Ia menyuruh saya membantu membalas surat surat dari penggemar Professor Lockhart sehabis makan malam. Tetapi saya tidak benar benar membantu, emm karena Professor Lockhart melemparkan semua surat suratnya kepada saya dan ia hanya melihat saya tanpa melakukan apapun!" ucap Raelyn menggebu gebu dengan sisa rasa kesalnya kepada guru barunya tersebut.
"Tidak berniat meminta izin dahulu karena meninggalkan detensi eoh?" ucap Snape sarkas.
"Saya tidak sempat Professor sungguh! Saya langsung ditarik Professor McGonagall untuk langsung ke ruangan Lockhart!" ucap Raelyn jujur.
Snape hanya mengedikan bahu acuh sebagai balasan. Lalu meninggalkan gadis itu tanpa sepatah kata saat tiba di pintu asrama Gryffindor.
"SELAMAT MALAM PROFESSOR! SEMOGA MIMPI INDAH!" teriak Raelyn saat Snape sudah berlalu jauh meninggalkannya. Mustahil pria itu mendengarnya. Dan Raelyn langsung masuk ke asramanya.
Raelyn tidak mengetahui, kalau Snape sedang terkekeh kecil di jalannya mendengar gadis tersebut berteriak teriak mengatakan 'semoga mimpi indah'.
"Gadis aneh!" batin Snape sambil tersenyum miring.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Part nya alay ya? Tadi nya panjang bgt tp aku bikin jd 2 chapter aja deh heheh. Makasih udah mo baca! Klo author mood, abis ini update lagi hihi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My HalfBlood Prince
Ficción GeneralIni bukan kisah Harry Potter atau Kau-Tahu-Siapa. Ini hanyalah sepenggal kisah antara karakter favorit saya, Severus Tobias Snape dengan gadis kecil bernama Raelyn Chadd Dixie. Kisah yang saya buat murni hasil imajinasi saya yang sangat mengidolakan...