Bulan demi bulan berganti, tak terasa musim dingin pun kian mengusai. Hogwarts masih terasa aman, tentu karena masih berada dalam pengawasan Dumbledore. Walaupun beberapa waktu silam, terdengar kabar Sirius Black yang berhasil masuk ke area sekolah. Membuat guru dan staf sama pusingnya dengan Dumbledore karena harus mengamankan anak anak agar tetap berada dalam jangkauan.
Ujian pun sudah berlangsung beberapa hari yang lalu. Tentu semuanya sudah berjalan dengan lancar, karena Raelyn pintar di berbagai mata pelajaran. Tetapi tetap saja Ramuan yang terburuk. Ya, memang karena Raelyn masih tidak belajar sampai hari itu, jangan salahkan dia. Setidaknya, dia masih lebih baik saat esai. Hoho.
Saat ini sudah hampir tengah malam, murid murid Hogwarts tentu sedang asyik bergelung di bawah selimut nya, bersenang ria di alam mimpinya. Tanpa menyadari, tiga teman sepantaran mereka sedang mengalami hal mengejutkan yang sama setiap tahunnya.
Raelyn memeluk guling nya posesif, bermimpi menikah bersama pangeran, membuat air dari mulutnya tak terbendung membasahi bantalnya. Sesekali ia tersenyum sendiri, ah sungguh dia adalah remaja paling halu sedunia.
Tetapi, tiba tiba ia terbangun, jantung nya berdetak lebih cepat. Pikirannya kalut, terpatri oleh satu orang.
Severus Snape.
Raelyn mengacak rambutnya kesal, apa apaan sih ini! Mengapa aku tertarik bangun tiba tiba? Lalu Raelyn menyadari satu hal, inti sihirnya berdenyut, memaksanya menemui Snape. Raelyn memutar arah kepalanya, melihat jam yang berada di samping nakasnya.
Bloody Hell! Jam sebelas malam?
Raelyn menghela nafas gusar, berusaha mengenyahkan beberapa hal negatif tentang keadaan Snape yang tak berhenti memenuhi isi pikirannya. Pembodohan! Mungkin ini hanya perasaanku saja! Snape pasti akan baik baik saja di kasurnya bukan? Raelyn mencoba kembali menidurkan dirinya. Tak peduli keringat di pelipisnya tak berhenti mengucur sedari tadi saat ia bangun.
Tetapi bukannya dapat tertidur tenang seperti tadi, hatinya kembali berdenyut tak seperti biasanya. Firasat buruk tentang Snape semakin memenuhi rongga kepalanya. Inti sihirnya memang tak bisa bohong. Snape dalam bahaya!
Raelyn bangun tergesa gesa, mengambil tongkat sihirnya, dan jubah Gryffindor nya yang tergantung di lemari. Keluar dari kamarnya, tak peduli ia akan ditangkap Filch atau Kepala Asramanya. Ini semua salah Snape, karena membuatnya tak bisa tertidur tenang!
*****
Raelyn berjalan cepat, entah kemana langkah kakinya membawanya. Ia tak bisa menyalakan mantra Lumos karena Filch akan menangkap nya lebih mudah.
Lalu ia menyadari satu hal, bahwa ia sudah berada di luar kastil, angin malam berhembus kencang menusuk kulitnya. Tapi ia tak bisa mementingkan hal tersebut, kejadian di depan matanya membuatnya ingin kembali ke tempat tidurnya sekarang.
Bagaimana tidak? Dibawah sinar bulan purnama penuh, kejadian diluar nalarnya berlangsung nyentrik, PROFESSOR LUPIN SEDANG BERUBAH MENJADI MANUSIA SERIGALA! MANUSIA SERIGALA! BENAR BENAR MANUSIA SERIGALAA!
Demi jenggot Merlin! Raelyn ingin pingsan detik ini juga, dia tidak kalah takut dengan Harry, Ron dan Hermione yang berada di hadapan Lupin yang sedang di tahan oleh seseorang. Tetapi setidaknya Raelyn masih berada jauh dari mereka. Ia mencoba berpikir jernih. Satu hal yang harus ia lakukan adalah pergi dari sana, melaporkan hal ini kepada Dumbledore. Ya itu!
Tetapi apa daya, kakinya terasa seperti jelly kali ini. Ia hanya diam membeku melihat kejadian di depan matanya. Hingga seseorang yang membuatnya sampai kesini, terlihat keluar dari Dedalu Perkasa. Ia Mencekram baju Harry. Raelyn tidak mendengar apa yang Snape ucapkan. Tak lama kemudian, Snape baru menyadari ada bahaya di dekatnya. Ia langsung melindungi Harry, Ron dan Hermione di balik punggung tegapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My HalfBlood Prince
General FictionIni bukan kisah Harry Potter atau Kau-Tahu-Siapa. Ini hanyalah sepenggal kisah antara karakter favorit saya, Severus Tobias Snape dengan gadis kecil bernama Raelyn Chadd Dixie. Kisah yang saya buat murni hasil imajinasi saya yang sangat mengidolakan...