"Sev, aku ingin itu!" minta sang wanita pada kekasihnya saat melewati toko permen.
Sang pria tersenyum kecil, ia merogoh saku jubahnya mengeluarkan beberapa koin emas untuk membayar permen permintaan sang kekasih.
"Trims, Sev!" ucap sang wanita sambil bergelendot manja di lengan pria.
"As you wish, honey." balas sang pria lalu mengecup bibir sang kekasih cepat.
Sepasang kekasih itu kini tengah menikmati musim panas mereka di Diagon Alley, tak ada yang tahu jika semua ini hanya kebohongan belaka yang begitu awet sampai sekarang.
"Aku lapar, Sev." ucap Isabeth memanyunkan bibirnya.
Snape terkekeh kecil, "Ayo kita makan, selepas itu aku akan mengantarkan mu pulang. Hari sudah mulai gelap."
"Aku tidak mau pulang!" balasnya merajuk.
"Lalu?"
"Kita menginap di Leaky Couldron saja!"
Snape tak membantah, ia mengangguk kecil mengiyakan permintaan kekasihnya.
***
"Bersenang senang, Severus?" ucap seorang laki laki sambil menggendong kucing kesayangannya.
Snape menghentikan langkahnya, ia berbalik menatap staff Hogwarts dengan tatapan datarnya.
"Dumbledore menunggumu di ruangannya, sejak kemarin." ucap Filch kembali.
Snape mengangguk mengerti, ia melangkahkan kakinya menuju ruang kepala sekolah tanpa sepatah katapun lagi.
***
"Kau memanggilku, Albus?"
Seseorang berkacamata bulan sabit separuh, mengalihkan pandangannya dari surat surat yang berserakan di mejanya, ia menatap Snape dalam.
"Kau pulang ke Spinner's End kemarin, Severus?"
"Tidak, aku di Leaky Couldron bersama Isabeth." balas Snape datar.
Dumbledore menghela nafasnya gusar, "Kau masih berhubungan dengannya?"
Snape menatapnya tidak suka oleh kalimatnya barusan, "Tentu saja!"
Dumbledore beranjak bangun dari kursinya, ia mendekati Snape.
"Aku tidak percaya jika ramuan itu akan benar benar sekuat ini, serta imperius yang cukup mengesankan." ucap Dumbledore sambil memainkan jenggot putihnya.
Snape menaikkan alisnya bingung, "Apa maksud-arrgh!"
Kalimat Snape terpotong ketika sebuah mantra yang diluncurkan dari tongkat Dumbledore tiba tiba menyerang dadanya. Entah apa yang pria tua itu lakukan, tapi mantra ini menimbulkan rasa sakit yang mendalam di semua organ tubuhnya.
Snape terduduk lemas di lantai, ia menatap Dumbledore dengan tanda tanya besar, sambil memijat pelipisnya yang terasa pening. Mantra itu membuat kepalanya seakan terantuk batu besar.
"Albus? Ada apa ini?"
Dumbledore mendekati posisi Snape, ia membantu Snape untuk duduk disofa panjangnya.
"Kenapa aku disini? Mana Isabeth?"
Dumbledore menatap mata Snape, "Kau benar-benar tidak ingat semuanya, Anakku?"
Snape menggeleng lemah, "Tidak, Apa yang---RAELYN!" seru Snape seketika.
"Aku harus kembali ke Hogsmeade! Gadisku masih bersama siswa Durmstrang itu!" sentak Snape kesal beranjak bangun, namun Dumbledore sudah menghentikan nya lebih dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My HalfBlood Prince
Ficção GeralIni bukan kisah Harry Potter atau Kau-Tahu-Siapa. Ini hanyalah sepenggal kisah antara karakter favorit saya, Severus Tobias Snape dengan gadis kecil bernama Raelyn Chadd Dixie. Kisah yang saya buat murni hasil imajinasi saya yang sangat mengidolakan...