Hogwarts terlihat sepi pagi ini, tentu saja. Semua siswa sudah kembali ke rumah pertama mereka. (Sebutan jika mereka menganggap Hogwarts adalah rumah kedua mereka) Merayakan malam Natal bersama orang orang tercinta di rumah mereka masing masing. Tentu tidak dengan Raelyn, tahun ini adalah natal pertamanya di Hogwarts.
Jika kalian bertanya mengapa ia tidak pulang ke nerakanya, tentu saja karena ayah dan ibunya sudah bercerai setahun lalu. Dan ia tidak ingin menangis sendirian disana pada malam natal. Walaupun ia tidak janji malam ini tidak akan menangis, tetapi setidaknya ada beberapa manusia yang menganggap nya hidup. Ada professor-professornya, jangan sebut Snape! Dia tidak termasuk dalam hitungan! Dan yah, ada Harry dan beberapa teman asramanya yang tetap tinggal di Hogwarts.
Si kembar Weasley sudah menyarankan agar ia bermalam Natal bersama keluarga tersebut. Tetapi Raelyn menolaknya halus, ia masih seperti orang asing bagi keluarga Weasley. Ia juga tidak ingin mengganggu keharmonisan keluarga tersebut.
Balik lagi ke Raelyn, ia menikmati hidangan penutup nya sambil membaca buku sejarah sihir yang di senderkan ke keranjang buah didepannya. Tak lama kemudian Carl datang dan menaruh surat di sebelah Raelyn.
Raelyn mengusap halus burung hantunya, sesekali melemparkan beberapa kacang yang teraur di meja. Ia menatap suratnya, dari baunya saja ia tahu jika ini dari ibunya. Ibunya memang tak pernah lagi mengirim surat sejak saat itu. Dan ini pertama kalinya, ia menetralkan nafasnya, semoga sihirnya bisa ia kendalikan sekarang.
Raelyn Chadd Dixie.
Mengapa kau tidak pulang ke rumah saat natal hah? Aku sudah menunggumu seharian kemarin di depan komplek, dan bagaimana mungkin ternyata kau tidak pulang? Bukankah Mom sudah bilang, kau harus mengambil surat tanah itu saat natal! Jangan coba coba melupakan itu Raelyn! Atau perlu Mom ke Hogwarts memintamu kepada Dumbledore? Balas suratku!
Mom.Raelyn termenung sejenak, tidak! ia tidak emosi. Ia masih mencoba menelah kata per kata dalam surat tersebut. Tak ada ucapan selamat Natalkah?
"Raelyn," ucap Harry tiba tiba yang sudah berada di samping Raelyn. Raelyn menatapnya, lalu Harry menunjuk surat tersebut. Raelyn bingung, dan kemudian ia tersadar. Surat tersebut sudah gosong dibagian yang ia pegang. Ia segera melipatnya asal dan memasukannya ke kantong hoodie nya. Lalu ia melihat sekitar, syukurlah tak ada yang lihat.
"Maaf Harry, kurasa kau selalu berada di dekat ku saat aku sedang seperti itu." ucap Raelyn sekilas.
"Tak apa, kecelakaan sihir itu normal. Aku pernah merasakannya!" ucap Harry. Raelyn mengangguk mengiyakan.
"Mengapa kau tetap tinggal saat Natal, Raelyn?" tanya bocah berkacamata tersebut.
"Well, aku tak tahu harus pulang kemana. Tak ada rumah yang bisa disebut rumah. Just same like to you, Harry" ucap Raelyn tersenyum miring. Harry hanya tersenyum menanggapinya, menepuk bahu Raelyn pelan.
"Yah, kurasa kita bisa menjadi partner yang baik selama Natal ini!" ucap Harry hangat.
"Yes Mr. Potter!" ucap Raelyn terkikik pelan.
****
Raelyn terbangun dari tidurnya karena tepukan pelan di pipi kanannya. Ia membuka matanya dan melihat Kepala Asramanya sedang duduk di kasurnya sambil menatap Raelyn. Ia segera mendudukan diri.
"Miss. Dixie! Aku tidak akan membiarkanmu tidur nyenyak sebelum kau memakan makan malammu!" ucap nyaring McGonagall. Raelyn mengerjap ngerjapkan matanya berusaha keras mengumpulkan nyawanya.
"Astaga, untungnya ini adalah malam Natal, dan tak banyak siswa yang harus kuurus. Hingga akhirnya aku bisa mengetahui kau melewatkan makan malammu. Aku harap ini pertama dan terakhir kalinya kau melewatkan makan malam!" ucap McGonagall lalu beranjak pergi dari kamar Raelyn.
KAMU SEDANG MEMBACA
My HalfBlood Prince
General FictionIni bukan kisah Harry Potter atau Kau-Tahu-Siapa. Ini hanyalah sepenggal kisah antara karakter favorit saya, Severus Tobias Snape dengan gadis kecil bernama Raelyn Chadd Dixie. Kisah yang saya buat murni hasil imajinasi saya yang sangat mengidolakan...