Raelyn terbangun dari tidur nyenyaknya. Hal pertama yang ia lihat adalah ruangan asing dengan meja didepannya. Lalu segera ia menemukan potongan ingatan terakhirnya, Bloody Hell! Bukankah terakhir kali ia ketiduran saat interogasi berlangsung. Dan saat itu ia tertidur di bahu Harry, ya bahu Harry! Tetapi, ketika ia menengokan kepalanya ke arah samping, seseorang disebelahnya membuatnya ingin gantung diri saat itu juga.
"OH GODRIC! HARRY BERUBAH JADI SNAPE?" pekik Raelyn terkejut.
Sedangkan pria disampingnya hanya mengelus dadanya sabar karena terkejut oleh teriakannya, sambil memutar kedua bola matanya malas. Ekspresi gadis disampingnya terlalu berlebihan, itu mengganggu nya membaca buku.
"Tidak usah berteriak, bodoh!" sarkasnya. Masih tidak mengalihkan pandangannya dari buku yang ia baca. Seakan akan buku itu lebih menarik dari wajah cantik gadis di sampingnya.
Raelyn terhenyak sedikit, lalu mengatur mimik wajahnya.
"Dimana Harry, Hermione dan Ron? Mengapa tidak ada yang membangunkanku sama sekali? Mengapa aku ditinggal disini? Sudah berapa lama aku tertidur?" tanyanya berturut turut.
"Ck, tidak bisakah satu satu?" balas Snape kecut, tapi dia menambahkan kembali, "Aku tidak tahu kemana teman teman berkepala kosongmu itu. Mereka sudah membangunkanmu, kau saja yang tertidur seperti orang mati. Dan kau sudah tertidur lebih dari tiga jam." ucap Snape setengah berbohong.
Tetapi Raelyn percaya begitu saja, hingga tiba tiba dahinya mengerut dan mulai menatap Snape dengan pandangan curiga.
"Tapi mengapa aku jadi bersandar di bahumu? Maksudku, tadi aku bersandar di bahu Harry bukan?" tanya Raelyn meminta penjelasan.
Snape sedikit salah tingkah, ayolah dia tidak mungkin bilang, bahwa dia cemburu kepada Potter, dan membuat dirinya harus merasakan posisi yang sama juga, yang tadi dialami Potter.
"Aku tidak menerima pertanyaan apapun lagi. Sekarang kembali ke asramamu, dan sehabis makan malam pergi kembali ke sini untuk menjalankan detensimu." balas Snape cuek.
"Detensi apanya? Aku tidak melakukan apapun kemarin! Dan lagipula kau tidak bisa menghukumku! McGonnagal lah yang seharusnya memberikannya!" teriak Raelyn kesal.
Snape menutup buku tebal nya kasar sampai berbunyi, lalu beralih menatap gadis disamping nya. Tatapan mata hitam Snape membuat Raelyn sedikit salah tingkah.
Snape mencondongkan badannya ke arah Raelyn tiba tiba. Membuat gadis dihadapannya harus menahan nafasnya karena wajah Snape berada di jarak kurang dari tiga puluh sentimeter. Jantung Raelyn mulai berdetak lebih kencang dari biasanya.
Snape menyeringai kecil, "Kau yakin tidak melakukan apapun kemarin malam?"Bibir Raelyn terlalu kelu untuk menjawab, ia seakan akan telah terhipnotis oleh tatapan mata Snape. Pria itu dengan lembut menyingkirkan rambut Raelyn ke belakang telinganya. Badan nya semakin lama semakin dicodongkan, dan itu kian mengikis jarak diantara mereka.
"Bagaimana? Apa kau masih tetap yakin dengan pendirian mu?"
Raelyn memejamkan matanya entah kenapa saat dirasa wajah Snape hanya tinggal berjarak dua sentimeter darinya. Bahkan deru nafas pria tersebut sudah ia rasakan menyapu wajahnya.
Snape menahan tawanya melihat gadis dihadapannya sedang memejamkan matanya rapat rapat, sebenarnya apa yang ia harapkan huh--? Ia mengulum senyumnya, lalu meniup wajah di hadapan nya kasar.
Raelyn terbelak, ia menatap Snape dengan pandangan tidak percaya sekaligus malu. Wajahnya sudah seperti kepiting rebus, ia sepertinya harus menggantung dirinya sekarang juga.
![](https://img.wattpad.com/cover/223215060-288-k310516.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My HalfBlood Prince
General FictionIni bukan kisah Harry Potter atau Kau-Tahu-Siapa. Ini hanyalah sepenggal kisah antara karakter favorit saya, Severus Tobias Snape dengan gadis kecil bernama Raelyn Chadd Dixie. Kisah yang saya buat murni hasil imajinasi saya yang sangat mengidolakan...