Semua karakter murni milik J.K Rowling, tidak ada keinginan meniru atau mendapat untung. Mungkin aku hanya merubah sedikit jalan cerita ges biar sesuai ama jalan cerita aku. Makasih! Jangan lupa vote+komen
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Esok paginya, walau hari ini akhir pekan yang artinya Hogwarts tak ada kelas apapun, Raelyn tetap bangun pagi seperti biasanya. Ia sungguh nyaman bila tidur di Hogwarts, beda saat musim panas di rumahnya. Hogwarts saat akhir pekan juga akan lebih santai, sarapan kapanpun yang kita inginkan. Juga melakukan apa pun yang penting masih di area sekolah.
Seperti saat ini, ia sedang membaca buku 'Occlumency' yang Snape berikan tempo lalu. Ia membaca di lorong terbuka Hogwarts, yang langsung melihat ke arah lapangan Quidditch. Kebanyakan anak anak didekatnya saat ini sedang berkumpul bersama teman temannya entah itu se asrama atau beda asrama. Malah tak sedikit yang sedang berpacaran di kursi kanan kiri Raelyn. Raelyn tak peduli yang penting mereka bisa tenang dan tak mengganggu nya.
Tadinya Raelyn ingin meminta Fred dan George untuk menemani nya tetapi mereka berdua sedang bersiap siap untuk latihan Quidditch. Lalu ingin meminta Aland, tetapi ia menyadari Aland sedang sibuk mengerjakan tugasnya atau mengejar nilai yang tertinggal mengingat ia sudah tahun ke-6. Lalu Tom, ah pasti dia juga sedang sibuk belajar, Ravenclaw tak ada hari libur bukan? Sedangkan Jen, ia pasti masih bergelung di bawah selimutnya. Jadinya Raelyn hanya sendiri saat ini, sambil memakai walkman nya di kupingnya.
Raelyn kini sudah hampir 3/4 buku, namun ada sesuatu yang menarik perhatiannya. Di lapangan Quidditch ada tim Slytherin dan tim Gryffindor yang sepertinya akan bersiap siap untuk bertarung mungkin? Walaupun sangat jauh dari tempat duduknya, ia bisa merasakan aura permusuhan diantara keduanya.
"Kurasa mereka tak berduel untuk bertanding, melainkan berduel untuk memperebutkan lapangan" tebak hati Raelyn. Raelyn mempunyai keistimewaan baru yaitu bisa membaca situasi, kini ia melihat mereka sudah mengacungkan tongkat sihir masing masing. Dan sepertinya makin panas, tetapi Raelyn mencoba tidak peduli hingga suara seseorang mengusik ketenangannya.
"Tak ada yang meminta pendapat mu Mudblood!" ucap seseorang dari sana. Raelyn tahu ia tak salah dengar, walaupun beradius meter disana. Raelyn mengepalkan tangannya, ia tahu bukan ia yang sedang dihina. Toh lagipula dia halfblood.
Tapi Raelyn mengingat seseorang, ibunya. Ibunya sering sekali dihina seperti itu oleh ayahnya. Mudblood atau Darah Kotor adalah sesuatu yang sangat menyakitkan bila di dengar oleh penyihir berdarah Muggle. Dan biasanya yang menghina adalah seorang Pureblood yang sangat gila oleh kemurnian darah seorang penyihir.
Lalu tiba tiba, Ron terlempar dari sana mengeluarkan sesuatu dari mulutnya. Entahlah, "kurasa ia baru saja melemparkan mantra dan mantranya berbalik arah ke dirinya sendiri" tebak Raelyn lagi.
Ron langsung dibawa oleh Hermione dan Harry menjauh dari kerumunan tersebut.
Raelyn sudah tak tahan akan sifat Slytherin yang semena mena, ia menjetikkan jarinya dan tiba diantara dua tim Quidditch tersebut. Mereka semua terkejut bukan main, tiba tiba ada Raelyn di depannya. Tapi Raelyn tak peduli, ia hanya fokus pada satu orang.
"Hai! Aku Raelyn Chadd Dixie! Bisakah bersalaman denganmu, Malfoy?" ucap Raelyn tersenyum miring, sambil mengulurkan tangan tanda minta salaman.
"Dixie?" ucap anak berambut pirang, Raelyn yakin Malfoy itu pasti tahu keluarga Dixie.
"Untuk apa eoh? Jika kau mau bergabung dengan kami, kau harus masuk Slytherin!" ucap anak tersebut menunjukan senyum liciknya khas Slytherin.
"Tentu! Aku tadinya hampir masuk Slytherin! Tapi tak ada yang mau menemaniku jadinya aku masuk Gryffindor!" ucap Raelyn pura pura sedih, lalu ia menambahkan "Ayo salaman dulu denganku! Anggap saja tanda kita berteman!" ucap Raelyn menggebu gebu minta salaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
My HalfBlood Prince
General FictionIni bukan kisah Harry Potter atau Kau-Tahu-Siapa. Ini hanyalah sepenggal kisah antara karakter favorit saya, Severus Tobias Snape dengan gadis kecil bernama Raelyn Chadd Dixie. Kisah yang saya buat murni hasil imajinasi saya yang sangat mengidolakan...